[5] - Mengenang

14.6K 1.1K 20
                                    

"Nak Arsa tadi telfon Mama, katanya hp kamu gak aktif ya? kasihan dia nungguin kabar. Hari ini kamu ditunggu fitting baju pengantin di butik langganan dia," Nita menggenggam lengan anaknya dan sedikit menarik hingga Prilly terpaksa duduk.

"Belum sempat megang hp lagi Ma, tadi juga baru beli kuota internet. Lah, bukanya dia sendiri yang mau urus semuanya? kenapa aku yang pusing," Prilly tidak marah. Hanya saja ia bingung. Baru saja tiba dirumah sepulang dari bimbingan skripsi dengan dosen, tahu-tahu disuguhi pertanyaan mendetail dari sang ibu.

Sudah lelah beraktivitas kuliah sambil kerja. Ditambah sepanjang hari ia dituntut harus menyetor muka dan berkomunikasi dengan Arsa. Sesuai dengan kesepakatan, Arsa menagih janjinya, yakni perihal konsekuensi Prilly yang melanggar waktu meskipun hanya lima menit terlambat. Namun bagi Arsa waktu begitu berharga. Prilly yang di ceramahi sepanjang hari itu hanya mampu menurut, salah ia juga sudah berjanji pada pria seperti Arsa, berprinsip juga protektif.

Dapat diingat percakapan mereka sebelum esok harinya Arsa pergi ke Banjarmasin.

"Yaudah emang kak Ali mau apa dari aku. Aku traktir deh gimana? tapi traktirnya jangan makan di mal ya, pecel lele aja dipinggir jalan," Antara niat atau tidak Prilly mengusulkan sebuah pilihan untuk Arsa, kali ini Prilly merasa kalah. Tertampar oleh wejangan Arsa, semua yang keluar dari mulut Arsa adalah kata-kata berunsur didikan.

Sementara itu Arsa yang mendengarnya terkekeh sebentar. "Kamu yang nanya kamu juga yang jawab ya?"

"Gini aja deh, aku mau kamu--" Arsa berniat meneruskan ucapannya,

Belum sempat selesai, dengan kilat Prilly menyangkalnya penuh curiga. "Jangan macem-macem ya kak!"

"Sabar dulu dong, aku belum selesai bicara. Maksudnya aku mau kamu mulai sekarang jika ingin pergi kemana-mana beri tahu aku, kasih aku foto terbaru mu setiap hari,"

"Gak ah, skip. Itu kan privasi aku, kenapa kak Ali jadi kepo banget sih?" Protes Prilly berdecak sebal, ia merutuki diri, permintaan macam apa itu, jatohnya posesif banget.

Arsa mengangkat alis. Ada binar geli di matanya. "Aku kepo ya? Aku hanya mau tau kabar kamu, keseharian kamu, bukan kah itu hal wajar dalam menjalani sebuah hubungan ya?"

"Atau.. kamu merasa tidak adil? Tenang saja, aku juga nanti memberimu foto dan update kegiatan aku selama disana,"

"Bukan itu kak." Matanya memicing mendengar ucapan Arsa yang begitu percaya diri.

"Aku mau sedikit berbagi cerita-" Ujar Arsa mengatung.

Prilly menatap serius Arsa. Satu alisnya menukik pertanda penasaran. "Apa?"

"Ada orang yang tidak menepati janji besoknya dicariin malaikat izrail." Ujar Arsa menakuti-nakuti.

"Hah? Apaansi kak Ali, becandanya serem banget!"

"Kan baru dicariin, bukan--"

Possessive [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang