Sebuah Penghianatan

17 5 0
                                    

Kubaca setiap halaman Novel Perseteruan Dua Klan dengan amat teliti. Tak boleh ada satu kalimatpun yang terlewat dari penglihatanku. Tanpa kusadari, aku telah membaca hingga pada bagian putri klan air yang bertemu penyelamatnya untuk pertama kalinya. Sangat persis dengan apa yang kualami beberapa jam yang lalu. Hal ini membuatku semakin meyakini bahwa ramalan itu benar adanya.

Tak dapat kupungkiri, aku harus melaksanakan tugas utamaku ketika berada di sini, apapun yang terjadi.

“Mengapa kau tadi mengendap-endap keluar kamar, Melly?” terdengar suara Nancy yang mengejutkanku.

Segera kusembunyikan novel itu di bawah tumpukan bantal.

“Aku… merasa lapar sehingga terpaksa ke dapur umum untuk mengambil buah apel dan dua potong roti gandum,“ jawabku gugup karena berbohong.

“Tapi… kenapa aku tadi melihatmu berjalan menuju ke lorong bawah tanah. Kau tahu, Aku masih terjaga meski telah larut malam. Aku yakin kamu menyembunyikan sesuatu dariku!” seru Nancy seraya memasang muka masam.

“Mungkin kau salah melihat orang. Ehm, Putri Nancy aku ingin meminum sesuatu. Bolehkah aku mengambil segelas air mineral di dapur umum?” ucapku untuk mengalihkan topik pembicaraaan.

“Mengapa harus repot-repot? Lihat di sudut kamar ada layar monitor, sebutkan saja apa yang kau inginkan maka robot pelayan akan membawa pesananmu!” wajah Nancy masih tampak jengkel.

Aku segera beranjak pergi untuk menghindari instrogasinya yang beruntut.

Ketika tepat berada di depan monitor, segera kusebutkan apa yang kuinginkan, kemudian ajaib! Dalam beberapa detik muncul robot berbentuk manusia seukuran kurcaci keluar dari kotak –yang berada di bagian bawah monitor- dengan membawa segelas coklat panas.

Mungkin ini yang dimaksud oleh Nancy dengan mencuri kecanggihan tekhnologi. Kurasa ini masih sebagian kecil dari keseluruhan. Pantas saja kedua klan ini tak dapat berdamai sejak dahulu kala. Keserakahan atau ambisi yang berlebihan menciptakan jarak yang memisahkan  persaudaraan kedua klan yang bertetangga.

~*~

“APA YANG SEBENARNYA YANG KAU RENCANAKAN? PENGHIANAT!” bentak Nancy padaku.

“Apa yang kau maksud, Putri Nancy?”

“Kini kau tak dapat mengelak, aku menemukan novel ini di bawah tumpukan bantalmu, Melly!” kata Nancy seraya melemparkan novel itu ke arahku.

“Aku bisa menjelaskan ini semua padamu, Putri Nancy. Percayalah padaku…”

“Kau tak perlu menjelaskan lagi, sekarang berkemaslah! Aku akan menyuruh pasukan klan api untuk mengirimmu ke negeri klan air. Bukankah itu yang kau inginkan?” setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Nancy beranjak pergi.

Belum sampai di ambang pintu, tiba-tiba Nancy berbalik dan memungut novel yang tergeletak di lantai dan melemparkannya ke perapian.

“Jangan!” pekikku panik.

“Aku menyesal telah mempercayaimu, Melly. Aku sungguh tak menyangka kau tega melakukan penghianatan padaku. Tidak seharusnya kau menuruti perintah novel dusta itu untuk membebaskan Putri Lucy!” kemudian ia keluar tanpa memandang wajahku yang kebas –khawatir novel itu akan terbakar dan menjadi abu.

Buku itu tak hancur. Setelah aku berhasil menarik keluar novel itu dari perapian, aku merasakan ada kesejukan di bagian covernya. Sepertinya novel ini terlapisi oleh uap air  yang secara otomatis melindungi bagian dalamnya tatkala tersentuh oleh api. Sungguh, untuk kesekian kalinya aku mengagumi kecanggihan tekhnologi negeri antah brantah ini.

~~~***~~~
Jika penasaran bagaimana kisah Melly saat berpindah ke klan lainnya, simak part selanjutnya ya 😉

Dunia Ilusi (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang