-4- Vino Pov

1.1K 93 0
                                    

Vino pov

Huuffftt begini amat ya disuruh berangkat sendiri, mana aku gak tau tuh restoran dimana. Mau nanya orang takutnya lupa lewat mana lewat mana.

Lebih baik aku chat si adik titanku, Okta dimana alamat restoran tersebut.

Me: Ta, alamat restorannya dimana?

Okt(itan)a: searching aja kak di google.

Lah kenapa gak kepikiran ya. Langsung ku buka aplikasi berlogo huruf G warna-warni dan mulai mengetik alamat restoran Believe.

Baru juga aku mau nginjek gas, ponselku yang aku pasang di sebuah tempat khusus ada sebuah notif masuk dari operator.

Sisa kuota anda 0 kb. Silahkan isi ulang kembali.

Lah anjrit, cepet amat habis ya. Eh iya kartu yang aku pake ini 'kan aku beli yang gocengan dan belum keisi kuota. Lebih baik aku nyari konter handphone terdekat untuk ngisi kuota internet.

Setelah menemukan konter handphone segera saja ku berhentikan mobil dan turun berkalan menuju konter.

"Bang, isi kuota," ucapku pada penjaga konter yang kulihat lagi menunduk memainkan ponselnya.

Saat mengangkat kepalanya, aku terkejut ternyata penjaga konternya adalah Dyo.

"Eh lu, Vin. Isi kuota berapa?" tanyanya.

"10GB aja yang ×××," jawabku.

"Yaudah lu tulis nomer lu di sini. Gue tau lu lagi buru-buru, 'kan?" Dyo menyodorkan buku yang biasa diisi nomer pelanggan untuk isi ulang kuota atau pulsa.

Segera aku menyalin nomerku ke buku itu sambil melihat nomorku di ponsel karena aku belum hafal. "Eh Yo, lu kerja di sini apa ini konter punya lu?" tanyaku.

"Punya gue lah, lihat aja Aum Cellular. By the way, lu mau kemana? rapi bener," tanya Dyo saat melihat penampilanku.

"Ini gue ada acara keluarga. Eh gue malah ditinggal bonyok dan adek gue. Jadinya gue bawa mobil sendiri," jawabku sambil mengembalikan buku ke Dyo yang sudah kutulis nomorku.

Segera Dyo mulai mengetik nomerku pada ponsel jadul khusus. Aku tidak tau kode apa yang orang-orang konter ketik kalo ada pembeli yang isi ulang kuota atau pulsa. Tak lama kemudian ponselku berbunyi, kulihat nomorku sudah terisi kuota.

"Yaudah, Yo. Gue pergi dulu ya," pamitku.

"Iya hati-hati, Vin," ucapnya.

Aku segera kembali ke mobil dan mulai menjalankan mobilku dengan mengikuti arah gps. Terkadang gps itu sok tau, masa bisa tau jarak kita sama belokan pertama itu misalnya 50 meter.

Setelah sekian lama diperjalanan akhirnya aku sampai di restoran Believe. Setelah memarkir mobil, aku langsung turun dan mulai berjalan masuk ke restoran. Dimana ya mereka duduk?

Setelah celingak-celinguk mencari ke sana-ke mari, akhirnya aku melihat kedua orang tuaku, Okta dan juga keluarga teman Papa. Lalu aku berjalan menuju meja mereka.

"Assalamualaikum, maaf ya lama." ucapku ke mereka.

Mereka semua kemudian menoleh ke arahku. Namun aku terkejut saat melihat Shani yang sama terkejutnya melihatku.

"Lu?" ucap kami berdua bersamaan. Ternyata Shani adalah anaknya temen Papa.

"Kalian udah saling kenal?" tanya ibu Shani padaku.

"Shani sekelas sama dia, Ma" jawab Shani dengan ekspresi datar.

"Oh begitu, kenalin nama saya Tio. Terus ini istri saya, namanya Dira dan ini kamu udah kenal kan pasti." teman Papa memperkenalkan dirinya dan istrinya kepadaku. Kalo Shani sih diriku sudah tau.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang