Chapter 19 : The Past

3.1K 176 16
                                    

Back to my story:)

-----------------------------------------------------------------

"Mimpi buruk yang sebenarnya adalah ketika dirimu tidak bisa kembali pada titik mula"
-Elgama-

***

“Lari Gama!”

   Teriakan Victor menggema diseluruh ruangan tua yang tak berfungsi sejak lama itu, tetapi pria berambut gondrong itu masih belum beranjak dari posisi tidak menguntungkannya. Ia masih begitu nyaman berada dalam kurungan seorang pria yang tak kalah besar darinya. Pria besar itu kini kembali melayangkan tinjunya tanpa ampun ke arah Victor yang sudah terkapar babak belur.

DOORRR!

  Tembakan dari pistol pria lain terdengar begitu memekakan telinga. Elgama terpaku ditempatnya berdiri—sama sekali tidak ingin melarikan diri dari sana. Victor membelalak melihat darah yang mengucur deras dari bagian kanan perutnya—darah itu berhasil mengotori kemeja putihnya. Tembakan itu mengenai sasaran yang tepat. Bukan pria yang meninju Victor, tetapi Victor sendirilah.

  Pandangan Elgama beralih bergantian dengan cepat. Dari Victor—lalu ke luka tembak yang tampak mengkhawatirkan itu. Lelaki bernetra hitam sepekat malam itu refleks menerjang kedua pria dari pihak yang sama—para pebisnis illegal yang menyerangnya dan juga Victor.
Dengan cepat Elgama merebut pistol dari balik Jas pria yang kini berbaring dengan darah mengalir dihidungnya. Ia menodongkannya ke arah pria diatas tubuh tak berdaya Victor.

“Gama lo gila! Pergilah sebelum mereka bertambah banyak! Jangan membuat masalah semakin besar,” Victor kembali meneriakinya, berusaha memperingati Elgama yang tampaknya tidak terpengaruh sama sekali.

Cowok tampan itu menajamkan penglihatannya, lalu melirik pria didekat kakinya. Pria ber-jas hitam itu mencoba bangun dan menarik kaki Elgama.

Namun pergerakan Elagam tak kalah cepat, dia menginjak tangan pria itu dengan sekali hentakan. Lalu….

DORR!

    Peluru dari pistol Elgama melesat cepat tanpa terduga. Tembakan itu membuat pria besar diatas tubuh Victor tumbang—dengan bersimbah darah. Jelas-jelas tembakan Elgama tidak meleset, justru langsung mengani organ vital pria besar tadi.

Victor yang setengah sadar, mencoba mengambil napas dengan teratur—mengupayakan dirinya tidak hilang kesadaran. Cowok gondrong beringas itu melotot kearah Elgama yang belum bergeming dari tempatnya.

“Apa yang lo lakukan Gama?!” Victor mencoba bangkit dan menekan luka tembak-nya dengan telapak tangan, “Kenapa lo nembak pria ini?”

Pistol ditangan Elgama terjatuh. Tangan lelaki itu bergetar hebat, bahkan matanya yang tadi menggelap kini tampak muncul setitik rasa takut. Tatapannya tak lepas dari mayat yang menggelepar dibelakang Victor.

Tubuhnya menegang saat Victor mendekatinya dengan tertatih, pria gondrong itu mencengkram kuat bahunya.

“Gue udah bilang pergi! Kenapa lo malah tembak dia? Lihat lo juga nggak beda jauh dari gue sekarang, seorang pembunuh!” Victor berbicara dengan susah payah.

Rasa takut pada dirinya sendiri mulai menjalar. Dan itu manusiawi! Elgama takut dirinya menjadi sesosok monster yang kapanpun dapat membunuh orang. Dan itu benar terjadi! Sekarang dia tak lebih baik dari seorang monster sekalipun. Lihat apa yang telah diperbuatnya!

ELGAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang