9

143 14 1
                                    

Lelah,itulah yang aku rasakan hari ini . Ditambah sikap dosen yang seenaknya membatalkan jadwal kuliah,

" teh nembe uih? A faqih aya di bumi " Mulanya

Aku terkejut,faqih?kenapa tiba-tiba kembali? Padahal baru seminggu yang lalu dia kembali untuk menemuiku sekarang dia sudah ada disini lagi?

Pernikahanku sudah berjalan 3 bulan lamanya tapi jarak diantara kami belum mampu aku patahkan. Seakan-akan dia memberi benteng yang kokoh agar aku tak bisa melaluinya.

" assalamualaikum " mulaku

" walaikumsalam " jawabnya

" baru pulang? " lanjutnya

Aku meraih tangannya kemudian mencium punggung tangannya.

" umi kemana? " jawabku

" lagi Ngajar " ucapnya

" Udah shalat? " lanjutnya, aku menangguk

" kamu siap-siap ya,sebentar lagi kita keluar " ucapnya

" kemana? " jawabku

" nanti juga tau " ucapnya

Sekarang pukul 05 Sore mobil kami pergi Membelah jalanan Bandung yang selalu Damai tak seperti Jakarta . Kami sampai disebuah rumah yang tak terlalu mewah tapi cukup nyaman untuk ditempati

" ayo turun " ucapnya

" iyaka " jawabku,kemudian mengekor dibelakang

" suka? " ucapnya, ketika kami sudah masuk kedalam Rumah, Sederhana tapi Indah dengan segala perabotan yang sudah tertata rapi

Aku menangguk, kemudian berbalik menatapnya

" Ini rumah kita " ucapnya , Aku Diam menatapnya lekat, Dia mendekat menghapus Jarak.

" Maafkan Saya Zahra, saya terlalu egois hanya memikirkan bagaimana perasaan saya, tapi tidak peduli tentangmu padahal sudah jelas kamu halalku hanya kamu yang pantas aku jadikan tempat kembali, sungguh aku telah lalai tak memberimu hak atas diriku " ucapnya

Deg! bagaimanapun Ucapan itu telah membuat hatiku berdetak hebat, Keadaan ini membuat kami menjadi gugup. Hening itulah yang kami rasakan, Selama perjalan pulang kami hanya Diam, Faqih Sibuk dengan kemudinya dan aku sibuk dengan segala pikiran yang berkecamuk tentang kejadian hari ini.

Kami sampai dirumah Umi, rumah yang aku tinggali selama beberapa tahun ini . Selepas Isya kami tidak langsung kembali ke kamar tapi berkumpul diruang Tamu mengutarakan Niat kami untuk tinggal bersama ditempat yang jauh dari Pondok .

Pagi Hari kami sudah membelah jalanan bandung untuk boyong ke rumah baru kami .

------------------------ ## ------------------------

Sekarang kami telah resmi menetap dirumah ini,rumah yang akan menjadi saksi kehidupan aku dan Faqih nantinya, Walau awalnya tak mudah untuk mendapatkan Ijin dari Akang dan Umi tapi Akhirnya Faqih mampu meyakinkannya.

" besok ada kuliah? " ucapnya

" ada ka,kenapa? " jawabku

" saya antar ya " ucapnya

Aku memperhatikannya lekat, ada apa dengannya? Kenapa akhir-akhir ini sikap nya aneh sekali?

Benar keesokan harinya faqih sudah siap untuk mengantarku pergi

" nanti pulang jam berapa ra? " ucapnya

" kurang tau ka,mungkin sore. Kenapa? " jawabku

" kalau kamu pulang kabari aku ya, biar nanti aku jemput " ucapnya

Cahaya Cinta Wanita BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang