Melamar...

1.1K 39 6
                                    

Batz membawa nae ke tempat bawah pohon...

Batz duduk bersandar dan menghela nafas pelan.
Nae duduk di samping batz.
Batz melihat nae yg terlihat lemas dan pucat akibat abis menangis...

"Sini..." ucap batz tersenyum menyuruh nae duduk di pangkuannya
Nae yg merasa di perlakukan manis hanya menurut.
Nae duduk di pangkuan batz mereka saling pandang.

"Maafkan aku...sungguh!" Ucap batz yg merasa bersalah
Nae hanya diam namun tak lepas dari pandanganya

"Silahkan kau marahiku. Hukum aku. tampar aku. Caci aku dan..." ucapan batz terpotong dengan ciuman nae. Nae melumat bibir bawah batz bergantian bbr atas.
Batz membalasnya tangan nae melingkar di leher batz tangan batz melingkar di pinggang nae. ciuman mereka makin panas.
Desahan mulai terdengar dari mulut keduanya.

Setelah di rasa puas, nae melepaskan ciumanya dan memandangi wajah polos batz.

"Aku sangat merindukanmu" ucap nae sendu kemudian menenggelamkan wajahnya di dada batz
batz mengusap rambut nae dan mencium pucuk kepalanya.

"ketakutanku sangat besar untuk kehilnganmu...andai kejadian tadi benar sperti yg aku kira, mungkin saat ini aku sudah bunuh diri" ucap batz sambil merasakan hangatnya tubuh nae

"Knapa kau menyerang danau dengan pistolmu?" Ucap nae yg menurutnya aneh namun ia masih nyungsep di dada batz

"Aku tidak bisa mengendalikan emosiku danaulah yg jadi sasaranya" ucap batz tersenyum tipis mengingat kebodohanya ituh

"Tapi si danau tidak bersalah, kasihan dianya"

"Dari pada kau yg menjadi sasaran emosiku?"

"Aku rela mati di dalam rangka emosimu. Itu bukti bahwa kau cinta terakhirku dan cintaku sampai mati padamu...dan setelah aku mati kau jangan menyesal dan menangis di depanku saat aku sudah tak bernyawa"
Batz sedikit merinding mendengar kalimat nae yg menurutnya takut.

"Ko diam sajah" ucap nae dan mendongak

"Aku sedang membayangkan apa yg kau ucapkan barusan" jawab batz menatap lekat

Nae acuh dan kembali meluk batz. Keduanya saling merasakan kehangatan dan kebahagiaan yg selama ini hampir padam.

Nae yg inget sesuatu langsung bangun dari pelukan batz...
Batz hanya memperhatikan nae gimana dia.

Nae mengambil sesuatu dari saku jeansnya.

"Sayang, ini punya kamu bukan?" Tanya nae menatap batz dan memperlihatkan kotak kecil

Batz sedikit menghindari pandangan nae karna itu memang cincin yg ia buang.

"Ko bisa ada di kamu" ucap batz mengusap ppi nae

"Tadi pas aku mau mengejarmu aku nemu ini di dekat bunga yg potnya pecah"

"Maafkan aku potmu aku pecahin"

"Sudah...itu tidak masalah, nih.." nae memberikan kotak pada batz. Batz mengambilnya

"Naee...?" Panggil batz sambil memainkan kotak tersebut

"Iyaa" jawab nae memainkan ujung rambut batz

"Sbenernya cincin ini buat melamar kamu, tadinya aku ingin mengajakmu ke suatu tempat tapi kejadianya lain" ucap batz lesu dengan ekpresi manja

Nae yg mendengar *lamar* matanya beringhas

"Hah...melamar?" Sahut nae seolah tak percaya

"Iya...kamu tidak mau aku lamar?" Ucap batz polos membuat nae gemas namun ia menahan diri dan tidak ingin memotong perkataan batz

"Apa kau serius?"

"Apa kau tidak bisa melihat mataku yg menatapmu penuh ke sungguhan?"

"Inilah yg aku tunggu2 dari kita masih kuliah juga" ucap nae tersenyum

"Hah😕😕😐"

"Iya aku ingin kita segera menikah supaya kita tetap bersama" nae mulai merengek

"Kebelet?"

"Jangan sampai kebelet disini, jauh ke toilet" jawab nae singkat

Naebatz saling tatap dan tersenyum.

"Naee..." panggil batz santai

"Iyaaaa" jawab nae ikut santai

"Kita sekarang di sini di bawah pohon besar lihatlah, daunnya pada sepoy2 mereka tertawa ria melihat kita yg sedang bahagia. Dengan di saksikan oleh sang danau yg luas taman yg indah bunga2 melihat kita..biarlah mereka yg menjadi saksi bahwa aku phichyaphakh batz akan melamar kamu naenae suthatta" ucap batz lantang
Nae sangat bahagia dengan kalimat batz yg akan melamarnya  tapi di sisi lain nae merasa aneh dengan kalimat di bawah pohon.

"Sayang...hari ini aku melamarmu...apa kamu mau menjadi istri aku? Sampai aku mendapatkan nafas terakhirku kau akan slalu setia mendampingiku" ucap batz sambil menggenggam kedua tangan nae dan penuh harap.
Tidak harus memberi waktu lama nae menjawabnya.

"Iya..aku mau dan siap segalanya. Semoga aku bisa menjadi istri yg kau inginkan" jawab nae tersenyum bahagia dan terharu

Batz tersenyum semuringah kemudian batz memasangkan sebuah cincin di jari nae membuat hati nae seakan terbang tinggi.
Batz mencium punggung tangan nae dengan lembut.

*ya tuhan...semoga di pohon besar ini tidak ada kuntilanak dan melihatku di lamar batz,takutnya dia mengganggu rumah tangga kami nanti* batin nae bicara sendiri

"Sayaaaangggg" panggil batz dengan nada tinggi

Nae kaget dan replek ia menampar batz *plak*

"Aw!....sayang kamu knapa?" Tanya batz heran

"Aduhh sayang maaf...maaf aku kira kuntilanak" jawab nae sibuk memgusap2 ppi batz yg di tamparnya

"Hah..kintilanak" batz heran

"Tidak sayang..aku hanya bercanda"

"lagian kamu knapa bengong. Aku panggil diam sajah. apa kau tidak suka aku lamar disini?"

"Haa..suka sekali...suka sekali sayang. Suka bangett malah" jawab nae kikuk

"Hah..kamu ini..yasudah abis ini kita mau kemana?" Tanya batz sambil merpaihkan rambut nae

"Apa kau tidak merindukanku?"

"Sangatt.."

"Aku ingin..."

"Dimana?"

"Kita sama2 membawa mobil...bagaimana klo di rumahku sajah" ucap nae menaikan satu alisnya

Batz hanya senyum malu2 namun di balik senyum malu itu penuh arti dan tanda kemauan.

Naebatz yg sudan punya rencana kan menghabiskan waktu malam ini. Selagi di beri waktu luang dan sempat mereka tidak ingin waktu luang menjadi sia2. Berniat melepas kerinduan yg menggebu dalam hati yg menyiksa batin.
Akhirnya naenae dan batz menuju ke rumah nae dengan menggunakan mobil masing-masing...
Tapi sayang. Ketika mereka masih di perjalanan tiba-tiba....⤵⤵

CINTA YANG TERHALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang