serpihan 7

11 4 0
                                        

Pagi yang cukup cerah di hari ini, dengan berbagai macam bunga yang merekah. Sayang sekali Dewa dan Dysa hanya berdiam di dalam apartemen di saat alam sedang bahagia seperti pagi ini.

"Dewa, sekarang Dysa punya teman baru!" Ucap Dysa riang. Dysa berjalan menuju Dewa yang sedang berkutat dengan kuas dan kanvas.

"Hmmm." Balas singkat Dewa.

"Teman baru Dysa namany..."

"Berisik!" Potong Dewa.

Dewa sedang khusuk dengan lukisannya, melukis suasana pasar di zaman romawi kuno.

Dysa mengambil duduk di sebelah Dewa, Dysa memperhatikan dengan saksama lukisan Dewa.

"Di sana ada Dysa gak?" Tanya Dysa menunjuk lukisan Dewa. Gadis ini mulai kritis kepada banyak hal.

"Nggak"

Dewa menggoreskan kuas nya dengan penuh hati-hati.

"Kenapa Dysa gak ada di sana??"

"Kenapa Dysa gak ada di sana?? Dewa?"

"Dewa?? Kenapa Dysa gak ada di sana??"

Dewa menghentikan gerak kuas nya, dan menarik nafas panjang. Dewa benar-benar tidak habis pikir, betapa berisik nya gadis di sampingnya itu.

"Lo gak ada di sana, karena lo ada di sini. Di sebelah gue!" Ketus Dewa karena geram. Ia menatap lekat Dysa, lalu ia kembali melanjutkan aktivitas melukis nya.

"Oh" sahut Dysa acuh, tanpa dosa.

Tinggg!!

Bunyi unlock yang berasal dari  pintu apartemen Dewa membuat Dewa dan Dysa mengalihkan pandangan ke arah pintu tersebut.

Betapa syok nya Dewa saat mengetahui siapa yang bertamu.

Ragga. Laki-laki itu diam mematung setelah melangkah masuk ke dalam apartemen sahabatnya, dan pemandangan di dalam apartemen lah yang paling membuatnya bingung.

Tubuh Dewa menegang, ia meneguk saliva nya karena panik. Persetan dengan lukisan nya, persetan dengan cat yang mulai meluncur bebas di lantai apartemen nya. Rasa panik menguasai dirinya.

Dysa merasakan atmosfer di sekitarnya kian menegang, namun ia hanya bisa menatap Dewa dan Ragga secara bergantian. Kedua laki-laki itu masih diam di tempatnya masing-masing dan dengan pikiran nya masing-masing.

"Lo yang kemarin mabuk siang bolong kan??" Tanya Ragga ngawur. Ia melangkah mendekat.

"Dewa, mabuk itu apa?? Dewa gak pernah ajarin Dysa mabuk sih kan Dysa jadi gak tau."

Ragga menatap bingung Dysa. Pikiran nya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan. Kini ia berganti menatap Dewa dengan tatapan menyelidik.

Sebenarnya apa hubungan antara Dewa dengan gadis yang kemarin sempat menabraknya?.

Siapa kah gadis di depan nya ini?? Dan kenapa juga gadis itu ada di apartemen Dewa??

"Dewa!!!" Panggil Ragga meminta penjelasan. Ia memicingkan matanya, menyelidik setiap perubahan raut wajah Dewa. Telinga nya siap mendengar penjelasan Dewa.

Dewa menggaruk rambut belakangnya yang tidak gatal. Ia merasa terpojok dengan tatapan mata Ragga.

"Fine! Gue bakal jelasin." Ucap Dewa frustasi. "Tapi gak di sini. Ikut gue ke balkon, gue bakal jelasin di sana" Dewa beranjak meninggalkan Dysa.

Saat ini Ragga dan Dewa sudah berada di balkon apartemen Dewa. Ragga terus mendesak nya untuk menjelaskan siapa dan apa hubungan antara dirinya dan Dysa.

My Girl From Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang