3

108 8 0
                                    

Rangga

Sekarang aku sedang berada di rumah sakit..
Setelah mendengarkan perdebatan adira dengan orang tuanya aku langsung mengejar adira yang menangis.
Aku lihat perempuan itu menangis menyusuri hujan ditengah jalan.
Aku langsung memayungi adira dan sontak gadis itu kaget.

"pak rangga"dia kaget dan langsung menghapus air mata nya.

Jujur saja aku tidak bisa melihat perempuan menangis.
Adira adalah mahasiswa ku dia sangat pintar dan ceria.

"tidak baik mandi hujan malam–malam adira"ucapku.

"lebih baik saya kehujanan pak dari pada saya selalu disalahkan"

"lebih baik kamu pulang adira"
"saya tidak ingin pulang ke rumah pak"

"terus??  Kamu mau kemana adira"
"bawa saya pak"
"nanti orang tua kamu panik adira"

"walaupun saya tidak pulang mereka tidak akan peduli pak ,,kak adara lebih dari segalanya"

"saya mohon pak,, tolong bawa saya pergi"

"ya sudah kamu nginap di apartemen saya "

"makasih pak"

Sekarang aku diperjalanan menuju apartemen dengan adira yang teru menangis dan menggigil kedinginan.
Aku memang tinggal sendiri di apartemen,mama selalu mengeluh dengan keputusanku.
Aku anak tunggal jadi mama tidak ingin aku jauh.
Selain aku ingin tinggal sendiri sebenarnya aku ingin menghindari pertanyaan mama tentang kapan aku nikah karna umurku sekarang sudah 27 tahun.
......

"lebih baik kamu mandi dulu dira,, kamu pakai baju saya saja"
Dan mata adira menatapku heran mungkin dia anggap aku akan macam-macam .

"saya akan tidur disofa luar adira kamu bisa mengunci pintu kamar"

"maaf ya pak saya udah merepotkan bapak"
"tidak sama sekali adira?"

Sekarang aku sedang menyiapkan makan malam mungkin gadis itu belum makan.

"bapak bajunya kebesaran"aku langsung menatap adira dengan baju kemeja warna putih besaran dan sangat pendek . Jujur saja aku langsung terpaku melihat penampilqn adira.

"bapak.,,,bapak" panggil adira karna aku tidak berhenti menatapnya.

"astagfirullah" ucapku karna aku telah lancang melihat tubuh wanita yang bukan muhrim.

"maaf adira,, tidak adakah sesuatu yang menutup aurat kamu"

"bapak ini udah ketutup kok"ucap adira sambil duduk di meja makan dan kangsung menyantap makanan yang aku sajikan.

"bapak disini sendirian ya"
"sebaiknya saat makan tidak boleh bicara adira"
"baiklah aku akan bertanya setelah makan"

Rupanya gadis itu sangat kelaparan karna dia sangat lahap menyantap masakanku..
"aaahhhh kenyangnya,, ini bapak yang masak ya enak lo pak"

Aku geleng-geleng  melihat tingkahnya.

"ini kan udah selesai makannya jadi aku boleh nanya dong pak"
"kamu memangnya mau tanya apa? "
"bapak sendiri disini"
"iya"
"bapak udah punya pacar".
"belum"
"emangnya bapak ngak mau pacaran"
"ngak"
"ih bapak ditanya jawab nya ngak ada yang panjang apa"

"adira pacaran itu tidak perlu.
itu hanya mngundang zina jika ada yang cocok lebih baik di halalin aja."

"terus emangnya ngak ada yang cocok ya pak"

"belum"
"nanti kalau belum juga ada yang cocok bapak cari saya aja"
"terus"
"kita cocokan pak"
"lebih baik kamu langsung tidur adira"
"ok pak,,saya masuk dulu. Selamat tidur bapak"

Gadis itu memeng aneh baru tadi dia menangis dan sekarang dia langsung ceria .

.........

"Rangga,, kok kamu tidur disofa" aku langsung membuka mataku rupanya sudah pagi.

"mama,,kapan kesininya?"ucapku.
Mama memang mengetahui password apartemenku.

"mama baru aja datang. Terus kamu kenapa tidur disofa" tanya mama.
Aku bingung menjelaskan pada mama bahwa aku membawa wanita ke apartemenku.

"pagi pak" adira keluar dari kamar dan kaget melihat mama begitu pun mama

"pagi tante"ucap adira sambil menunduk.

Mama menatapku meminta penjelasan.

"dia Adira ma,, mahasiswa rangga"
"adira tante"ucap adira sambil mengulurkan tangannya.

"tante Rani mamanya rangga"mama langsung mengulurkan tangannya.

"ya ampun rangga kenapa kamu ngak kenalin ke mama kalau kamu udah punya pasangan" aku langsung kaget mendengar ucapan mama.

"adira itu cuman ma..."ucapan ku terpotong oleh adira.

"iya tante mas rangga gitu orangnya . udah berapa kali aku minta ngenalin ke orang tuanya tante tapi ngak pernah mau . katanya kalau udah halal aja tante" aku kaget mendengar jawaban adira dan kenapa gadis itu memanggil aku mas.

"Rangga jangan di tunda-tunda. Kalau kalian udah cocok halalin aja dari pada dalam apartemen  berduan "

"mau aku sih gitu tante tapi mas rangganya selalu nolak"ucap adira dan aku hanya terdiam mendengar percakapan mereka.

"rangga udah ada didepan mata kamu mau tunggu apa lagi. Mau tunggu umur kamu  kepala tiga" ucap mama sambil mencubitku dan adira cuman tertawa.

"Aduhh sakit ma"ucapku sambil memegang lengan yang mama cubit tadi.

"kamu belum makan sayang?"ucap mama ke adira.

"belum tante"

"ya sudah..bagaimana kalau kita masak bareng" ucap mama.

"baik tante"

Mereka sibuk didapur dan aku hanya menonton tv sambil memikirkan perkataan adira tadi.

"taraaa.... Masakan udah siap"adira datang sambil membawa masakannya.

"adira kita perlu bicara"ucapku.

"mas rangga lebih baik kita makan dulu"aku heran kenapa adira memanggil aku mas.

"rangga kamu harus cobain masakan adira ternyata ahli masak lo"ucap mama.
Aku langsung mencoba masakannya dan ternyata benar ucapan mama.
"gimana enak mas? "tanya adiara.
"enak "jawabku sambil memakan masakan mereka.

Setelah  selesai makan adira permisi untuk mandi dengan mama.

"rangga kenapa kamu ngak kenalin mama sama Adira"
"itu kan udah rangga kenalin ma"
"kalian kalau udah cocok jangan ditunda rangga hal baik harus dilaksanakan"
Aku hanya diam dan bingung menjelaskan pada mama.

"tante aku pamit pulang dulu"ucap adira .
"loh kok pulang sayang"tanya mama.
"iya tante"
"rangga kamu antar adira"ucao mama
"iya ma,, aku pamit dulu"ucapku sambil salam dengan mama begitu pun adira.
"assalamualaikum "ucapku dan adira
"waalaikumsalam"
....

Keiklasan AdiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang