7

136 10 3
                                    

   Aku membuka mata,memastikan apa yang terjadi aku melihat sekeliling bingung

" kenapa? " suara seseorang menyapaku membuat pecah keheningan

" kamu tadi tidur, dibangunin ga bangun " ucapnya lagi

" jadi langsung aja dibawa kesini " ucapnya

Ya! Aku ingat ketika di perjalanan tadi aku tertidur tapi bagaimana mungkin sampai senyenyak itu?

" trus yang bawa aku kesini siapa? " kataku

" para santri " ucapnya, aku terkejut yang benar saja, dia hanya tersenyum

" ya saya, suamimu " ucapnya, mendengar ucapan Suamimu membuatku sedikit malu dan hanya mampu tersenyum .

" udah jam 1 siang, kamu ga solat? " katanya, aku melihat jam dinding, astagfirullah aku melalaikan waktu shalatku, aku langsung bergegas mengambil wudhu meninggalkan dia yang masih saja berkutik dengan laptopnya

Setelah selesai salat, sayup-sayup aku mendengar pembicaraan yang aku yakini itu suara faqih,umi dan akang

" kamu gabisa gitu qih,dia istrimu mana mungkin kamu tinggal gitu aja " ucapnya

" nak dia itu sudah menjadi tanggung jawabmu, ingat nak nafkah lahir saja tidak cukup,tapi zahra juga butuh nafkah batin darimu " ucapnya

" keputusan faqih sudah bulat mi " jawabnya

" tapi nak?kenapasih? Lagian disana zahra juga gakan ganggu kerjaan kamu ko " ucapnya

" kamu ini kenapa?kalau memang belum siap untuk hidup bersama ya kenapa mau menikah qih " ucapnya

" ini kan kemauan abi sama umi, sekarang faqih mohon tolong terima juga keputusan faqih " jawabnya

" yasudahlah kalau kamu maunya begitu, tapi kami meminta syarat padamu " ucapnya

" syarat apa? " jawabnya

" kamu harus kebandung setiap 2 minggu untuk menemui Zahra disini " ucapnya

" bi jarak antara bandung dan Jogja itu gadeket " jawabnya

" yasudah kalau kamu gamau, abi juga gamau kamu tinggalin zahra disini " ucapnya

" nak kami bukanya tidak sanggup zahra tinggal disini,kami senang ada zahra disini tapi bagaimanapun zahra itu sekarang sudah menjadi seorang istri jadi dia harus menunaikan kewajibannya sebagai istri " ucapnya

" faqih ridho tinggal berjauhan dengan zahra mi,lagian juga ini untuk study zahra " jawabnya

" yasudah bagaimana?kamu terima syarat dari abi? " ucapnya

Aku bergegas menuju kekamar tak mau lagi mendengar perbincangan itu, aku ridho bagaimanapun nasibku karna mungkin itu yang terbaik.

----------------------- ## ----------------------

  Sekarang Faqih harus kembali ke jogja meninggalkanku sebagai istrinya tapi itu tak masalah bagiku,karna mungkin itu kemauannya aku tak berani membantah .

Sekarang kami sedang ada di bandara, mengantarkan kepulangan faqih

" saya pergi ya " ucapnya

Aku hanya menangguk dan mencium punggung tangannya dia kemudian pamit kepada Umi dan yang lainnya sampai dia sudah tak terlihat kami kembali ke parkiran untuk segera kembali kepondok

Waktu terus berlalu Kehidupanku berjalan kembali seperti semula berangkat kuliah,mengajar,mengaji bersama dan lainnya tak ada perubahan yang terjadi walau sudah menikah

" aduh si teteh, jiga parawan dei kamamana nyalira wae " celetuk fifah yang bertugas sebagai kaka pengasuh santriwati

" bisa aja kamu " kataku, padahal memang aku masih perawan walau sudah nikah

Hari ini aku tak seperti biasanya ada rasa takut mengahampiriku untuk pergi kuliah,padahal hari ini jadwalku padat sekali,ya! Hari ini hari pertama fakhri kembali ke Kampus karna setauku kemarin dia baru saja kembali, aku takut bila nantinya bertemu dengan dia, apa yang harus aku katakan? Haruskah aku mengatakan kalau aku sudah menikah?tapi yang benar saja selama ini aku sudah sangat baik menutupi masalah pernikahanku ini.

Sampai dikampus aku sudah disambut oleh dua sahabatku amel dan tika

" Assalamualaikum ra " ucap amel

" walaikumsalam, kalian mau kemana? " ucapku

" mau ke aula " ucap tika

" mau ngapain? " ucapku

" mau denger pengalaman mereka yang mengikuti pertukaran pelajar taun kemarin " ucap amel

" oh yaudah " ucapku

" kamu gaikut? " ucap amel

" aku ada kuliah " kataku

" kamu gatau?jadwal kuliah jam ini sampe siang dikosongin dan semua disuru ke aula untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung " kata amel

" yang bener? " ucapku

" bener,kalau gapercaya yaudah tunggu aja dosennya sampe tua haha " ucap amel

" ayo ikut " ucap tika

Dengan berat hati aku mengikuti mereka daripada harus pergi kesana kemari tidak jelas tujuan,padahal dari awal aku sudah berusaha untuk tidak bertemu fakhri tapi takdir berkata lain

Sesampainya disana aula sudah dipenuhi oleh para mahasiswa lainnya, amel dan tika melihat sekeliling mencari tempat kosong untuk kami duduk

Dan sekarang kami sudah duduk menunggu acara dimulai, acara dimulai dengan lancar sampai nama Fakhri disebut membuatku gelisah, sekarang fakhri sudah berdiri didepan podium

" ra,itu si fakhri " kata tika

" ra liat apasih,liat atuh ke depan " ucapnya lagi

Aku melihat kedepan, ternyata diapun melihat kearahku dan tersenyum

" aku keluar dulu ya " kataku

" mau kemana? " jawab amel

" mau makan " kataku

" kamu laper?ko tumben " jawab amel

" aku juga manusia kali mel " kataku

" yaudah aku ikut " jawab amel

" trus aku teh gimana? " timpal tika

" ya terserah,mau disini atau mau ikut " jawab amel

Dia melihat sekeliling " aku ikut ajadeh, gada yang kenal disini " jawab tika

" yaudah ayo " jawab amel

Kami bertiga pergi keluar,meninggalkan Aula . Niatku memang bukan untuk makan tapi memang berusaha menghindari fakhri .

" ra kamu kenal kan sama dia? " ucap tika

" sama siapa? " jawabku

" sama yang tadi itu yang bicara dia podium, siapa mel namanya " ucap tika

" Fakhri " jawab amel

" nah iya itu, kenalkan? " ucapnya

" kenapa emang? " jawabku

" tuh dia lagi jalan kesini " jawab tika sambil terus memakan makanannya

Aku mengerjap, yang benar saja dia kesini aku bingung harus bagaimana .

" assalamualaikum " ucapnya

" walaikumsalam " jawab tika dan amel aku hanya menunduk

" kamu yang tadi di panggung ya?selamat ya hebat kamu "  ucap amel

" makasih " jawabnya

" oiya,kenapa ya?ada masalah? " ucap tika

" boleh saya bicara sama Zahra " jawabnya

" bolehsih,silakan aja mau kalian yang pergi atau kita " jawab amel

Astagfirullah kenapa sahabatku menjawab seperti ini, fakhri melihat kearahku aku melihat kearah tika dan amel mereka biasa saja membuatku kesal, kemudian aku pergi diikuti oleh Fakhri dibelakang.

Cahaya Cinta Wanita BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang