3. Sekretariat BEM

86 17 31
                                    

Tak kenal maka tak sayang, tapi kalau belum kenal sudah sayang, gimana?
____________________

Pagi ini Niko datang ke sekolah lebih awal. Bukan karena takut di hukum guru, ia datang pagi karena ada misi tertentu yang harus ia selesaikan secepatnya.

Dengan sangat perlahan, ia membuka pintu kelas dan menyalakan lampu untuk nenerangi ruangan kelas yang gelap gulita itu. Kakinya mulai melangkah menuju meja guru dan aksinya pun dimulai.

Dengan lincah tangannya mengobrak-abrik meja guru untuk mencari absensi siswa. Ia hanya ingin memastikan bahwa teman sebangkunya itu bernama Mikha Arsitha.

Namun waktu tidak pernah berhenti, teman yang lainnya pun mulai berdatangan, terpaksa Niko harus membatalkan niatnya untuk mencari absensi siswa.

Diantara deretan teman-teman yang mulai berdatangan, salah satunya adalah Dara. Kemudian Niko langsung mendatangi Dara dan duduk di sebelahnya.

"Dara, gue mau nanya nih, Mikha itu paling nggak suka sama apa?"

Kening Dara berkerut, ia memperhatikan Niko dari atas hingga bawah. "Kenapa emangnya? Kok mau tau banget?"

"Ini tugas penting dan gue harus tau."

Dara menghela napasnya sembari menopang dagu dengan tangannya. "Iya, gue kasi tau nih, dia itu nggak suka sama salah satu buah yang warnanya merah."

***

Mikha berjalan disepanjang koridor, matanya terus saja melihat-lihat sekelilingnya karena ia merasa ada orang yang sedang mengikutinya. Langkahnya mulai ia percepat, dan suara hentakan kaki yang ada di belakangnya semakin terdengar jelas. Mikha langsung berhenti dan melihat ke belakang, ternyata yang ia lihat adalah seorang cowok bernama Niko.

Langkah kaki Niko terhenti. "Eh? Gue tercyduk ya?" tanya Niko pada dirinya sendiri.

Mikha menghela napas gusar dan melipat kedua tangannya. "Kenapa harus ngikutin sih?" tanya Mikha sambil memutar bola matanya kemudian ia berlalu meninggalkan Niko yang masih mematung di koridor.

Niko sedikit berlari untuk menyejajarkan jaraknya dengan Mikha. Ia tidak melihat name tag menempel di baju Mikha, padahal tujuan utamanya adalah untuk mengetahui nama belakang Mikha.

"Lo Mikha Arsitha bukan?" tanya Niko to the point. Ia tidak mau berlama-lama hanya untuk mencari pemilik nama itu. Niko yakin ini adalah Mikha yang pernah ia kenal sebelumnya.

Seulas senyum terpancar dari wajah Mikha, namun lama-kelamaan senyum itu berubah menjadi tawaan. "Kenal boleh, tapi nggak usah sok kenal." Dari nada bicaranya, sepertinya Mikha sedang bercanda dan Niko juga berharap itu adalah sebuah candaan belaka.

Demi memastikan kebenarannya, Niko bertanya untuk kedua kalinya. "Tapi bener kan nama lo itu Mikha Arsitha?" tanya Niko sambil menatap Mikha lekat-lekat.

Dengan segera Mikha mengalihkan pandangannya ke segala penjuru. "Kenapa sih dari awal ketemu, lo selalu aja nanyain nama gue? Lama-lama juga lo bakal tau sendirinya kok. Dan gue cuma mau bilang kalo Mikha Arsitha itu bukan nama gue," jelas Mikha sambil melanjutkan perjalanan menuju kelas yang sempat terhenti. Dari sorot matanya, tidak terlihat kebohongan sedikit pun.

Niko menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal tapi karena digaruk akhirnya menjadi gatal sungguhan. Ia masih tidak mempercayai sepenuhnya ucapan Mikha. Menurut Niko, ada banyak sekali kemiripan diantara Mikha teman sekelasnya dan Mikha Arsitha.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang