DTM Part 22

11K 1.3K 86
                                    


"Casey..."
Rery perlahan mendekati pemuda itu, dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh bahu Casey dan meremasnya perlahan sebagai isyarat jika Rery merasa simpati padanya.

"Ini tidak masuk akal, bagai mana ini bisa terjadi padaku...?
Lalu...lalu kenapa Aland menyembunyikan hal sebesar ini dari ku...?"
Suara tangisan Casey semakin menjadi, dia terguncang.
Pemuda itu merasa begitu terpukul atas kenyataan yang dia hadapi sekarang.

Bagai mana bisa dirinya hamil sedangkan dirinya adalah seorang pria, dan kenapa juga Aland hanya diam saja dan tidak mengatakan apa-apa padanya.
Dirinya merasa di bohongi, di hianati dan di tipu habis-habisan oleh kekasihnya.

"Tenangkan dirimu Casey, semua akan baik-baik saja"
Ucap Rery sembari memeluk Casey.
"Aland pasti punya alasan kenapa dia menyembunyikan hal itu dari mu"

Mata Casey melebar, alasan konyol apa yang di maksud Rery.
Tetap saja dia tidak bisa terima Aland menyembunyikan hal seperti ini dari dirinya.
"Aku akan mencari perhitungan dengan nya..."
Casey mendorong tubuh Rery perlahan.
Pemuda itu mengusap air matanya dan segera berjalan dengan cepat.

Pemuda itu merasa marah, dadanya bergemuruh dengan hebat.
Casey terus berjalan menuju jalan besar sedangkan Rery sekuat tenaga mencoba mengejar untuk menenangkan pemuda itu.

"Casey, jangan seperti ini...ingat kau sedang hamil...!"
Hardik Rery begitu pemuda itu bisa meraih tangan Casey dan dengan cepat Casey menepisnya.

"Persetan dengan bayi ini...!!!
Aku akan membunuhnya...
Tapi sebelum itu akan ku bunuh ayahnya terlebih dulu..."

Rery mendesah lemah kala melihat sorot kebencian terpancar begitu kuat dari kedua bola mata pemuda itu.
Air mata Casey terlihat masih bercucuran menandakan dia benar-benar tidak mampu membendung gejolak emosi yang menguasai hatinya.

"Apa yang kau katakan Casey...???
Kenapa kau tega berkata begitu...?"

Casey mendesah keras sekali, pemuda itu berjongkok di depan Rery sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia putus asa.
"Aland yang tega padaku, bagaimana bedebah itu bisa menyembunyikan hal seperti ini dari ku..."
Casey menangis tersedu-sedu dengan wajah yang kian menunduk, mereka sudah tidak perduli pada pandangan orang-orang yang berlalu lalang melewati mereka.
Mengingat saat ini keduanya berada di trotoar jalan.

Rery perlahan meraih tubuh Casey, dia memeluk dan menarik tubuh pemuda itu agar kembali berdiri.
"Ayo kita pulang agar kau bisa menenangkan dirimu..."

Dengan tubuh lemas Casey mengangguk pelan, akhirnya dia menuruti ucapan Rery.







*******








Lathan membuka pintu kala pintu apartemennya diketuk.
Pria itu terkejut melihat kondisi Casey  yang berantakan.
Dia beralih memandang Rery, tapi kekasihnya itu meletakkan jari telunjuknya ke bibir sebagai isyarat agar ia tidak bertanya apa-apa dulu padanya.

"Duduklah di sofa, akan ku buatkan minuman hangat untuk mu"
Pinta Rery yang masih merengkuh tubuh Casey sambil mengiringinya menuju ke sofa.
Begitu pemuda itu duduk di sana,
Rery segera menarik lengan Lathan dan mengajak pria itu untuk ikut serta berjalan menuju dapur.

"Apa ada masalah...?"

Rery mendesah, pemuda itu tampak kalut.
Dia mendesah sekali lagi sebelum menjawab pertanyaan Lathan.
"Ini gawat, Casey tau dia sedang hamil"
Ujat Rery sembari memandang haru ke arah Lathan.

"Dari mana dia tau...??"
Tanya Lathan yang terkejut dengan berita itu.

"Tadi saat kami di taman, kami tidak sengaja bertemu dengan sahabat Casey, dia yang memberitahu dia soal kehamilannya..."

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang