chapter 4 | Terobati

9.3K 632 30
                                    

Back to my story💕
Warning!!! Typo bertebaran...
~
~
~

Aku percaya seiring berjalannya waktu,
Luka itu akan tertutup oleh kebaikan-kebaikan Tuhan yang nyata
Dalam setiap aku membuka mata.
-

Anonymous-

🍀🍀🍀

Elgama sepertinya sedang menunggu seseorang di depan pintu toilet. Setelah bel pulang berbunyi nampaknya seluruh siswa berhamburan ke luar kelas dengan riuh, seakan-akan sudah tak ada hari esok lagi. Mata Elgama berkeliaran melihat siswa-siswa yang berlalu lalang dan mengawasinya satu-persatu, siapa tahu orang yang sedang di carinya itu ada di kerumunan ramai.

Sambil mengelap keringat yang mengucur di dahinya, Elgama menelepon seseorang dengan wajah penuh kekesalan.

"Cari Rey sekarang!!Gua nggak mau tahu!!" bentak El kepada seseorang di sebrang sana.

"Suruh Rey ke toilet laki-laki sekarang!! Kalau nggak--siap-siap aja besok, nggak bisa jalan. Bilang sama tuh bajingan. Kalu dia kabur, Gue nggak segan-segan matahin tuh kaki....gue nggak pernah main-main sama ucapan gue...." Elgama menutup teleponnya sepihak dengan kasar.

'Awas aja tuh orang kalau nggak dateng...' Elgama meninju tembok di sampingnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

Bisa-bisanya ada orang yang main-main dengan sosok singa jantan, seperti El.

Tak lewat lima menit, Elgama bisa melihat laki-laki dengan penampilan urakan menghampirinya dengan wajah ketakutan sekaligus waspada. Elgama bersedekap dada dan melihat lelaki di depannya ini dengan tatapan mengolok. Sedangkan lelaki yang tengah di tatap seperti itu sedikit mundur beberapa langkah dari Elgama, kalau-kalau saja El menyerangnya dengan tiba-tiba. Seketika nyali lelaki itu ciut melihat Elgama terus menatapnya dengan wajah beringas.


"Lo lupa sama hukuman pak Gatot?!" tanya Elgama, menindas Rey yang memalingkan wajahnya dari tatapan Elgama. Seakan tahu kalau Elgama sedang memojokkannya, Rey hanya diam tak berkutik.

"Perlu gue ingetin?!!?" Elgama berteriak tepat di wajah Rey. Elgama menarik kerah baju cowok itu dan menghantam punggungnya ke tembok dengan keras. Begitu Rey tersungkur ke lantai, Elgama kembali mencengkram kerah Rey, dengan satu sentakan keras, ia meninju wajah Rey yang masih memar dan mendorongnya dengan kasar ke dinding.

"Ini buat penghianat busuk kayak lo!!Dan ini akibatnya lo kabur dari hukuman!! Gue peringatin sama lo, untuk jangan pernah nampakkin diri lo lagi!! GUE MUAK." Elgama menendang perut Rey dengan tidak berperasaan.

"Bersihin tuh toilet!!! Kalau sampai besok masih kotor... Lo abis sama gue..." Elgama meninggalkan Rey yang masih tergeletak tak berdaya di lantai.

Rey belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia bisa bangun. Matanya tak beralih memandangi punggung Elgama yang mulai menjauh dan hilang. Dengan sekuat tenaga Rey berusaha bangun, dan berdiri. Lalu segera membersihkan toilet sebelum hari semakin sore.

***


Sore ini rencananya Meira ingin ke rumah sakit untuk mengunjungi Emily, adiknya Sarah. Sarah adalah sahabatnya, Ia sudah berteman sejak lama dengan Sarah. semenjak kedua orang tua sarah tewas dalam kecelakaan pesawat, Sarah hanya tinggal berdua dengan adiknya yang berumur 6 tahun. Sudah sekitar dua tahun Emily mengidap penyakit Leukimia, yang mengharuskan ia di opname di rumah sakit dan menjalankan berbagai pengobatan dan kemoterapi.

ELGAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang