Part - 15

160K 5.3K 207
                                    

Happy Reading....


_________________________


Lelaki itu tersenyum licik, menyenderkan tubuhnya di dinding kamar dengan tatapan tertuju kearah Dinda yang tengah tertidur diatas ranjang.

"Gadis tolol!" ucapnya seraya menghisap rokok lalu menghembuskan asapnya.

Perasaannya begitu sakit hati terhadap Pandu sehingga ia memilih merebut kembali apa yang sudah ia tukarkan dulu.

Pandu sialan itu begitu licik, mempermainkan Abil dengan janji palsu. Seharunya saat ini Abil bisa memeras Pandu, menikmati uang yang mengalir dari hasil penukaran Dinda, namun kenyataannya lelaki laknat itu menarik semuanya dan mengabaikan keinginan Abil.

Tatapan Abil menelisik kearah Dinda, memperhatikan setiap jengkal bagian tubuh mantan kekasihnya itu dengan seringai licik yang menghiasi wajahnya.

"Uang akan semakin mengalir Dinda," desis Abil, meraih ponselnya lalu memfoto Dinda dan mengirimkannya pada seseorang.

Dinda cukup cantik dengan tubuh yang lumayan, memanfaatkan gadis bodoh itu untuk mencari uang sangat lah mudah.

Susah payah Abil menjerat Dinda dengan segala rayuan manis hingga gadis polos itu mau menjadi kekasihnya. Dan sekarang Abil hanya tinggal mencari keuntungan atas usahanya.

Abil tersenyum tipis, mendekati Dinda dengan segelas air kopi ditangannya. Gelas itu Abil tuangkan kearah wajah Dinda hingga isinya tumpah.

Dinda terkesiap, buru-buru bangkit dengan kedua mata terbuka lebar. Tubuhnya terasa remuk dengan kedua tangan dan kaki terikat.

"Kau sudah bangun?"

Abil menyesep kopi yang masih tersisa, menatap wajah manis Dinda dengan banyak rencana licik mengalir didalam fikirannya.

Akan ada banyak uang yang mengalir dikantong Abil bila Dinda berhasil ia manfaatkan. Menjual Dinda kepada pria tua hanya akan mendapatkan uang sekali, namum bila menjadikan Dinda budak pria-pria, uang akan terus-terusan mengalir.

"Abil," lirih Dinda linglung.

Kepala Dinda masih berdenyut sakit, mata gadis itu mengerjap lalu menatap kearah Abil dan seisi ruangan ini.

Ruangan ini cukup kecil hanya ada satu tempat tidur, Dinda tidak tahu Abil membawanya kemana, yang jelas ini bukan lah rumah Pandu.

"Kau benar-benar cantik Dinda," ujar Abil menyeringai.

Abil mendekati Dinda, duduk dipinggiran ranjang dekat dengan kaki Dinda.

"Lepas kan Aku Abil!" ucap Dinda.

Dinda berusaha menggerakkan kakinya agar terlepas dari ikatan. Kedua tangan Dinda juga ia gesekan perlahan-lahan agar bisa lepas.

"Kau mesin uangku Dinda. Hanya manusia bodoh yang melepaskan mu!" ucap Abil.

Dinda harus membayar segala apapun yang sudah Abil berikan padanya saat menjalin hubungan dulu.

Gadis itu hidup susah dengan Nenek yang penyakitan. Siapa yang memberikan makan kepada Dinda kalau bukan Abil, membantu biaya pengobatan, biaya meninggal Nenek hingga mengurus kelulusan Dinda dengan biaya yang tidak sedikit.

Naked WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang