-15-

1K 78 1
                                    

Beberapa hari berlalu, Shani menjalani aktivitas seperti biasa walau dirinya masih merasa sedih karena Vino tidak ada di dekatnya saat ini. Bukan karena sang pacar tinggal jauh, tetapi sang pacar sedang koma di rumah akibat kecelakaan menurut hasil olah tkp pihak kepolisian. Sejak pertama kali Shani melihat Vino di rumah sakit, hanya satu pintanya pada tuhan adalah Vino cepat sadar dari komanya.

Di kampusnya banyak teman-teman mahasiswa-mahasiswi baik yang sudah saling kenal atau hanya tahu namanya merasa kasihan dengan Shani karena baru 1 hari merasakan kebahagian, esoknya harus merasakan kesedihan yang entah kapan berakhir.

Sekarang ini Shani sedang berada di sebuah coffee shop yang letaknya tidak jauh dari kampus. Rencananya Shani akan menjenguk Vino di rumah sakit, tetapi karena cuaca sedang hujan deras membuatnya harus menunda sebentar.

Secangkir cappuccino dan sepotong cheese cake jadi temannya kali ini di coffe shop sambil melihat keluar jendela air hujan yang turun dengan derasnya membasahi jalan dan deretan kendaraan yang terparkir di depan coffe shop.

"Permisi boleh aku duduk di sini? Meja yang lain penuh."

Seorang perempuan yang tangannya membawa nampan yang di atasnya ada segelas minuman dan sepotong kue datang menghampiri meja Shani.

Shani yang tengah asyik melihat keluar langsung menoleh ke si perempuan. Shani dan si perempuan itu terkejut saat saling tukar pandangan. Setelah keterkejutannya itu, Shani mempersilahkan perempuan itu duduk.

Perempuan itu menaruh nampan di atas meja lalu mengulurkan tangannya pada Shani. "Sebelumnya kenalin aku Rani."

Shani membalas uluran tangan perempuan bernama Rani. "Aku Shani."

Setelah saling berkenalan, baik Shani dan Rani langsung akrab. Berbagai pertanyaan mereka tanyakan dan obrolkan sambil menikmati segelas minuman hangat.

"Kalo boleh aku tahu, kamu lagi ada masalah ya?" tanya Rani yang melihat ekspresi dan tatapan mata Shani.

"Iya, pacarku kena musibah. Sekarang dia sedang koma," jawab Shani lirih dengan menundukan kepala.

"Maaf, jika pertanyaanku menyinggung perasaanmu," ucap Rani tak enak hati baru saja mengenal Shani sudah menanyakan permasalahan seseorang.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Setidaknya kamu udah ngehibur dan menemani aku saat ini." Shani tersenyum tipis dan tidak mempersalahkan pertanyaan Rani barusan.

"Okay, terus habis ini kamu mau jenguk pacar kamu?"

"Iya, tapi nunggu hujannya sedikit reda." Shani melihat keluar jendela yang mana hujan masih turun dengan deras dan belum ada tanda-tanda reda.

"Oh. Ya udah, Shan, aku pergi dulu ya, ada urusan takut telat," ucap Rani seraya berdiri dari duduknya dan bersiap pergi.

"Tunggu, Ran. Boleh aku minta kontakmu? Siapa tau aku bisa curhat atau ngobrol sama kamu lagi?" tanya Shani.

Rani mengangguk lalu menyebutkan kontaknya pada Shani yang mengetik semua yang diucapkan Rani di ponselnya.

"Udah aku save dan kirim kontakku lewat WA," ucap Shani memberitahu lalu memasukan ponselnya ke tasnya.

"Oke. Ya udah, aku pergi dulu ya." Rani tersenyum dan langsung pergi.

Setelah Rani keluar, Shani melihat Rani lewat jendela sedang berlari menuju sebuah mobil yang terparkir di luar. Setelah mobil Rani menghilang dari parkiran, Shani menghela nafas lalu meminum cappucinonya yang mulai mendingin.

Tidak lama kemudian hujan di luar mulai sedikit mereda. Melihat itu Shani langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu untuk keluar.

Begitu keluar dari coffe shop, Shani langsung berlari menuju mobilnya di tempat parkir. Sesudah masuk ke dalam mobil, Shani langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang