Desi sibuk bolak-balik di depan ruangan Dara yang dirawat dengan wajah cemasnya sedangkan Dira,Wijaya,Rangga dan Rani duduk dikursi depan ruangan. Dira terus menangis dipelukan papanya dan Rangga hanya menatap Dira dengan cemas, dia sangat tidak tega melihat wanita ceria yang dia cintai menangis di hadapannya. Hari ini padahal adalah hari yang ditunggu Rangga dan Dira. Mendengar perkataan Rangga tadi Dira sangat ingin mengatakan "Iya" sekeras mungkin untuk menerima lamaran pujaan hatinya tapi sebelum jawaban dari Dira dan kedua orang tuanya suatu keadaan tidak terduga terjadi Dara kakak kandungnya terjatuh tidak berdaya dengan darah dari hidungnya.
Seorang dokter keluar dari ruangan rawat Dara dan sontak Desi dan Wijaya langsung menghampiri dokter tersebut."Bagaimana keadaan anak saya dok?" Ucap desi dengan paniknya.
" Anak bapak dan ibuk baik-baik saja mungkin ini karena ada hal yang membuat dia shock. Untuk keadaan Dara harus wasapa sebaiknya jangan ada sesuatu yang mengganggunya " Jawab dokter.
" Baik dokter. Terimakasih dok" Ucap Wijaya.
"Sama-sama. Saya permisi" Ucap dokter dan berlalu pergi.
Semuanya sudah berada di dalam ruangan rawat Dara. Desi menangis sambil memegang tangan Dara sedangkan Dira hanya terdiam dan menangis."Ma" Ucap Dara sambil membuka matanya lesu.
"Iya nak . Kamu ngak apa-apa kan? Ngak ada yang sakit kan nak?" Tanya Desi panik.
"Ngak ma" jawab Dara sambil melihat Rangga dan Dira.
Dia merasa bersalah merusak momen penting untuk adiknya dan pria yang dia cintai tersebut." Maafin kakak ya dek" Ucap Dara yang membuat Dira kaget mendengarnya.
" Kakak kenapa mintak maaf kakak ngak salah sedikitpun" Ucap Dira dengan wajah panik.
"Mafin saya ya pak" Ucap Dara kepada Dosen yang selama ini diam-diam dia cintai yang ternyata mencintai adiknya.
" Kamu ngak perlu mintak maaf Dar" Jawab Rangga.
"Pokoknya kakak ngak boleh mikiran banyak hal kakak harus fokus dengan kesehatan kakak" Ucap Dira sambil memeluk kakaknya.
"Iya dek" Jawab Dara dengan senyumannya.
.......
Hari ini Dara sudah dibolehkan pulang oleh dokter dan keadaan Dara cukup membaik meskipun dia agak lesu dan pucat.
Dita mengantar kakaknya menuju kamar sambil memopong kakaknya dengan hati-hati." Kamu ngak ke kampus dek?" Tanya Dara.
"Ngak kak . Aku mau menyambut kakak tersayang aku sampai rumah dong" Jawab Dira sambil memeluk kakaknya. Dara langsung tersunyum mendengar jawaban Dira.
Setelah mangantar kakaknya ke kamarnya Dira duduk termenung dikamarnya. Dira memikirkan Rangga yang dua hari lalu dengan gagahnya ingin melamarnya. Namun, belum ada jawaban untuk rangga karena sebelum Dira dan orang tuanya menjawab lamaran Rangga, Dara tiba-tiba pingsan dan semua sibuk dengan keadaan Dara.
Sambil termenung terdengar suara ponsel Dira berhunyi dan Dira langsung mengangkatnya dengan auntusias." Assalamualaikum mas" Ucap Dira sambil tersenyum lebar.
"Waalaikumsalam. Kamu ngak masuk kampus ya?, Dara udah pulang dari rumah sakit?" Ucap Rangga lewat telepon.
"Ngak mas aku mau nyambut kepulangan kak Dara dirumah hehe" Jawab Dira sambil tersenyum.
"Mas maaf ya" Ucap Dira dengan lesu.
"Maaf untuk apa dir" tanya Rangga lewat teleponnya.
" Hari itu seharusnya mas udah mendapatkan jawabannya aku jadi ngak enak sama mama" Ucap Dira dengan wajab menyesal.
"Ngak apa-apa. Kita semua ngak ada yang mengharapkan sebuah kejadian itu terjadi dir. Ngak ada yang salah kok lagi pula mama pasti mengerti kok. Jadi, kamu ngak boleh merasa bersalah lagi ya" Ucap Rangga sambil tersenyum.
"Iya mas. Makasih ya udah ngertiin aku" Ucap Dira.
"Besok ke kampus mas jemput ya" Ucap Rangga.
"Iya mas. Aku tunggu ya" Ucap Dira dengan senang.
"Assalamualaikum" ucap Rangga.
"Waalaikumsalam mas" Ucap Dira dan menutup panggilan telepon tersebut.
...
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Keiklasan Adira
SpiritualAdira adalah wanita yang ceria tapi dia menyimpan luka.. Adira bertemu dengan pria yang mampu mengubah hidupnya.. Tapi adira berusaha iklas karna pria yang tulus dia cinta juga dicintai kakak yang sangat dia sayangi.