-2-

1.4K 95 3
                                    

Pagi hari di IHS48 -INTERNATIONAL HIGH-SCHOOL 48- sudah banyak murid yang hadir di sana. Ada yang bermain basket atau futsal di lapangan atau sekadar duduk di pinggirnya, ada yang sarapan di kantin, dan juga ada yang memilih diam di kelas seperti Vino yang sudah sejak kapan berada di sekolah. Vino hanya duduk sambil membaca komik yang ia bawa ke sekolah.

"Wey udah dateng aja lu," tegur Dyo yang baru datang lalu menaruh tasnya di atas meja kemudian duduk di bangkunya.

Vino menoleh ke kanan sebentar lalu melanjutkan kembali membaca komiknya. "Eh lu, Yo. Ada apa?"

"Gak ada apa-apa. Si Jinan sama Boby kemana? Ada tasnya gak ada orangnya?" tanya Dyo saat melihat meja di depannya sudah ada tas milik temannya.

"Lagi ke kantin mereka berdua. Katanya sih lupa sarapan," jawab Vino sambil menutup komiknya lalu menyodorkan ke Dyo. "Mau baca, Yo?"

"Gak deh Vin, eh lu mau kemana?" tanya Dyo saat melihat Vino memasukan komiknya ke dalam tas lalu berdiri.

"Ke toilet," jawab Vino. "Mau ikut lu?"

Dyo menggeleng sambil mengeluarkan ponselnya.

Saat Vino baru saja keluar kelas, ia langsung menabrak Shani yang membuat Shani langsung jatuh terduduk dan meringis.

"Awww..." ringis Shani saat bokong mendarat dengan keras ke lantai.

Saat melihat siapa yang menabraknya, Shani langsung berdiri dan menatap Vino dengan tatapan kesal.

"Lu gak punya mata apa kalo jalan?!" tanya Shani dengan kesalnya.

"Kalo gue gak punya mata berarti gue buta. Lagian gue gak liat lu mau masuk kelas soalnya lu gak ngasih tau. Dah ah gue mau pergi, lagi males ngeladenin lu, bye!" Vino lalu berjalan pergi meninggalkan Shani yang kesal.

"Ih... Ngeselin banget sih," gerutu Shani.

Shani menghela nafas kasar lalu berjalan masuk ke dalam kelas. Tak jauh dari kelas 11-1, Ikha yang berjalan bersama Cindy menuju kelas sempat melihat Shani dan Vino berantem sebentar di depan pintu kelas.

"Kenapa, Kha?" tanya Cindy saat melihat Ikha mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu Shani berantem lagi sama murid pindahan di kelas kita. Eh tapi namanya siapa itu?" tanya Ikha lupa dengan nama Vino.

"Si Vino maksud lu. Oh tadi mereka berantem?" tanya Cindy yang kebetulan tidak melihat Shani dan Vino berantem.

"Iya, padahal permasalahan mereka sepele tau, Cin. Cuman gara-gara si Vino hampir nabrak Shani di jalan," ucap Ikha yang membuat Cindy heran.

"Lu kok bisa tau gitu dah, Kha? Tapi yang lebih penting kok gue baru tau permasalahan mereka dah?" tanya Cindy dengan hebohnya.

"Wajar lu baru tau, kemaren Shani sama Shania lagi ngobrol, lu malah pake earphone," ucap Ikha memberitahu.

"Oh iya hehe..." Cindy terkekeh sambil menggaruk belakang kepalanya.

Obrolan keduanya langsung terhenti ketika mereka sudah memasuki kelas dan duduk di bangku masing-masing. Tak lama kemudian, Shani masuk ke dalam kelas sambil membawa botol air mineral.

"Shan, kenapa?" tanya Shania saat melihat raut wajah Shani yang terlihat begitu bad mood.

"Gapapa, Shan," jawab Shani yang diakhiri senyum yang terlihat dipaksakan.

Shania lalu duduk di bangkunya dan menaruh botol air di atas meja. "Pasti lu abis berantem sama Vino?" tebak Shania.

Shani mengangguk pelan. "Lagian dia yang mulai kok, Shan. Gue lagi jalan mau masuk ke kelas eh di tabrak sama dia yang lagi keluar kelas."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang