Bukan maksudnya tidak suka, hanya takut untuk kecewa.
___________________Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan coba beberapa saat lagi.
Mikha terpaksa harus mematikan sambungan teleponnya setelah mendengar suara perempuan yang menyebalkan itu.
Dengan malas ia kembali ke kelas, di sana ia hanya melihat tiga orang, yaitu Gista, Sissy dan Hendra. Mereka tampak sibuk mengurus sesuatu entah apa itu, yang jelas Mikha tidak peduli sedikitpun karena ia bukanlah perangkat kelas yang harus mengurus ini dan itu.
"Eh Mikha, lo kok sendirian aja? Si Dara mana?" tanya Gista ketika ia melihat Mikha masuk ke dalam kelas tanpa mengajak Dara. Sebagai jawaban, Mikha hanya menggelengkan kepalanya sambil menaikkan bahunya.
Setelah Mikha duduk di bangkunya, Gista justru ikut-ikutan duduk di depannya. Mikha menghela napas, dan kembali memperhatikan Hendra dan Sissy yang masih sibuk mengurus kertas-kertas yang berceceran di atas meja guru. "Itu apaan sih Gis? Sibuk banget mereka, dan lo ngapain kesini? Harusnya lo itu bantuin mereka!"
"Oh itu, mereka lagi nyatet orang-orang yang mau nyumbang acara untuk HUT sekolah kita sama ngurusin pembagian tugas panitianya," jelas Gista sambil melahap jajanan yang ia beli tadi pagi di kantin. "Oh iya hampir aja gue lupa, tadi si Dara nyariin lo tuh, ada yang penting katanya sampai-sampai gue nggak boleh tau, katanya sih secret." Gista berpangku tangan sambil mengerucutkan bibirnya. "Lagian tentang apaan sih? Pelajaran? Cowok? Atau--"
"Mikha! Dari tadi gue cariin di kantin, eh malahan di sini, gue udah dapet kabarnya Niko nih." Spontan Dara menutup mulutnya dengan buku yang ia bawa karena Dara yakin setelah ini Gista pasti akan curiga.
Dan ternyata dugaan Dara tidak meleset, Gista semakin curiga. "Si Niko lagi? Jangan bilang lo sama dia..." Gista sengaja menggantungkan kalimatnya sambil melihat Mikha.
"Apaan sih Gis! Udah dulu ya, gue mau keluar sama Dara, bye!" Mikha buru-buru keluar sambil menarik tangan Dara, sedangkan Gista tetap pada bangkunya sambil mendengus.
***
Setelah sampai di koridor, mereka langsung duduk disalah satu kursi yang diletakkan di dekat sana.
Suara ringisan Dara membuat Mikha merasa bersalah. Pergelangan tangannya memerah akibat cengkraman Mikha yang terlalu kuat. "Ih Mikha, sakit tau!" Dara memegang pergelangan tangannya sambil meringis kesakitan. Mikha mengeluarkan cengiran andalannya. "Ya maaf, tapi lo sih keceplosan segala."
Dara memakluminya karena ia juga salah. "Ya sih, tapi kenapa Gista nggak boleh tau? Dia kan temen kita juga."
"Lo tau sendiri kan Gista itu males banget sama Niko?" tanya Mikha yang membuat Dara mengangguk mengerti. "Tapi, bukannya dulu lo bilang nggak suka sama Niko kan? Kenapa sekarang lo bela-belain nyari kabarnya dia?" tanya Dara secara tiba-tiba sehingga Mikha tertegun.
Sekian lama Mikha tak bersuara, oleh karena itu Dara mengguncang tubuh Mikha. "Hey!" katanya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Mikha.
"Gimana ya? Bukannya gue nggak suka sama dia, cuma gue masih takut berharap dan ujung-ujungnya kecewa." Mikha masih tampak ragu-ragu dengan perkataannya. Ia menatap ke bawah sambil memainkan jari-jarinya. "Gue juga nggak tau perasaan gue ke dia itu sebenarnya kayak apa. Hati gue masih abu-abu untuk ngartiin perasaan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
Teen FictionKepo? . . Ketika hati ini diam-diam menyebut namamu. . . . Apa yang lebih menguntungkan selain memiliki otak cerdas, keluarga harmonis, ekonomi berkecukupan, punya teman yang pengertian, ditaksir oleh cowok-cowok keren, baik dan juga pintar? Sunggu...