[1] - Arsa atau Ali?

33.6K 1.5K 27
                                    

"Arsa.. Bunda minta tolong sama kamu, gantikan lah posisi adik kamu Bima. Segera nikahkan perempuan itu."

Arsali hanya pasrah tak mampu membantah apalagi melawan. Ia memilih untuk mengalah dan menuruti perintah ibunya yang begitu bersikeras ingin menjodohkannya. Sudah seminggu Arsa menjalani hubungan pendekatan dengan anak dari sahabat ibunya.

Pada awalnya Arsa merasa keberatan. Lantaran kenapa dirinya yang diharuskan menikah? Padahal sebenarnya ini adalah tanggung jawab Bima yakni adiknya yang tiba-tiba tidak ada kabar lalu pergi meninggalkan rumah. Arsa ingin melakukan hal yang sama seperti adiknya, namun Arsa tak tega dengan ibunya.

Lagi pula dia tertarik pada perempuan yang dijodohkan untuknya. Arsa menyukai perempuan itu disaat pertama kali mereka berjumpa. Namun soal mencintainya mungkin belum, tidak ada yang tahu bagaimana nantinya.

"Insyaallah, besok Arsa akan melamarnya,"


•••

Mobil sedan putih melintas memasuki pekarangan salah satu Universitas di Bandung. Sebelumnya Arsa tidak memiliki janji, namun kali ini Arsa akan memastikan perempuan itu pulang bersamanya. Tidak banyak yang tahu fakta mengenai Arsali, Arsa itu sifatnya posesif, jika sudah merasa memiliki, maka menurutnya dia berhak untuk menguasi objek tersebut sekaligus menjaganya.

Arsa sulit menyukai seorang perempuan, bahkan ia lupa kapan terakhir kali tertarik dengan sebuah hubungan. Terlalu lama Arsa sibuk dengan dunianya sendiri, tetapi entah mengapa hatinya berkata lain, memiliki perasaan yang berbeda disaat pertama kali dipertemukan oleh anak sahabat ibunya. Perempuan itu mempunyai daya tarik tersendiri parasnya yang anggun. Bibir peach alami, berkulit putih, memiliki tubuh mungil namun menggemaskan, bahkan kedua mata hazel yang indah mampu memikat Arsali.

Arsa membuka setengah jendela mobilnya dan menatap perempuan yang sedang berjalan kaki tak jauh dari mobil miliknya berhenti. Perempuan itu bernama Prilly, Yap. Prilly adalah sosok perempuan pilihan ibunya.

Kebetulan Prilly juga mengarahkan pandangannya, mau tak mau mereka menjadi saling tatap. Pria yang mengenakan kacamata hitam itu mengisyaratkannya untuk segera mendekat, dengan ragu-ragu Prilly menunduk sedikit gamang menghampiri Arsa.

"Kak Ali?" Prilly mengernyit, jujur saja ia bingung mendapatkan kehadiran Arsali yang selalu bermunculan di waktu-waktu yang tak terduga. Bukanya Arsa tinggal di Jakarta, tetapi kenapa pria itu akhir-akhir ini selalu menemuinya jauh-jauh dari Jakarta ke Bandung.

"Nama aku Arsa bukan Ali, ayo masuk.."

"Lidahku terlalu kelu untuk memanggil kamu Arsa, lebih baik Ali saja, kenapa kamu ke Bandung lagi?" Ungkapnya setelah memasuki mobil Arsali, duduk disamping pria itu yang berada dikursi pengemudi.

"Pekerjaanku di Jakarta sudah ditugaskan di kota ini dan secepatnya aku mengurus kepindahanku."

"Seharusnya kamu mencari keberadaan adik kamu Bima. Bukanya malah menerima menggantikan posisinya seenaknya seperti ini dan berusaha mendekatiku." Terka Prilly terdengar menyindir.

Sebelumnya sudah berjalan begitu baik-baik saja hubungan perjodohan Prilly dan Bima yang pernah terjadi selama tiga bulan. Sampai akhirnya ketika sehari sebelum pernikahan mereka berlangsung, Bima menghilang begitu saja. Prilly yang sudah terlanjur menaruh harapan besar akan Bima, jujur kini hatinya membekas rasa kecewa dan juga trauma. Takut bila Arsali melakukan hal yang sama seperti Bima, secara mereka adalah saudara kandung tidak ada yang tahu kan? boleh jadi mereka memiliki karakter perilaku yang sama.

Possessive [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang