Duapuluh Salapan, Raung-Perjalanan

63 8 1
                                    

Hari yang di tunggu akhirnya tiba,  hari dimana perjalanan mendaki terindah akan segera dimulai. Segala persiapan fisik, peralatan, logistik segala macam sudah siap.

Kembali pada alam dan menikmatinya
Kembali pada alam dan terus bersyukur
Kembali pada alam  dan perjalanan  yg akan membawa pada pengalaman baru

♥♥♥♥...

Aku dan ayah memulai perjalan dari stasiun Kiaracondong Bandung. Dengan diantar Mama dan Dirga.
Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu karena gunung yang akan aku daki adalah salah satu gunung yang termasuk kedalam mimpi ku dan kebetulan ayah ku sendiri yang mengajaknya.

♥♥♥♥...

Setelah cukup lama duduk di dalam kereta api akhirnya aku dan ayah telah tiba di stasiun Lempuyangan Jogja, disini kami transit sebelum kereta api pukul tujuh pagi akan membawa kami melanjutkan perjalanan menuju stasiun kalibaru.

“Yah, rubby laper nih”

“Sama bby” jawab ayah singkat

“cari makan yuk yah"

“ayok”

Akhirnya aku dan ayah bergegas keluar dari stasiun Lempuyangan untuk mencari makan dan akhirnya kita makan di warteg depan stasiun Lempuyangan.

“Yah, jalan-jalan dulu yuk ke Tugu Jogja, kereta api kan masih lama dan ini masih jam empat pagi.”

“ayok deh byy, ayah juga kangen sama Kopi Joss atau kopi arang khas Yogyakarta di sepanjang jalan Malioboro, rasanya ayah udah lama gak minum kopi joss”

“hahaha, bilang aja kali yah kalau emang pengin ngopi jangan banyak bahasa
apalagi pake kangen-kangenan segala.”

“hahahahaha, dasar anaknya ibu Mira, tengil banget, percis deh”.

Sepanjang jalan aku sangat menikmati kota ini, terlebih kota ini tidak terlalu ramai ketika subuh, hanya ada aku dan ayah yang sangat menikmati kota Jogja ini.
Akhirnya aku dan ayah sudah di dalam kereta api dan akan melanjutkan perjalanan panjang menuju stasiun Kalibaru di Banyuwangi.
Tak banyak hal yang dapat aku dan ayah lakukan di dalam kereta selain ngobrol dan tidur.

♥♥♥♥....

Sebenarnya kita bisa lebih cepat sampai menuju Kalibaru dengan menggunakan transportasi pesawat dari Bandung menuju Surabaya dan di lanjutkan menggunakan kereta api dari Surabaya menuju stasiun Kalibaru tapi ayah menyarankan untuk menggunakan kereta api karena biar kita benar-benar merasakan manfaat petualangan yang akan kita lakukkan. Selain itu kita bisa bertukar informasi dari sesama penumpang di dalam kereta. Meski sangat lelah bagiku ini perjalanan yang sangat menyenangkan.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan dengat total waktu dua puluh jam lebih empat puluh sembilan menit, kami tiba di stasiun tujuan Kalibaru dimana setiap pendaki yang berhenti di stasiun ini sudah di pastikan, dia akan pergi mendaki gunung Raung.

Tak perlu waktu lama untuk mencari transportasi menuju basecamp bu Soeto, karena di depan stasiun kalibaru selalu ada ojek yang standby di depan stasiun dan para pengemudi ojek sudah paham akan mengantarkan kita menuju rumah bu Soeto sebagai titik awal pendakian menuju gunung Raung.

°°°°°°°°°°°°°°°°°♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥°°°°°°°°°°°°°°°°°

Gunung Raung Merupakan gunung berapi aktif ,  yg mempunyai Kaldera terbesar ke dua setelah Gunung Tambora.
Gunung Raung memiliki ketinggian Tiga Ribu Tiga Ratus Empat Puluh Empat Meter di atas permukaan laut.
Gunung ini merupakan dambaan para pendaki karena keistimewaan jalur menuju puncaknya. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak Tujuh Belas, Puncak Tusuk Gigi, dan Puncak yg tertinggi adalah Puncak Sejati.
Untuk mendaki Gunung Raung, para pendaki wajib mempunyai skill dalam manajemen air, tali-temali, dan teknik panjat tebing.
Gunung Raung ibaratkan Strata dua pada pendidikan dan jika Gunung Raung menjadi S Dua-nya para pendaki maka S Tiga-nya adalah puncak Cartenz Pyramid di Papua.

Mengenai pendakian ke gunung Raung, kita diwajibkan untuk memakai jasa Giude agar pendakian gunung kita lebih safety dengan orang yang memahami medan serta situasi dan kondisi, gunung Raung sendiri memiliki sembilan camp pendakian.
Dan dianjurkan pula untuk pendaki yang ingin mendaki gunung Raung agar menggunakan jasa ojek sampai camp satu agar lebih pleksible dalam waktu dan untuk manjeman air sendiri, satu orang pendaki wajib membawa air tujuh sampai sembilan liter namun dengan kemajuan zaman kita tidak perlu khawatir dalam memikirkan manajen air tersebut karena disana sudah ada porter yang siap untuk membawakan air. Kita cukup, siapkan membawa uang lebih menyewa jasa porter dan jika kita ingin membawa air sendiri, baiknya menggunakan metode penanaman air antara camp tiga dan empat.
Dan untuk pendakian gunung Raung sendiri biasanya dilakukan dalam waktu empat hari tiga malam.  Titik camping terakhir biasanya terdapat di camp tujuh, untuk prepare terakhir menuju puncak sejati.

♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔♔

Write:
Bandung, 20 April 2018
Nonni Rahayu

Jingga♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang