DTM Part 21

11.6K 1.4K 140
                                    


Lind memandang Casey dengan senyum lebar memghiasi wajahnya begitu keduanya melepas pelukan mereka.
Dia tidak habis fikir bagaimana mereka berdua bisa tidak sengaja bertemu di kota itu.

"Ehem...!!''
Rery berdehem untuk membuat perhatian dari Casey beralih kepadanya.

"Oh iya, kenalkan ini teman ku"

Lind menoleh ke arah Rery, pemuda tampan itu memperlihatkan senyum manisnya.
"Salam kenal, aku Lind"
Dia mengulurkan tangannya dan tanpa ragu Rery menjabat tangan itu.

"Hai, panggil saja aku Rery"

Lind mengangguk sembari melepas jabat tangannya.
Dan kembali memandang Casey yang berdiri tegak di hadapannya.
"Bagaimana kabar mu, apa kau baik-baik saja...?"

"Kau bisa lihat sendiri, aku sangat baik"

"Bagus kalau begitu, rasanya aku sedikit khawatir padamu"

Casey mendaratkan pukulan pelan ke bahu Lind.
"Kalau kau khawatir pada ku harusnya kau jangan tinggalkan distrik Timur"

Ucapan Casey barusan membuat mata Rery melebar, pemuda itu kini tau laki-laki yang berdiri di depannya adalah salah satu penghuni dari wilayah yang selalu bermusuhan dengan wilayah yang di pimpin Lathan.

Melihat raut wajah Rery, Casey jadi menyadari sesuatu.
Dia sempat lupa jikalau Rery adalah kekasih Lathan yang bisa jadi sasaran empuk bagi Lind.
Walaupun bagi Casey tidak akan mungkin Lind bisa melakukan hal keji pada Rery demi balas dendam pada Lathan.
"Maaf Rery, bisakah kau antarkan topi ini pada Leo, sebelum mereka pergi jauh"
Pinta Casey sembari meletakkan topi rajut yang di pegangnya ke atas tangan Rery.

Rery terdiam sesaat tapi kala melihat kerlingan mata Casey dia mengerti jika pemuda itu memintanya untuk segera pergi dari sana untuk kebaikannya juga.

Walaupun agak ragu, tapi Rery akhirnya mengangguk dan segera  beranjak dari tempat itu sembari membawa topi milik Leo.

"Teman mu mau kemana...?"
Tanya Lind yang melihat Rery pergi.

"Tadi ada balita bernama Leo yang tidak sengaja meninggalkan topinya di sini.
Itu sebabnya aku minta teman ku untuk mengembalikannya"

Lind mengangguk tanda mengerti, pemuda itu perlahan berjalan menuju ke bangku taman dan duduk di sana sembari memegangi buku yang tadi di bawanya.
Matanya menatap Casey penuh arti, dia menghela nafas panjang.
"Aku bahagia sekali, karena bisa bertemu dengan mu di sini"

Casey tertawa menanggapi ucapan Lind barusan, pemuda itu berjalan mendekati Lind dan duduk di samping pemuda itu.
"Dari dulu sejak pertama kita kenal kau memang sudah perasa.
Aku juga senang bisa bertemu dengan mu, apa kau tinggal tidak jauh dari sini...?"

"Iya, begitulah...
Apartemen ku ada di samping gedung pemerintahan di samping kiri  perempatan lampu merah.
Datanglah kesana kalau kau mau, kau juga boleh menginap"

"Terima kasih, lain kali aku akan mampir ke tempat mu"

Lind mengguk, dia melirik ke arah Casey yang entah kenapa pemuda itu makin terlihat tampan dari sebelumnya.
"Bagai mana kabar Mr. Aland, aku cukup kaget saat mendengar kalian memutuskan untuk pergi dari Distrik"

"Kau dengar kabar dari siapa...?"

"Ayahku"
Jawab Lind singkat.

"Oh"
Casey mendesah lemah, dia memperlihatkan senyum kecil di sudut bibir tipisnya.

"Ayah sedikit kecewa saat Mr. Aland memutuskan pergi dari distrik.
Karena ayah merasa jika Mr. Aland sudah meninggalkan kewajibannya untuk memimpin di sana.
Tapi mau bagai mana lagi, saat mengingat kondisi mu, aku malah merasa keputusan Mr. Aland adalah sesuatu yang tepat"

Don't Touch Me (Selesai) BOOK 2 From SBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang