"Loh, nak Arsa? Prilly nya mana kok sendirian disini?"
Nita, wanita paruh baya itu adalah ibunda Prilly. Nita kian menyapa Arsa dengan ekspreksi bingung lantaran mendapati sosok Arsa yang hanya sendiri di teras rumah.
Arsa yang tengah mengamati kepergian mobil Prilly tunggangi melintas semakin menjauh. Iapun sontak tersadar dari lamunan, lantas Arsa langsung menoleh keasal suara.
"Iya Bu, baru saja Prilly pergi bersama temannya tidak sempat berpamitan karena katanya sedang buru-buru. Tapi menitipkan pesan jika dia pergi tidak akan lama," Jawab Arsa apa adanya.
"Gini aja deh kak. Aku janji sama kak Ali pulangnya gak lebih dari jam delapan malam. Lagi pula aku gak berduaan aja sama dia kok, ada teman lainnya yang sudah nungguin untuk ngumpul. Tolong bantuin aku sampaikan sama ayah dan ibu kalau aku pergi sebentar, oke,"
Penuh ambisi Prilly meyakinkan Arsa, tertera wajah memelas. Serta permintaan memohon-mohon yang dilakukan Prilly pada Arsa. Hingga pada akhirnya Arsa melunakkan diri untuk mempertimbangkan keinginan Prilly.
"Jika kamu berbohong dan tidak menepati janji mu bagaimana?"
"Terserah kak Ali ingin meminta permintaan apapun itu. Tapi aku yakin aku akan pulang tepat waktu."
Begitulah percakapan terakhir mereka setelah Prilly langsung pergi bersama Dava. Dengan berat hati Arsa membiarkan perempuan itu pergi bersama laki-laki lain. Pastinya itu dapat terjadi setelah iming-iming yang Prilly jaminkan.
"Kebiasaan anak itu selalu meninggalkan tamu dan seenaknya pergi, Maafkan Prilly nak Arsa," Sesal Nita mengeluh.
"Tidak apa-apa Bu."
"Kalau gitu ayo masuk lagi kedalam. Tadi ibu buat kue dicobain dulu, jangan pulang buru-buru ya,"
▪︎▪︎▪︎
"Bagaimana, suka nggak nak Arsa sama kue nya? Oh iya kata papa kamu besok kamu mau ke Banjarmasin ya." Tanya Nita.
Setelah beberapa menit berlalu, yakni saling bercengkerama satu sama lain. Membahas banyak persoalan termasuk membahas rencana pernikahan Arsa dan Prilly yang akan segera diselenggarakan. Mereka tak pernah lungsur kehabisan topik.
"Enak Bu, boleh saya bawa pulang ya buat nanti dijalan," Memberikan kesan ramah Arsa tersenyum simpul menghargai kue buatan Nita.
"Iya kebetulan besok ada tugas di Kalimantan pagi-pagi saya sudah harus berangkat." Sambung Arsa lagi.
"Boleh. atau nanti ibu sengaja bikinkan yang baru untuk bekal besok." Tawar Nita begitu antusias.
"Terimakasih Bu."
"Arsa, kalau kamu selalu pergi keluar kota, bagaimana dengan Prilly, jangan selalu di tinggal dong," Timpal Zoya, ibu Arsa ikut mengomentari tentang kesibukan Arsa. Zoya tahu bila anaknya jarang memiliki banyak waktu senggang untuk bisa mengambil libur dan berkumpul bersama. Mengingat Arsa bekerja di salah satu instansi pemerintah yakni dikepolisian, apa lagi semenjak Arsa baru dilantik sebulan yang lalu naik jabatan. Arsa sering kali berpergian, memiliki tanggung jawab pada bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive [REPUBLISH]
RomantikArsali Damarta, profesinya sebagai Polisi menjadikan dirinya begitu tegas, protektif dan juga posesif akan segala kepemilikannya. Arsa Menerapkan arti sebuah disiplin. Hal baru mengenai Arsa, dia mulai berani membuka hatinya lagi ketika dirinya dijo...