Chapter 21 : Jangan Berantem Lagi Yah?

3.1K 224 20
                                    

Aku tungguin buat vote dulu:)

Yok monggo pencet bintang yah!
----------------------------------------------------------

"Lucu sekali yah setiap kali aku bermimpi selalu ada kamu di dalamnya"
-Elgama-

***

El?”

Cowok bermata elang itu menoleh cepat.

“Itu, emm … malam ini kamu mau tidur dimana?” tanya Meira, hati-hati.

Elgama yang berdiri diambang pintu rumah, jadi mengurungkan niatnya untuk pulang ke kontrakan Victor. Ia masih betah memandangi gadis dihadapannya ini.

“Kamu, mau pulang ke rumah? atau ke rumah temen kamu, Victor?” tanya Meira, lagi.

Ya! Elgama sudah menceritakan semua-nya pada Meira. Mulai dari pertemuannya dengan Ayah tirinya, tentang Ibunya dan soal masalah yang dihadapinya dengan Victor dan yang lainnya. Meira juga tidak banyak berkomentar soal hal ini, gadis itu lebih memilih diam dan menepuk punggung Elgama berkali-kali—untuk menenangkannya.

Gadis itu memang pendengar yang baik dan tulus.

Elgama mengangkat sebelah alisnya, “Emang, kalau gue bilang pengen tidur di kamar lo, boleh?”

Dahi Meira berkerut. “Mana mungkin aku tidur sama cowok yang bukan muhrim.”

Elgama terkekeh, mengacak rambut Meira sampai anakan rambut itu berantakan. “Do’ain biar bisa cepet-cepet nikah sama Ira.”

Meira blushing!

“Yaudah gue pergi dulu yah,” pamit Elgama.

Ia mengecup kening Meira lama-lama, membuat gadis itu tertegun diambang pintu.

  Ingatan manis itu seakan tak mau lepas dari kepala Elgama, sudah sejak tiga jam lalu ia terus membayangkan momen dirinya bersama gadisnya itu.

Bahkan ingatan saat terakhir kali dirumah Meira masih terbayang jelas.

Elgama tersenyum lebar, mengalahkan keagungan yang surya. Dia melanjutkan jalannya yang sempat tertunda. Hari ini ia berencana ke sekolah, tapi tidak untuk belajar, melainkan untuk bertemu dengan bidadarinya. Lagipula sekolah tak ada gunanya buatnya, kenapa ia harus bersekolah jika tidak mendapatkan apa-apa disana?

Elgama bukanlah tipe cowok yang tahan duduk dan mendengarkan segala macam ocehan guru selama 9 jam lamanya. Ia adalah cowok yang bebas!

Sesekali Elgama menendang kaleng minuman yang terkapar di setiap jalan. Jalan menuju ke sokolah-nya itu sebenarnya banyak rute-nya, tapi Bad Boy itu malah memilih berjalan kaki dan melewati gang-gang sempit. Ada untungnya juga sih lewat gang itu, dengan begitu ia bisa bebas dari kejaran polisi.

“Jadi ini ketua komplotan SMA Taruna Merah-Putih?” seru cowok berseragam putih abu-abu, memandangnya remeh.

Ia dan beberapa temannya menghalangi jalan Elgama. Mereka muncul dari arah tikungan sebelah utara.  Elgama tersenyum miring, pagi buta begini sudah ada yang mencari masalah dengannya? 

Elgama bisa melihat ada sekitaran tujuh orang  yang menghalangi jalannya, dua orang dari mereka membawa balok kayu sedangkan yang lainnya berdiri dengan tangan kosong—berlagak menunjukkan taring kecil meraka yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Elgama. Dan Elgama sama sekali tak gentar, justru ia senang para berandalan itu rela menjadi pelampiasan otot-ototnya yang sudah gatal ingin memukul orang.

ELGAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang