10

10 1 0
                                    

Adara melihat dari atas lantai dua menatap rangga yang ada di bawah bersama mama papanya.
Adara heran dengan rangga yang membawa mamanya ke rumahnya.

"Maaf ya mbak aku datangnya mendadak" Kata Rani mamanya Rangga.

"Ngak apa-apa Ran" Jawab Desi sambil tersenyum.

"Oh ya... Dira punya kakak atau adik ya mbak?" Tanya Rani.

"Dira ada kakak Ran namanya Dara di lagi istirahat di kamar" jawab Desi mamanya Dira dan Dara

"Diminum ma,mas rangga" ucap Dira sambil menaruh minuman di meja.

"Makasih ya nak" ucap Rani

"Silahkan diminum " Ucap papa dira.

Rangga dan mamanya langsung mengambil minuman yang dibuat Dira dan meminumnya.

" Dira merepotkan ngak rangga?" Ucap papa dira

"Ngak kok Om tapi tugas nya aja yang sering telat kumpulnya" ucap rangga sambil tersenyum

" iiihh telat sehari kok mas" ucap dira membela diri.

Seisi ruangan tamu tersebut langsung tertawa mendengar jawaban Dira.

" Jadi maksud dan tujuan saya dan Rangga ke sini untuk membicarakan kebaikan untuk hubungan Rangga dan Dira nih mbak" Ucap Rani memulai pembicaraan.

"Jadi bagaimana baiknya Rangga?" Tanya Desi

" Saya sudah jatuh hati dengan anaknya Om dan Tante jika diizinkan insyaallah saya ingin menghalalkan secepatnya Om agar hubungan ini di ridhoi Allah om" Ucap Rangga dengan senyumannya.

Mendengar perkataan Rangga tersebut, Adira langsung tersenyum dan dada nya berdetak kencang. Dia tidak menyangka dosen yang di kagumi selama ini mengucapkan kalimat yang di idamkan banyak wanita.
Papa dan Mama Adira langsung saling saling pandang dan tersenyum.
Wijaya memandang anak gadisnya yang tersipu dan tersenyum . Senyuman Adira mengisyaratkan bahwa dia sangat ingin menjawab bahwa di "Bersedia".

Dari lantai dua Dara yang mendengar ucapan Rangga tersenyum . Entah apa yang di rasakan antara senang dan sedih karna sejak pertama bertemu dengan Rangga dia sangat mengagumi Rangga . Dara awalnya mengira bahwa hubungan adiknya itu hanya sebatas mahasiswa dan dosen tapi ternyata mereka sudah menjalin hubungan serius.
Rasanya dadanya sesak mendengar lelaki yang dia kagumi dan cintai melamar adik kandungnya.
Dia berfikir kembali seharusnya dia bahagia bukannya sedih.

Darah keluar dari hidungnya, dara langsung mengusap hidungnya dan seketika dia pingsan dengan menyenggol vas bunga di sampingnya.
Mendengar ada yang pecah dari lantai atas mama dan papa dira langsung berlari ke tangga.

Keiklasan AdiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang