-6-

1.2K 99 5
                                    

Bel pulang berbunyi, dan benar apa yang dikatakan Boby kepada Vino mengenai 2 pelajaran sehabis istirahat tidak ada guru. Selama itu di UKS, Vino ditemani Boby, Jinan dan Dyo.

Setelah bel berbunyi, Vino bersama ketiga temannya itu langsung keluar dari UKS. Saat berjalan di koridor menuju area parkir mobil, banyak yang melihat ke arahnya mengingat kejadian saat istirahat. Tapi Vino menghiraukan itu semua dan terus berjalan menuju parkiran di mana mobilnya terparkir.

Setibanya di mobil, ia langsung membuka pintu kemudi lalu masuk dan duduk sembari menunggu adiknya datang. Dinyalakannya music player untuk menghilangkan kejenuhan menunggu adiknya.

Tok... tok... tok...

Kaca mobilnya diketuk seseorang dari luar yang membuat Vino menoleh. Dilihatnya Okta berdiri di luar, ia lalu menurunkan kaca mobilnya.

"Ada apa, Ta? Kenapa gak masuk mobil?" tanya Vino.

"Gini Bang, gue mau maen ke rumah temen. Mau ngerjain tugas," jawab Okta memberitahu Vino.

"Oh, terus lu nanti mau dijemput gue gak?" tanya Vino lagi.

"Gak deh, Bang. Nanti dianter temen pulangnya." Okta lalu berjalan pergi menuju mobil temannya.

Setelah Okta menjauh, Vino langsung menaikan kaca mobil kemudian menstater mesin mobilnya. Lalu ia memasang seat belt.

Setelah seat belt terpasang, Vino langsung mengoper gigi untuk mundurkan mobilnya beberapa meter dari posisi parkir. Setelah dirasa cukup, Vino langsung mengoper gigi untuk maju dan melajukan mobilnya keluar area sekolah.

Baru saja mobilnya keluar area sekolah, Vino melihat Shani berdiri di halte dekat sekolah. Vino merasa heran kenapa Shani berdiri di sana, apa gadis itu tidak membawa mobil ke sekolah. Lalu Vino melajukan mobilnya dan langsung berhenti tepat di depan Shani.

Shani yang sedang berdiri di halte menunggu taksi melihat mobil yang ia tau pemiliknya berhenti di depannya. Dilihatnya Vino turun dari mobil dan berjalan ke arahnya.

"Hai, Shan," sapa Vino tersenyum.

"Hai juga, Vin," balas Shani juga tersenyum.

"Mau gue anter gak?" tawar Vino yang sudah berdiri di hadapan Shani.

"Mmm... gak usah deh, Vin. Ngerepotin lu nanti. Gue naik taksi aja," tolak Shani dengan halus.

"Gak ngerepotin kok, Shan. Lagian gue juga mau nanya sesuatu ke lu di jalan," ucap Vino sambil membuka pintu samping mobilnya.

Shani pun menyetujui ajakan Vino dengan masuk ke mobil Vino. Setelah Shani masuk dan duduk di dalam, Vino menutup pintu mobil kemudian berjalan memutar menuju pintu kemudi dan menjalankan mobil.

Selama perjalanan menuju rumah Shani, keduanya hanya diam tidak membuka mulut dan hanya musik yang terdengar dari music player.

"Mmm... Vin, katanya lu mau nanya sesuatu. Mau nanya apa?" tanya Shani memecah keheningan.

"Lu gapapa soal yang tadi?" tanya Vino.

"Gapapa kok. Gue udah gak sedih lagi," jawab Shani. "Itu masih sakit?"

Vino mengangguk. "Ya gitu deh, ngilu-ngilu gimana gitu. Ini juga ngomong masih kerasa ngilu," ucap Vino sambil memegang pipinya yang lebam.

Ting!

Tiba-tiba saja ponsel Shani berbunyi. Segera Shani mengeluarkan ponselnya dari saku jaket yang ia kenakan dan melihat ada chat masuk dari mamanya.

Setelah membaca isi chat tersebut, Shani hanya menghela nafas dan memasukan ponselya kembali ke jaket. Vino yang sedang menyetir sempat melirik sebentar saat Shani menghela nafas.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang