-11-

1K 73 1
                                    

Liburan Vino, Shani dan teman-teman sudah selesai beberapa minggu lalu. Dan kini mereka semua kecuali Gracia dan Okta langsung fokus pada latihan voli karena 2 hari lagi tim voli sekolah putra dan putri akan bertanding pada babak semifinal.

Setelah momen Vino dan Shani jadian di Seoul Plaza, City Hall waktu itu, keduanya makin dekat dan menghabiskan liburan di Korea hanya berdua. Dari berkunjung ke Nami Island hingga tujuan terakhir Seoul Tower yang di sana mereka memasang gembok cinta.

Di pinggir lapangan terlihat tim putri yang dikapteni Shania sedang menonton tim putra yang berlatih simulasi game. Vino yang punya skill unik bergabung dengan 5 pemain pelapis yang terdiri dari 5 murid kelas 10 melawan Julian, Boby, Jinan, Dyo, Naoki dan Chanzio.

"25-5," ucap Ikha setelah mencatat skor set 1.

"Gile, tim Vino unggul jauh banget." Frieska berdecak kagum dan tidak menyangka Vino dan tim pelapis bisa unggul jauh bahkan telak lawan tim utama.

Di dalam lapangan kedua kapten tim mengevaluasi permainan pada set 1 pada para anggotanya. Khususnya untuk Vino memotivasi rekan-rekan setimnya yang semuanya kelas 1.

"Pokoknya kaya tadi ya, untuk defend gue harap kalian bisa fokus karena mereka pasti bakal maksain dapet point entah dari taktik mereka atau kesalahan kita. Ngerti?" ucap Vino panjang lebar.

"Ngerti, Kak," jawab kelima adik kelas Vino.

Pritttttt

Kedua tim langsung menempati posisi masing-masing dengan servis akan dilakukan tim Julian. Di tim Julian yang akan melakukan servis adalah Dyo.

Dyo memantul-mantulkan bola ke lapangan sambil menunggu peluit dengan membidik arah servisnya. Ia berharap jauh dari jangkauan Vino karena dari 5 point yang didapat timnya itu 5 servis diantisipasi Vino.

Harapan tinggalah harapan saat bola sudah Dyo servis ternyata mengarah ke Vino yang berada di posisi 2 dan secara cepat tim Vino mendapat point berkat spike keras Vino yang gagal diblok dan dicegah memantul ke lapangan.

Kini tim Vino yang akan melakukan servis dan yang akan melakukannya adalah Vino sendiri. Setelah peluit berbunyi dan membidik target, Vino dengan langkah santai langsung menservis bola yang mengarah ke Boby.

Boby yang bersiap mengantisipasi terkejut karena tiba-tiba saja bola berubah arah ke arah Naoki yang tidak siap menerima servis dan tim Vino langsung mendapat poin kedua setelah Naoki salah mengantisipasi servis Vino.

Setelah itu pertandingan makin seru bahkan sedikit memanas walau hanya simulasi. Tim Vino begitu mendominasi walau bukan Vino pendulang poin. Pertandingan simulasi pun berakhir dengan skor 3-0 yang terdiri 21-5, 21-8, 21-10.

Shani yang melihat pacarnya kelelahan di pinggir lapangan langsung menghampiri dengan membawakan botol minum dan handuk.

"Kamu capek banget ya," ucap Shani sambil memberikan botol minum dan handuk kecil.

"Iya, tapi ini gak seberapa saat aku masih jadi trainee," ucap Vino sambil menerima botol minum dan handuk.

"Kayanya kita tunda dulu deh jalannya," ucap Shani yang melihat wajah Vino yang terlihat lelah dan kaos yang dikenakan basah seperti diguyur air hujan.

Rencananya mereka berdua akan jalan ke mall untuk membeli sebuah buku yang sebenarnya Shani yang ingin lalu diteruskan menonton sebuah film.

"Kenapa?" Vino memandang heran sambil mengelap keringat di leher.

"Kamu tadi 'kan kerja keras banget bahkan sampe jatoh-jatohan kaya mau punya adik lagi. Kita tunda ya, besok atau lusa," jawab Shani menjelaskan karena tidak mau Vino yang sekarang sudah capek tambah capek.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang