Chapter 03

598 55 0
                                    

Suara cicitan burung dari luar jendela membangunkan Kyungsoo. Dia tertidur lelap untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tepatnya sejak lima tahun yang lalu ketika dia putus dengan pacarnya. Terima kasih kepada suaminya, Kim Jongin, yang telah membuatnya tertidur nyenyak. Kyungsoo mengangkat tangan untuk meregangkan seluruh tubuhnya. Dia tersenyum malu melihat Jongin di sampingnya.

Dia bangkit dan melihat ke arah jam dinding. Jam tujuh pagi. Jongin akan berangkat kerja jam 08.30. Dia hanya punya waktu satu setengah jam untuk menyiapkan sarapan.

Tidak mau menunda waktu, Kyungsoo segera bersiap-siap. Dia menurunkan kedua kakinya, namun mendesis kesakitan saat dia mencoba berdiri. Dia lupa kalau dia sudah lama tidak melakukan senggama. Kondisi tubuhnya balik seperti saat perjaka dulu, alhasil dia kesakitan di pagi hari. Kyungsoo teringat seks pertamanya dengan sang mantan. Dia juga kesakitan seperti ini.

Kyungsoo melirik dan berharap semoga suaranya tadi tidak membangunkan Jongin. Tetapi harapannya pupus karena Jongin telah terbangun. Dia menatap tajam pada Kyungsoo.

Kyungsoo tidak mau menyalahkan suaminya. Jongin telah berusaha sangat berhati-hati pada dirinya tadi malam. Kyungsoo yakin suaminya pasti mengerti apa yang terjadi jika sudah lama tidak melakukan hubungan badan.

Kyungsoo ingin memberitahu kepada suaminya kalau dia tidak apa-apa. "Se-selamat pagi... Aku akan membuat sarapan. Kau ingin makan apa?" Kyungsoo menyesali suara seraknya yang sangat tidak membantu.

Jongin menghela napas. "Selamat pagi juga. Aku ingin makanan yang sederhana".

"Tapi... aku bisa masak....".

"Aku. Ingin. Masakan. Yang. Sederhana" tegas Jongin dalam setiap penusukan kata.

Kyungsoo sukses terdiam. Dia hanya mengangguk kemudian pergi ke kamar mandi. Dia berjalan pelan-pelan. Rasa nyeri di bagian belakangnya sungguh menyedihkan.

"Jika kau merasa sakit, kau bisa minum obat pereda sakit. Obat itu ada di dalam laci kamar mandi".

Kyungsoo berbalik. Dia melihat Jongin yang masih menatap dengan raut wajah kesal padanya. "Baik" jawab Kyungsoo lalu kembali berjalan ke kamar mandi.

Kyungsoo berdiri di depan cermin besar sambil melepaskan jubah mandi yang dipakainya tidur semalaman. Eumm... ada bekas-bekas memerah di leher, bahu dan dadanya. Dia perlu memakai foundation untuk menutupi bekas di lehernya jika dia ingin bertemu dengan Eomma hari ini.

Setelah sepuluh menit di kamar mandi, Kyungsoo telah selesai. Dia memang bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu lama di kamar mandi. Kecuali, jika dia harus bersiap-siap untuk sesuatu yang penting, contohnya seperti tadi malam.

Mengenakan bathrobe yang lain, Kyungsoo keluar. Dia sudah bisa berjalan dengan normal. Air hangat dan obat yang disarankan Jongin sangat membantu meredakan sakit di pantatnya.

Kyungsoo pergi ke kamar pakaian. Dia membuka kopernya untuk mengambil sebuah kaos putih dan celana panjang karet berwarna hitam. Setelah ini dia perlu menyusun seluruh pakaiannya ke dalam lemari kosong.

Kyungsoo melihat rak dorong yang menggantung susunan jas kerja Jongin dengan rapi. Hmmm haruskah dia memilihkan pakaian dan jas yang akan dipakai Jongin hari ini? Kalau begitu, kemeja putih... dengan jas abu-abu....

Tunggu. Kenapa dia melakukan ini? Meski dia kini berstatus sebagai suami dari Jongin dan dia bertanggung jawab untuk mengurusnya, tapi dia tidak bisa sembarangan mengatur pakaian yang akan dikenakan Jongin untuk hari ini.

Kyungsoo berpikir ulang. Dia ragu. Tapi... tidak ada salahnya mencoba. Kyungsoo meletakkan kemeja dan jas pilihannya di dekat cermin panjang yang tersedia. Kyungsoo berharap semoga Jongin mau memakai pakaian pilihannya.

Don't You Give Up, I Won't Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang