Bab 21

872 77 13
                                    


"Ryo, kau benar-benar akan pergi ke hotel seorang diri?" tanya Haru dengan wajah kecewa. "Kalau kau pergi, aku juga-"

"Hei, kau tinggalah di sini. Ini kan rumahmu. Terus terang saja aku tidak akan kuat bermalam di sini. Ini sudah batasku," ujar Ryosuke sembari mengusap pundak Haru lembut. "Mereka bukan keluarga yang buruk, tapi aku tahu jika aku berlama-lama di sini aku tak akan bisa menahan diri. Besok pagi aku akan menjemputmu. Sebelum itu, selesaikan apa yang perlu kau selesaikan. Apapun keputusanmu, aku akan mendukungnya, OK?"

Haru tak dapat membantah dengan kalimat apa pun. Baginya kemauan Ryosuke untuk repot-repot terlibat dalam drama keluarga seperti ini sudah suatu keajaiban. Ia tak kuasa meminta lebih dari kekasihnya itu. Ryosuke sudah mendampinginya sejauh ini, maka sisanya hanyalah tinggal usahanya sendiri.

"Oh? Ryosuke sudah pergi?" tanya Tetsuo yang sudah selesai membereskan sampah di ruang tengah. "Kau tidak ikut dengannya?"

"Aku mau bermalam di sini. Kamarku bisa dipakai, kan, bu?"

"Iya, rapi, kok. Padahal kalau nak Ryosuke mau tidur di sini juga bisa, kan ada kamar kakakmu," ujar sang Ibu sambil mengeringkan cucian piring. "Tapi mungkin dia tak nyaman di sini."

Rasanya Haru ingin menjawab, memangnya aku nyaman? Tapi ia tak bisa memungkiri bahwa seracun-racunnya keluarga ini bagi ketentraman batinnya, masih ada percikan kehangatan yang ia rindukan dari rumah tempatnya besar ini. Tentu saja menyakitkan ketika bagian dari apa yang menjadikan dirimu tidak dipedulikan oleh orang-orang yang seharusnya memahamimu. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang patut memiliki perasaan seburuk ini. Tapi...

"Kalau begitu aku juga kembali, ya.. Anak-anak mungkin sudah kelaparan," ujar Tetsuo seraya menepuk punggung adiknya pelan. "Besok pagi aku akan kembali. Kau jangan pergi sebelum itu."

"Hm." Haru memperhatikan perginya sang kakak. Padahal ia yang dulu mungkin tidak akan pernah melakukan hal seakrab menepuk pundak seperti tadi. Tetsuo yang dulu lebih tak acuh dan hanya memikirkan masalahnya sendiri. Kini tak hanya parasnya yang sudah menjelma jadi bapak-bapak, tapi juga pribadinya yang lebih bijak, meski tak berarti ia akan membela adiknya. Mungkinkah ia berubah karena perceraiannya? Mungkinkah kedua orang tuanya pun kini tak sama lagi seperti dulu?

"Ibu. Ayah. Ryo nanti akan jadi... pasangan... yah, suamiku," ujar Haru setelah Tetsuo meninggalkan rumah kecil itu, masih dengan arah hadapnya yang menuju ke pintu, tempat terakhir kalinya ia melihat Ryosuke. "Ia akan jadi seseorang yang menemaniku hingga tua, mungkin sama seperti ayah dan ibu. Yah, itu kalau lancar, sih. Tapi aku yakin semua akan lancar-lancar saja. Sudah banyak yang kami bicarakan, pindah rumah, pengurusan dokumen, bahkan bulan madu, haha. Tapi itu ide konyolnya, aku sendiri sedang sibuk jadi mungkin tidak akan bisa ke tempat yang jauh-jauh..."

Setitik air mata dari ujung mata pria berusia kepala tiga itu muncul, lalu disambut oleh tekad Haru yang tak dapat dibendung lagi. "Pertama bertemu dengannya aku merasa dia itu hanya playboy yang tidak akan bisa serius. Tapi aku yang dulu juga bukannya baik-baik saja. Ayah-Ibu ingat Sagami yang sering main ke rumah? Ia cinta pertamaku untuk waktu yang sangat lama. Lalu akhirnya aku bertemu dengan Ryo... Aku rasa aku akan baik-baik saja bersamanya. Ya, aku akan bahagia bersamanya."

Dengan wajahnya yang berantakan karena keringat dingin, Haru membalikkan kepalanya seraya tersenyum kepada kedua orang tuanya yang masih termakan oleh aktivitas mereka masing-masing. Bagai tiada yang berubah dari suasana kediaman Mamiya malam itu dari hari di mana Haru meninggalkannya dulu. Berkelut dalam bisu, menolak untuk beradu. Tiada yang lebih membunuh dari sekedar sepi dari darah dagingmu. Tapi Haru tidak lagi hanya sekedar daging yang pemarah, ia kini tahu siasat untuk menyerang, dan juga siasat untuk menyerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Parallel: Koi Ha Muzukashii [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang