Part - 8

236K 6.5K 153
                                    

Selamat membaca

________________________



Tubuh Mia tergelatak terlentang diatas ranjang dengan kedua kakinya menjuntai kelantai, cairan Milik Pandu masih mengalir diantara kedua pahanya. Dadanya terengah dengan nafas sesak, tubuhnya seakan remuk.

Kedua matanya terpejam rapat dengan air mata yang terus mengalir dari kedua sudut matanya. Sekujur tubuhnya terasa sakit akibat pukulan Pandu yang menghantam setiap bagian tubuh telanjangnya.

Pandu menyiksanya, menamparnya dan mendorong tubuhnya hingga membentur kepala ranjang berulang kali.

Bibir Mia bengkak dengan sudut bibir mengaliri darah segar, pipinya membiru karena bekas tamparan Pandu yang cukup kuat menghantam wajahnya.

Mia meringis, seluruh tenaganya terkuras habis tidak bisa lagi melawan Pandu. Mia kalah, dia kalah melawan Pandu setelah tiga kali hentakan ia menyerah dengan sekujur tubuh yang benar-benar kesakitan.

Pandu keluar dari dalam kamar mandi, menggosok rambutnya dengan handuk kecil lalu meletakkannya kembali.

"Kau tidak mati kan?!" tanya Pandu dengan nada mengejek, membuka lemari pakaian lalu memakai kemeja nya.

Tatapannya tertuju kearah tubuh telentang Mia yang masih telanjang tanpa tertutup kain apapun. Ada banyak bercak darah yang berserakan diatas ranjang, darah Mia yang menempel disana membuat Pandu bergidik jijik.

Mia tidak menyahut sama sekali hanya suara rintihan yang keluar dari mulutnya. Tubuhnya benar-benar sakit dengan punggung membiru, kedua dadanya juga sama membiru dan ada banyak bekas gigitan disana.

"Baguslah kau tidak mati" ujar Pandu.

Pandu memakai celana nya, mengancingkannya lalu meraih ikat pinggang dan menggunakannya.

Pandu masih belum puas menyantap tubuh Mia kalau saja wanita tolol itu tidak merintih memilukan. Pandu terpaksa melepaskannya setelah kesadaran wanita itu semakin menipis.

Hanya tiga jam Mia sanggup melayaninya selebihnya wanita itu telentang kaku dengan ringisan pilu.

Pandu mendekati tubuh telanjang Mia, duduk disisi ranjang seraya memakai sepatunya. Pandu melirik Mia, meneliti tubuh itu dengan tatapan jijik setelah melihat banyaknya luka disana.

"Pan-du." rintih Mia berusaha membuka kedua matanya.

Mia menggerakkan tangannya berusaha menggapai lengan Pandu namun pria itu menepis kasar tangan Mia.

"Pelacur tolol! Jangan pernah menyentuh ku lagi." Pandu mengusap kasar kemejanya yang sempat Mia sentuh.

Mia membuka kedua matanya yang memerah menatap pria iblis yang baru saja menikmati tubuhnya dan menyiksanya.

Mia menyesal bertahan dirumah ini, menyesal menyetujui permintaan Pandu bila akhirnya ia harus kesakitan seperti ini.

"Ampuni aku Pandu." lirih Mia berusaha lagi menggapai tangan Pandu.

Pandu menatap Mia, menyentakkan tangan tanpa tenaga itu hingga kembali jatuh.

"Apa?" Desis Pandu.

Mia merinding mendengarnya, desisan Pandu adalah ancaman berbahaya baginya.

"Aku, mohon ...."

Mia terbata mengatakannya suaranya seakan tercekat dengan tenggorokan terasa kering dan sakit.

Pandu membungkuk, menatap wajah memelas Mia dengan tatapan setan. Tangan Pandu mengusap pipi Mia yang membiru pelan-pelan, menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Naked WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang