1. Tahun Ajaran Baru

320 26 3
                                    

Senin, 24 Juli 2017.

Hari ini hari yang sangat membosankan bagi remaja yang sekarang sedang duduk lemas di bangku kelasnya. Dirinya sedari tadi hanya menatap kosong ke arah jendela seakan menunggu sesuatu.

Di luar jendela, banyak murid-murid yang lewat. Ya, kebanyakan yang lewat adalah anak yang izin keluar dari kelasnya untuk pergi ke toilet. Bahkan ada yang izin untuk pergi ke toilet tapi nyatanya kaki mereka malah melangkah ke arah kantin.

Bu Anita, guru Sejarah kelas 12. Beliau sedang menjelaskan bagaimana terjadinya Perang Dunia ke-II dan Perang Dingin. Namun sepertinya mata Bu Anita tertuju pada seseorang yang sedari tadi tak memerhatikannya.

"Nada lagi ngeliatin siapa? Nunggu pacarnya lewat, ya?" Ucap Bu Anita spontan sambil meledek.

Suara Bu Anita sontak membuatnya seketika mengambil posisi duduk dengan tegap. Alhasil semua mata teman-teman sekelasnya tertuju padanya.

"Hah? Ng-nggak kok, Bu," sahut Nada dengan cengiran khasnya.

"Ciee mikirin siapa, Nad? Mikirin gua nggak usah sampai segitunya kali."

"Ih najong pede banget!" Cibirnya pada Silen, teman di sebelah kanannya.

"Nad, makanya lu pura-pura baca buku aja," bisik Ristha yang notabene teman sebangkunya Nada.

"Ya udah sini mana pinjem punya lu," Ristha pun memberi buku paket Sejarahnya pada Nada.

"Tha, kita tuh bel pulang jam berapa sih?"

"Jam 2, kenapa emang?" sahut Ristha sambil pura-pura baca buku.

"Ya ampun, masih lama banget," dengusnya sambil menggaruk kepala.

"Emang kenapa sih?" Tanya Ristha penasaran.

"Mau latihan MB thaaa!"

"Yailah sabar apa, gue kira kenapa."

Nada menunggu bel pulang berdering dengan bercanda-canda bersama Ristha selama Bu Anita menulis di papan tulis.

🎺

Kriiinngg-kriiinngg

Bel pulang pun akhirnya berbunyi cukup keras dan membuat semua umat manusia yang ada di sekolah ini bersemangat membereskan buku pelajaran.

"RISTHA, ARISCHA, QORIA, OKTA! AYO LATIHAANN!!!" teriak Nada sambil bergegas membereskan alat tulisnya.

"BERISIK WOI!" seru Qoria pada gadis yang sedang merusuh itu.

"Nad lu bisa nggak sih itu volume suara dikecilin sedikit?" Tanya Ristha sembari mencibirnya.

"Nggak." sahut Nada dengan muka datar.

Hari ini latihan pertama mereka semenjak menginjakkan kaki di kelas 12. Nada tak sabar ingin mendengar suara-suara itu. Suara Trumpet, Tuba, Trombone, PIT, dan Percussion. Tak lupa pula ingin melihat Colour Guard yang menari indah mengiringi setiap lagu yang dimainkan. Ah, rasanya ia sangat merindukan MBGF. Sebenarnya Nada sudah kelas 12 dan tidak diwajibkan untuk latihan rutin oleh sekolah, tetapi mau bagaimana lagi? Hati itu rasanya hampa jika tak mendengar suara dari marching band dalam satu hari. Hehe terdengar lebay ya?

Tak tak tak tak tak tak tak tak. Suara stik drum sudah dibunyikan, artinya mereka semua sudah dipanggil untuk apel pembukaan sebelum memulai latihan.

"LIMA EMPAT TIGA DUA SATU"
Dengan hitungan mundur tersebut, otomatis mereka semua langsung menuju sumber suara dan langsung berbaris rapih di depan ketua umum.

ONE BAND ONE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang