Selagi masih sanggup, janganlah membuat orang lain menunggu.
____________________Karena mulai sekarang status Mikha telah berpacaran dengan Danan, jadi wajib hukumnya mereka harus selalu berdua. Mikha tidak menyukai ini, ia sebenarnya tidak mau menjalin kasih tanpa adanya ikatan cinta. Itu sama saja dengan kebohongan.
Pulang sekolah hari ini, Mikha mau tidak mau harus menerima tawaran Danan yang ingin mengantarkannya pulang.
Sambil menunggu Danan mengeluarkan mobilnya, Mikha memainkan ponselnya sebentar.
"Hey, ada yang jemput nggak?" Mikha langsung menoleh dan mendapati Niko sudah berada di atas motor kebangaannya.
Entah kenapa Mikha tiba-tiba menjadi gugup. "E-eh? Udah kok, tenang aja."
Suara klakson mobil berbunyi, Mikha dan Niko secara kompak langsung menoleh ke sumber suara. Pengemudi mobil bewarna silver itu langsung keluar. "Ayo naik," Danan membukakan pintu mobilnya agar Mikha tidak perlu membukanya.
"Alay, dia bisa buka pintu sendiri kali!" kata Niko yang ditujukan untuk Danan. Dari cara bicaranya, seperti ciri-ciri orang yang cemburu.
Kata-kata Niko sama sekali tidak digubris oleh Danan, ia malah melajukan mobilnya dengan angkuh. Mikha diam-diam membuka kaca mobil yang ia tumpangi, lalu ia tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Niko yang masih setia berada di atas motornya.
Danan menatap Mikha dengan tatapan tidak suka. "Heh? Lo ngapain senyum-senyum gitu ke dia?" Mikha langsung diam, kemudian ia menutup lagi kaca mobil tersebut.
Setengah jam kemudian mereka sampai. Mikha menawarkan Danan untuk singgah sebentar di rumahnya, namun Danan menolaknya dengan alasan harus mengantar ibunya berobat.
"Gue nggak bisa mampir nih, sorry ya?" ujar Danan sebelum ia melajukan mobilnya menjauhi kediaman Mikha.
"Iya nggak apa, makasih udah anter pulang." Danan mengangguk lantas pergi.
Tak lama kemudian mamanya muncul. "Itu pacar baru kamu, ya? Kenapa nggak di suruh mampir?" tanya mamanya heran.
"Dia harus buru-buru nganter ibunya berobat. Lagian, emang harus mampir?"
Mamanya berdecak sebal. "Mama kan cuma mau tau wajah orangnya itu seperti apa. Coba aja papa kamu tau, dia kan orangnya agak milih-milih gitu."
Mikha acuh, sebenarnya ia juga malas mengajak Danan mampir karena ia bingung harus membicarakan apa dengan Danan. Mikha tidak begitu merasa nyaman dengan Danan, karena Danan sangat berbeda jauh dengan Niko. Orang yang selalu menjadi alasan Mikha senang masuk sekolah dan rela begadang demi mendengar suaranya, orang itu ialah Niko.
Mikha geleng-geleng kepala setelah sadar dari tadi ia membayangkan Niko. Ia kesal, pikirannya selalu berputar-putar sekitaran itu saja. Saat itu, ponsel Mikha yang tiba-tiba bergetar dan langsung menarik perhatiannya dan mamanya. Mikha melihat ada satu pesan masuk dari Danan.
Danan : Nanti gue boleh mampir ke rumah lo kan? Kalo boleh, gue mau kesana kira-kira jam 6.
Mikha mendengus, seharusnya bagi orang-orang normal pasti mereka akan senang jika dikunjungi pacar. Tapi berbeda dengan Mikha, ia merasa tertekan. Tapi mau bagaimana lagi? Statusnya dan Danan memang pacaran, ingin ia mengakhiri hubungan itu, namun sayangnya ia belum punya alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
Teen FictionKepo? . . Ketika hati ini diam-diam menyebut namamu. . . . Apa yang lebih menguntungkan selain memiliki otak cerdas, keluarga harmonis, ekonomi berkecukupan, punya teman yang pengertian, ditaksir oleh cowok-cowok keren, baik dan juga pintar? Sunggu...