Kyungsoo membuka mata dan disambut oleh atap kamar yang tidak biasa. Sesaat dia lupa dimana dia berada karena dia yakin tempat ini bukan kamarnya, namun detik kemudian dia sadar kalau dia berada di dalam kamar rumah suaminya.
Kyungsoo bangkit dan terduduk lemas. Dia tidur nyenyak tadi malam. Kyungsoo hendak melirik ke arah jam dinding tapi terhenti ketika dia melihat Jongin keluar dari kamar pakaian dan telah berpakaian rapi.
SIAL! DIA TELAT BANGUN?!
Kyungsoo melihat ke arah jam. Tunggu... ini masih jam tujuh pagi? Kenapa Jongin terburu-buru?
Kyungsoo turun dari tempat tidur dan mendekati suaminya. "Ini masih kecepatan untuk pergi ke kantor....".
"Aku ada meeting".
"Ohh... Aku akan menyiapkan sarapan secepatnya!".
"Tidak perlu! Aku bisa makan roti!".
Suara keras Jongin menghentikan langkah Kyungsoo. Dia berbalik sebentar dan sepertinya dia merasa melihat raut kesal di wajah Jongin.
"A-a-aku...". Kyungsoo tergagap. "Ta-tapi aku...". Kyungsoo menghela napas. "Baiklah. Aku akan menyiapkan roti".
Sambil menyiapkan sarapan kening Kyungsoo tidak berhenti mengerut. Apa tadi Jongin membentaknya? Apa Jongin marah? Apa kesalahan yang telah dilakukannya?
Sarapan mereka begitu menyedihkan. Jika sebelumnya mereka tidak hanya berbicara, kali ini terjadi hal yang lebih parah.
Jongin membuang tatapan dari Kyungsoo.
Jongin memakan rotinya sambil menatap bosan ke arah kiri dan kanan. Kyungsoo mengarahkan kepalanya untuk melihat sesuatu yang mungkin menarik perhatian untuk ditatap oleh suaminya. Tapi dia tidak menemukan apapun.
Kyungsoo menyadari beberapa saat kemudian kalau Jongin melakukan itu untuk membuang tatapan dari Kyungsoo. Dia sengaja melakukan itu karena dia tidak mau melihat wajah Kyungsoo.
Kyungsoo sangat yakin kalau suaminya sungguhan marah. Situasi bertambah parah karena dia tidak bisa bertanya pada Jongin apa yang membuatnya begitu kesal kepada dirinya. Jika saja Jongin memberitahunya, Kyungsoo pasti akan segera memperbaiki apapun kesalahannya.
Kyungsoo sedang meletakkan piring ke tempat cucian ketika kemudian dia berbalik dan telat mengetahui kalau sosok Jongin baru saja berlalu untuk menuruni tangga rumah mereka.
Kyungsoo mencoba mengejar, tapi dia tahu dia terlambat. Kyungsoo terdiam di tempat. Hanya bisa menatap nanar ke arah Jongin baru saja pergi.
Tidak ada sapaan. Tidak ada memasangkan jas. Tidak ada memasangkan dasi.
Ini sungguh mengerikan.
Kyungsoo tanpa sadar menitikkan air matanya.
-- Chapter 4 --
Kyungsoo merasa kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Dia tidak mencuci piring, tidak membereskan rumah bahkan tidak melakukan apapun. Dia hanya duduk membisu di atas sofa sambil memeluk kedua kakinya. Pikirannya melayang pada segala alasan kemungkinan yang membuat Jongin marah padanya.
Dia tidak sadar ada suara beberapa orang masuk ke ruang tengah. Mereka adalah para pembantu. Mereka tersentak kaget saat melihat Kyungsoo melamun di atas sofa dan itu membangunkan Kyungsoo.
Kyungsoo segera berdiri untuk menyambut mereka. Dia sedikit malu karena ketangkap sedang mematung seorang diri. Mungkin para pembantu akan berpikir dia tidak bahagia atau semacamnya.
"Annyeonghaseyo!" Sapa para pembantu itu bersama sambil membungkukkan badan.
Kyungsoo membalas. "Annyeonghaseyo. Aku Doh Kyungsoo. Suami dari Kim Jongin. Senang bertemu dengan kalian semua".
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Give Up, I Won't Give Up
FanfictionPerusahaan milik Kyungsoo bangkrut. Ada seorang pemuda yang bersedia menolong keluarganya dengan syarat Kyungsoo harus menikah dengan pemuda tersebut. Sementara Kyungsoo masih mencintai orang lain.