Aku termenung dalam dekapan lutut. Bulir air mata membasahi pipiku sedari tadi. Kebahagiaan yang beberapa detik lalu kurasakan seketika sirna tatkala aku menyadari bahwa diriku tersesat di negeri angin.
Karena terlalu terbawa oleh euforiapersaan sedih, aku sampai tak menyadari kehadirang remaja di hadapanku.
"Siapa kau?"
Aku masih terisak -menghiraukan teguran seseorang di hadapanku.
"Aku tak pernah bertemu denganmu sebelumnya," suaranya semakin meninggi.
Aku mendongak, menatap lamat-lamat wajah remaja yang usianya kira-kira tak terpaut jauh berbeda dariku.
"Aku Melly. Namamu siapa?"
"Namaku Airo. Panggil saja pangeran Airo," dia terdiam sejenak untuk mengamati wajahku.
"Sungguh aku tak pernah melihatmu sebelumnya, darimana kau berasal?"
"Aku berasal dari negeri yang amat jauh. Kau tak akan percaya jika kujelaskan sekalipun!" kataku sinis sekaligus pesimis.
"Biar kutebak! Kota tylore, uh-mmm... kota skyland atau... ah, aku yakin pasti kau tinggal di kota flarecife -negeri terjauh di klan angin. Benar, kan tebakanku?" tanya Airo antusias.
Aku menggeleng lemah. Dalam hati aku yakin 'makhluk' sejenis Airo tak akan dapat banyak membantu. Sia-sia!
"Yah! Ternyata dugaanku salah. Atau mungkin, jangan-jangan kau berasal dari klan tetangga!" gumam Airo kurang yakin.
Aku tersentak. Mungkinkah? Atau jangan-jangan aku yang selama ini tak menyadarinya? Dari klan manakah aku berasal? Ah, kenapa semuanya semakin menjadi rumit? Batinku.
"Mengapa kau memiliki dugaan seperti itu?"
"Aku hanya bercanda. Jika kau tidak berasal dari kota-kota di negeri Angin, tidak menutup kemungkinan kau 'makhluk asing', bukan?"
Aku memasang wajah masam. Menyebalkan! Sifat kekanak-kanakannya membuatku ingin berpikir ulang untuk meminta bantuan padanya.
Tapi aku harus bergantung pada siapa lagi? Di klan angin hanya Airo yang kukenal.
"Baiklah! Sekarang aku akan mengatakan yang sejujurnya padamu. Tapi sebelumnya kau harus berjanji padaku untuk mengabulkan apa yang kuminta, karena hanya kamu seorang yang kukenal di negeri antah brantah ini. Setuju?"
"Asalkan tak terlalu menyusahkan!"
"Aku dapat memastikannya."
Akupun segera menjelaskan dari awal hingga akhir ketika aku tiba-tiba tersesat di negeri Angin.Butuh waktu lama untuk menjelaskan padanya, karena dia selalu menyela dibagian-bagian tertentu, misalnya saat aku melewati portal antar klan.
"Kedengarannya seru juga. Sayang sekali bukan aku yang mendapat kesempatan menjelajah antar klan," komentarnya ringan.
"Apa hanya jiwa petualang yang dominan dalam dirimu. Aku curiga, jangan-jangan kau tak merasa cemas sedikitpun mengenai nasib Putri Lucy saat ditawan?" gerutuku sebal.
Bagiku petualangan ini sama sekali tak menyenangkan untuk dikenang.
"Apanya yang harus dicemaskan? Aku bahkan dapat menebak akhir ceritamu semenjak kau pertama kali memulainya." Airo termenung sebentar, "Kau... seseorang yang terpilih untuk mendamaikan kedua klan dan sekarang kau tersesat di negeri angin. Tak salah lagi, kau orangnya! Apakah kau sudah menyadarinya sejak awal?"
"Apanya yang harus kusadari? Dan bagaimana kau dapat menebak -"
"Aku sudah menarik benang merah dari kisahmu. Ayo, kita harus segera ke istana negeri Angin!" seru Airo seraya menggaet lenganku.
Dibelakang kami, sesosok makhluk bertubuh jangkung dengan jubah hitam lusuh menjuntai mengawasi gerak-gerik kami sedari tadi.
Seringai menyeramkan tersimpul di wajah tirusnya saat kami segera melenggang ke arah istana negeri angin. Kenyataan pahit benar-benar telah menanti.
~~~***~~~
Jika penasaran siapa makhluk bertubuh jangkung itu, nantikan part selanjutnya ya 😉
![](https://img.wattpad.com/cover/144914130-288-k485034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ilusi (Hiatus)
FantasíaMelly namanya. Seperti kebayakan remaja lainnya, dia belum mengenal jati dirinya yang sesungguhnya. Berawal dari kegemarannya membaca buku di perpustakaan kota, dia "diharuskan" berpetualang megunjugi klan tetangga. Perdamaian keempat klan dipertaru...