Aku menaiki kereta layang transparan yang melaju dengan sangat cepat. Meski ada rasa cemas sekaligus ngeri ketika melihat permukaan tanah yang terpaut jarak ratusan meter dari atas sini, aku tak dapat memungkiri bahwa diriku menikmati keindahan panorama dari ketinggian. Enggan rasanya memandang wajah pasukan klan api yang menatapku dingin, seakan aku adalah musuh yang nyata.
“Kita sudah sampai. Pergilah ke kerajaan klan air jika membutuhkan bantuan,” kata salah seorang dari mereka ketika kereta layang yang kutumpangi hampir menyentuh permukaan tanah.
“Terima kasih. Tolong sampaikan pada Putri Nancy bahwa aku tidak bermaksud menghianatinya, aku membaca novel itu hanya ingin mencari tahu bagaimana cara kembali ke dunia nyata,” kataku datar.
Mereka hanya mengangguk. Tak beberapa lama setelah itu kereta itu kembali melesat di udara, menyisakan diriku yang terasing di tempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
~*~
Genangan air membasuh kakiku di sepanjang perjalanan menuju ke kerajaan –terasa sejuk. Ternyata perjalananku tak sia-sia.
Tepat di depanku menjulang kerajaan klan air dengan arsitektur yang unik. Memang bentuknya seperti kerajaan pada umumnya, tetapi kerajaan ini beda dari yang lain dari segi materi penyusunnya. Bagian dindingnya yang sepertinya dilapisi air tampak berkilau tatkala terpapar cahaya mentari. Sungguh menakjubkan!
Dua penjaga berada di pintu masuk, mengawasi setiap gerak-gerik setiap orang –tak terkecuali aku.“Maaf, aku harus bertemu penguasa negeri air. Ada hal penting yang harus kusampaikan padanya,” kataku.
“Untuk sementara ini kerajaan klan air mengalami kekosongan takhta. Hanya penasehat yang tinggal di kerajaan.”
“Dapatkah aku bertemu dengannya? Aku memiliki rencana untuk menyelamatkan Putri Lucy!”
“Kau mengenal Putri Lucy?” tanya salah seorang dari mereka heran.
“Percayalah padaku, pertemukan aku dengan sang penasehat!”
Mereka saling tatap untuk beberapa detik –mempertimbangkan.“Ayo lah… aku tak punya banyak waktu. Putri Lucy dalam bahaya,” desakku seraya menggenggam erat novel yang kubungkus dalam kain putih.
“Baiklah!” akhirnya mereka pasrah, meski terdengar nada keterpaksaan dalam intonasi suaranya.
Pintu gerbang terbuka. Lagi-lagi segala sesuatu yang berhubungan dengan air menyambutku.
Di depanku, air mancur yang menyemburkan airnya tampak berkilauan terbias sinar matahari tatkala pintu gerbang dibuka. Beberapa tetes percikan air mengenai tubuhku –terasa sejuk tak terkira.“Apakah benar, kau tahu cara untuk membebaskan Putri Lucy?” tanya sang penasihat ketika aku sudah menghadapnya.
“Sebenarnya aku belum mengetahui secara pasti bagaimana membebaskannya. Tapi mungkin alur cerita dalam novel ini dapat memberi petunjuk?” ucapku seraya mengeluarkan novel dari dalam bungkusan kain putih, kemudian menyerahkan padanya.
Ia meraih novel yang kuberikan dan mematutnya cukup lama, hingga ia mengangkat pembicaraan.
“Aku sepertinya pernah mengetahui novel ini puluhan tahun lalu. Seorang sastrawan terkemuka dari klan air yang telah mengarang Novel Perseteruan Dua Klan ini,” tutur sang penasehat.
“Apakah kau pernah membacanya?” tanyaku antusias.
“Belum sempat. Karena setelah novel ini usai dikarang olehnya, ia tiba-tiba meninggal secara misterius. Dan novel yang telah ia karang berbulan-bulan hilang, entah kemana,” ia terdiam sejenak. “Eh? Bagaimana kau bisa menemukan novel ini?” ucapnya seakan baru menyadari jika barang yang telah lama hilang berada dalam genggamannya.
“Aku menemukannya di perpustakaan kerajaan klan api,” tuturku. Aku sengaja tak mengatakan padanya bahwa novel ini juga ada di "dunia nyata".
“Jadi kau pernah ke negeri api? Apakah Putri Lucy ada di sana?”
“Benar. Kondisinya sangat buruk. Oleh karena itu aku ingin menolongnya.”
“Mengapa kau tertarik untuk membebaskannya?”
“Entahlah. Tapi aku merasa sudah menjadi kewajibanku, karena dalam alur cerita novel ini aku harus menyelamatkannya.”
“Terima kasih kau telah peduli padanya. Andai kau tahu betapa rumit kehidupannya saat ini.”
Aku mengangguk. Meski ia tak menceritakan tentangnya, aku sudah mengetahui cerita mengenai kehidupan Lucy dari novel yang kubaca.“Baiklah. Mari kita membaca bersama-sama novel ini! Kau sudah membacanya sampai halaman berapa?”
Aku tak menjawab. Kuraih novel itu, dan membukanya pada halaman yang terlipat.
~*~
Satu-satunya cara untuk mendamaikan kembali kedua klan yang berseteru adalah dengan menggabungkan liontin milik kedua klan. Liontin Azox, adalah liontin milik leluhur yang terbelah menjadi tiga. Masing-masing liontin yang terbelah dimiliki oleh ketiga klan yang mempunyai kekuatan yang berbeda–klan air, klan api dan klan angin. Perseteruan antara klan air dan klan api membuat klan api menutup diri dan tak memihak di antara keduanya.
“Mengapa ini begitu rumit? Padahal aku baru saja diusir oleh Putri Nancy dari kerajaannya. Bagaimana kita bisa mendapatkan liontinnya?” keluhku pada sang penasihat.
Dia mendesah kecewa. Tetapi ia tetap memandang lekat novel di hadapannya. Membalik sembarang halaman, hingga sudut matanya tertumbuk pada salah satu kalimat.
“Melly, apa kau pernah tersesat di negeri api dan Putri Nancy menolongmu?”
“Benar. Bagaimana kau tahu?”
“Novel ini menyatakan bahwa Putri Nancy sebenarnya memiliki perangai yang baik. Ia tak segan menolong siapa saja, termasuk seseorang yang tak ia kenal.”
“Lalu?”
“Aku telah menemukan ide cemerlang,” ucapnya seraya mengulum senyum penuh kemenangan.
~~~***~~~
Wah, petualangan Melly rupanya semakin seru nih. Jika ingin tahu bagaimana strategi sang Penasihat untuk mendapatkan liontin Azox, nantikan part selanjutnya ya😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ilusi (Hiatus)
FantasyMelly namanya. Seperti kebayakan remaja lainnya, dia belum mengenal jati dirinya yang sesungguhnya. Berawal dari kegemarannya membaca buku di perpustakaan kota, dia "diharuskan" berpetualang megunjugi klan tetangga. Perdamaian keempat klan dipertaru...