[9] - Misterius

13K 1K 22
                                    


Waktu yang dinanti pun akhirnya tiba, setelah melakukan pengurusan pengajuan berkas nikah. Kini ada satu proses lagi yang perlu dilewati, yakni sidang BP4R, guna perizinan pernikahan anggota Polri. Tentu dari jauh-jauh hari Arsa sudah menjelaskan, memberi gambaran pada Prilly mengenai apa itu sidang BP4R. Arsali berharap Prilly mau memaklumi dirinya yang berprofesi sebagai polisi.

Mobil Fortuner hitam terparkir sempurna ditempat khusus para pejabat direktorat polda. Arsa lah orang yang menunggangi mobil itu, ia menuruni mobil seraya tersenyum singkat menyapa teman-temannya yang menyambut penuh antusias.

"Widih komandan Arsa bentar lagi mau nikah aura nya makin nambah, mau ke ruang sidang ya ndan?" Salah satu polisi itu mengulurkan tangannya untuk dapat berjabatan tangan dengan Arsa, diikuti dengan tiga polisi lainnya.

"Iya. Doakan lancar ya." Arsa membalas uluran tangan mereka secara bergantian. Pembawaannya yang humble selalu ia tunjukkan apabila berpapasan dengan rekan-rekannya. Maka tidak perlu ditanyakan mengapa Arsa sering kali dibanggakan dan dihormati dengan orang-orang disekitarnya.

Selain berusaha disamping itu juga Arsa mengerjakan ibadah sunnah, sehingga ia bisa berada diposisi saat ini. Lewat jalur langit Arsa rajin meminta pada tuhannya untuk mengangkat drajatnya.

Disepertiga malam ia mencari jawaban tentang hidupnya, masalah hatinya. Ia pernah dikhianati oleh seorang wanita. Tapi Arsa percaya jika sebuah penantian dan kesabaran akan ada petunjuknya, benar saja, tuhan mempertemukan dirinya dengan Prilly. Haruskah ia membuka hati dan ikhlas merima? Boleh jadi Prilly itu benar jodohnya.

"Aaminn, Pak Arsa mah pasti bisa jawab semua pertanyaannya pak Gibran. Sukses ya pak," Sahut Rayan mengacungkan ibu jarinya pada Arsa. Memberi semangat pada seniornya itu.

Arsa mengangguk singkat. Ia mengulas senyuman, lalu melenggang pergi dari hadapan temannya. Arsa menelusuri beberapa sudut ruangan, menaiki satu-persatu anak tangga menuju lantai dua sehingga tepat didepan ruang sidang, dikursi tunggu, Arsa sudah melihat kehadiran calon istrinya sekaligus calon mertuanya.

"Assalamualaikum." Ujar Arsa seraya menyalami punggung tangan kedua orang tua Prilly secara bergantian.

Raharja dan Nita turut ikut mendampingi proses sidang BP4R anaknya.

"Waalaikumsalam, ini dia nak Arsa udah datang," Pungkas Raharja menarik garis bibirnya melengkung. Ia menatap Arsa pangling. Pria yang mengenakan baju seragam polisi itu punya aura tersendiri, semakin menampikkan betapa gagahnya sosok Arsa.

"Maaf sudah dibuat menunggu, tadi ada urusan mendadak diluar dugaan saya, teman butuh saya untuk handle, " ucap Arsa menjelaskan.

Raharja dan Nita mengangguk pengertian. Sebelumnya Arsa juga sudah menelfon memberi tahu mengenai keterlambatannya.

"Baru pertama kali melihat nak Arsa pakai seragam. Benar-benar Masyaallah banget, Prilly beruntung bisa dapat nak Arsa," Ungkap Nita berkata jujur. Tak hanya Raharja, Nita pun sama-sama terkesima mengomentari penampilan Arsa.

Arsa tersenyum ramah. Tanpa pamrih ia ikut membalas pujian Nita. "Saya juga beruntung mendapatkan putri ibu."

Prilly, gadis yang berpenampilan anggun berpakaian kemeja putih dan rok wolfis hitam itu yang mendengarnya hanya mampu menunduk malu.

"Tapi sudah selesai urusannya kan, nak Arsa?" Tanya Raharja perhatian.

"Alhamdulillah sudah pak hanya masalah kecil."

Possessive [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang