Chapter 06 (M)

711 55 6
                                    

Kyungsoo bangun ketika dia merasa tubuhnya sedikit kepanasan. Dia membuka mata dan disambut dengan cahaya terang yang segera membuatnya memicingkan mata. Dia yakin dia bangun sangat telat.

Tapi ini hari Sabtu dan Jongin tidak bekerja. Kyungsoo juga tidak cemas dengan kemungkinan Jongin komplain karena Jongin sendiri masih terlelap disampingnya. Kyungsoo bangkit dan melewatkan kalau tangan kanan Jongin sejak dari tadi berada di atas tubuhnya, memeluknya.

Kyungsoo melihat jam yang menunjukkan pukul 11 pagi. Hebat. Tidak heran. Kyungsoo mengamati kaus abu-abu kebesaran yang dikenakannya. Sudah jelas ini bukan miliknya. Jadi ini milik Jongin. Oke.

Tunggu. Apa? Baju Jongin?

Mata Kyungsoo membulat ketika dia telah sadar sepenuhnya. Dia teringat kemarin malam mereka melakukan hubungan badan beberapa kali hingga Kyungsoo langsung jatuh tertidur. Seharusnya dia bangun dalam keadaan telanjang dan badan lengket. Sebaliknya, badannya terasa bersih dan hangat. Bagian belakangnya juga kering.

Jadi, Jongin membersihkan badannya setelah mereka selesai dan memakaikannya baju baru? Kenapa? Terlebih lagi, ini baju milik Jongin. Penuh dengan wangi tubuh sang suami. Kyungsoo mencium baju tersebut dengan perasaan damai dalam hati.

Dia mengangkat selimut dan sesuai dugaan, dia hanya mengenakan kaus dan celana dalam. Dia tidak keberatan karena biasanya dia memang hanya mengenakan dua hal tersebut untuk tidur. Sungguh baik Jongin mengingat hal tersebut. Sementara Jongin tidur hanya dengan mengenakan celana panjang. Jika nanti mereka membeli piyama, mereka hanya perlu beli satu pasang.

Kyungsoo hendak turun dari ranjang ketika dia menyadari ada air putih dan obat di nakas. Dia tahu obat itu, obat pereda sakit. Mengingat kegiatan panas kemarin, Kyungsoo yakin kalau dia akan kesakitan begitu dia menggerakan kakinya.

Jadi, Jongin juga mempersiapkan obat itu untuknya? Kenapa begitu perhatian?

Kyungsoo melirik wajah lelap di sampingnya. Sungguh damai dan polos seperti anak kecil dengan dengkuran kecil. Mengingatkan Kyungsoo kepada sang mantan. Ingin sekali rasanya dia mencium pipi tirus tersebut. Namun dia menahan diri.

Kyungsoo meminum obatnya lalu turun dari ranjang. Dia berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Ada ember kecil berisi air dan handuk di samping wastafel. Sesuai dugaan, Jongin memang membersihkan tubuh Kyungsoo ketika dia telah tertidur. Kyungsoo merasa senang ternyata Jongin perhatian padanya.

Setelah memakai boxer, Kyungsoo pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Sambil memasak, sesekali dia masih mencium baju di tubuhnya. Dia menyukai wanginya. Rasanya seperti Jongin sedang memeluknya.

Mendadak Kyungsoo teringat, meski telah berciuman dan bersenggama, mereka tidak pernah berpegangan tangan maupun berpelukan. Pelukan tadi malam lebih tepat disebut karena refleks. Apa hubungan mereka bisa dibilang normal? Mereka tidak melakukan hal kecil melainkan langsung lompat ke level tinggi.

Pikiran ini sedikit menganggu Kyungsoo bahkan membuat dia tidak mendengar bahwa Jongin telah bangun dan memanggilnya sejak tadi.

"Kyungsoo! Kyungsoo!"

Tangan Jongin berada di pipi Kyungsoo dan wajahnya menunjukkan kecemasan yang sangat besar. Kyungsoo tersadar. Dia melihat api pada kompor telah mati dan masakan di wajan sudah gosong berasap. Entah berapa lama tadi dia melamun.

"Ada apa?! Apa kau merasa sakit?!".

"Jongin..... Maaf. Masakannya gosong" jawab Kyungsoo masih sedikit kebingungan.

"Itu tidak penting!" Jongin berteriak. "Apa maksudnya ini?! Jika kau merasa sakit kau tidak perlu memasak! Kau membahayakan dirimu sendiri!".

Kyungsoo melakukan kesalahan lagi. Membuat Jongin marah lagi. Dia merasa sedikit lelah pada dirinya sendiri. Sambil menundukkan wajah, dia berkata "Maaf Jongin. Aku... melamun".

Don't You Give Up, I Won't Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang