Under The Rain

77 3 0
                                    

Happy reading
Vote, comments, and share please
Sorry typo everywhere

O(≧▽≦)O

Yaca membolak-balik lembar kertas yang ia baca dengan gundah, hari ini ia ada jadwal pertemuan dengan client. Dan sampai sekarang ia masih ingat kejadian di perkemahan lima hari yang lalu. Walau Bayu tak mengatakan apapun pada papa tapi Yaca tetap memikirkan bagaimana keadaan Alexa yang mendapat banyak teguran dari pak Danu. Alexa juga mendapat tatapan tak suka dari anak-anak yang ikut camping. Yaca menjadi merasa bersalah karena itu. Kegundahan Yaca seketika tertepis sebentar ketika Duan masuk dengan membawa berkas yang lain. Dalam ruang kerjanya saat ini sudah banyak kertas dan berkas yang lain menyusul dengan santai. Yaca menghela napas, memang diawal kekuasaan akan sangat sibuk mengurus ini dan itu. Duan tersenyum simpul sembari menyodorkan berkas yang ia pegang.

"Nona, client dalam perjalanan ke restoran yang telah dijanjikan. Sekitar empat puluh lima menit lagi mereka akan sampai."

"Terima kasih atas informasinya kak. Bayu dimana kak?"

"Bayu sedang ke luar sebentar. Sepertinya dia dipanggil oleh bapak direktur."

"Pastikan Bayu ikut meetting kak."

"Iya, nona."

Yaca kembali memfokuskan diri pada lembaran kertas yang tak ada habisnya itu. Sesekali cewek itu melirik jam tangannya yang berlalu cepat. Terdengar suara pintu di ketuk, Yaca memberikan izin si pengetuk untuk masuk ke ruangan nya. Yaca menemukan Bayu yang membawa sesuatu yang tidak ia ketahui. Cowok itu menyodorkan kotak yang cukup besar pada Yaca, cewek itu hanya menatap lurus ke arah kotak tanpa berniat untuk mengambil nya.

"Dari penggemar rahasia lo Ca."

"Penggemar rahasia?"

"Hehehe, enggak kok becanda doang gue. Ini dari nyonya Yuan, lo diminta make dress ini karena client kali ini spesial. Project untuk pengelolaan pertelevisian harus segera dikembangkan itu permintaan papa lo. Jadi client yang bakal kita temui adalah kolega papa lo yang sekarang tinggal di Amerika. Jadi kudu formal dikit."

"Emang sekarang gue nggak formal ya?"

Bayu terdiam kemudian melirik penampilan Yaca yang sedikit kusut, mungkin karena cewek itu telah terkurung lama di ruangan ini. Yaca menghela napas kemudian mengambil kotak yang masih dipegang oleh Bayu. Cewek itu menuju kamar mandi di ruangannya dan mengganti pakaian yang ia pakai. Keluar dari kamar mandi Yaca merasa cukup nyaman menggunakan dress kantor ala remaja rancangan ibunda tercinta. Warna dress itu senada dengan sepatu yang ia kenakan sekarang yaitu hitam ke abu-abuan. Menarik.

Setelah merapikan diri akhirnya mereka melesat ke restoran yang telah di janjikan. Yaca membaca bahan yang akan mereka rapatkan, mengulang apa yang akan mereka bahas agar tidak mengecewakan ketika ia menyampaikan nya nanti. Beberapa menit berlalu dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di restoran 'Rempah Indonesia'. Bayu turun terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Yaca. Cewek itu masih saja sibuk dengan berkas yang ia bawa. Bayu mengetuk pelan jendela mobil, membuat Yaca segera tersadar dan cewek itu nyengir kuda. Yaca turun dari mobil dan melangkah ke dalam restoran. Ternyata kolega papa sudah duduk di salah satu kursi di dalam, Yaca dengan langkah pasti dan terlihat begitu berwibawa mendekati dua pria paruh baya dan satu wanita berumur sekitar dua puluh lima tahunan tersebut. Percaya diri cewek itu cukup baik saat ini, tak lupa juga Yaca tersenyum ramah ketika sudah berada dihadapan para client-nya.

"Nona Mita?" Seorang pria paruh baya yang memakai jas abu-abu segera berdiri.

"Iya, Saya Yaca Ayusa Paramitha." Yaca mengangguk kemudian menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang