Bab 4

4.5K 233 1
                                    

Aku tak tau apa ini cinta atau ilusi semata.Namun,saat kamu katakan kamu tak mau berhubungan dengan seorang yang tak beragama,detik itu juga kurasa dunia ini seakan runtuh menimpa diriku
-Furqon Al-Fatih

"Apa yang terjadi pada diriku? Gadis itu selalu hadir dalam pikiranku. Menari-nari dengan indah seakan enggan tuk berhenti dan melenggang pergi. Ku akui dia berbeda dari yang lain. Arrrggh... Aku kenapa? Aku bingung dibuatnya!" Adu Fuqon kepada sahabatnya Haekal.

"Hahaha... Kamu lucu sekali Furqon. Kamu bodoh atau bagaimana? Dengar sobat, kau sedang jatuh cinta pada Aunara. Cinta pandangan pertama tepatnya."

"Apa? Cinta? Hahah... Tidak! Aku tidak mencintainya haekal.Mungkin ini hanya sesaat saja aku rasakan." Bantah Furqon.

"Terserah kamu saja deh,baiklah furqon ayo kita pergi latihan,mereka sudah menunggu." Ajak Haekal,kemudian Haekal berdiri dan menepuk pundak Furqon tanda mengajak. Mereka pergi kesekolah lagi untuk melanjutkan latihan mereka bersama tim basket sekolah tuk pertandingan antar sekolah yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan depan.

Sesampainya disekolah, mereka langsung bermain basket karena hanya Furqon dan Haekal yang ditunggu-tunggu para teman setim mereka dari tadi.Namun, Furqon terlihat tak berkonsentrasi dalam bermain hingga membuatnya hampir terkena bola karena melamun.

"Qon,ada apa denganmu bro? " Tanya Alwi teman setim sekaligus teman sekelas Furqon.

"Tidak ada,aku baik-baik saja" jawab Furqon seadanya.

"Tapi.."

"Sudahlah, jangan ganggu furqon wi, dia sedang punya masalah, biarkan saja..." Potong Haekal menengahi,dia takut Furqon tidak suka jika alwi terlalu banyak bertanya nanti dan mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

***

Seiring berjalannya waktu, Furqon masih saja memikirkan Aunara,hampir 4 bulan sudah berlalu sejak kejadian itu. Namun, Furqon masih belum bisa melupakan bayangan gadis dengan kebiasaan menunduk itu. Furqon sudah memcoba tuk melupakannya. Nihil, dia malah semakin mengingatnya. Mungkin benar kata Haekal, Furqon telah jatuh cinta pada Aunara. Akhirnya Furqon menyerah dengan usahanya dan membenarkan bahwa dia mencintai Aunara dan bahkan sangat mencintai gadis cantik itu.

Hari ini, seorang Furqon berniat untuk menemui Aunara dan menyatakan perasaannya. Ini adalah hal pertama dalam hidupnya. Dia tidak pernah mencintai seorang gadis setelah kejadian yang menimpa hidupnya,sekalipun dia dekat dengan seorang perempuan dia hanya bermain-main dengan itu tidak lebih.

Dengan langkah yang mantap,Furqon berjalan menuju kelas Aunara. Aunara merupakan adik kelas Furqon dan sekarang gadis itu masih duduk di kelas X. Sesampainya didepan kelas Aunara, Furqon ragu,namun niatnya telah bulat,Furqon melangkah mendekati pintu kelas Aunara dan dia melihat Aunara sedang membaca buku dengan santai. Tanpa pikir panjang, Furqon memberanikan diri duduk di bangku kosong tepat disamping Aunara. Seketika Furqon melihat Aunara terkejut dengan kehadirannya,tapi tidak membuat Aunara melepas pandangannya dari buku yang dia baca.

"Aunara..." Panggil Furqon pelan karena gugup.

"Hmm... Iya kak? ". Ternyata Aunara mengenali Furqon.

"Hmm... Boleh tidak saya mengatakan sesuatu? " Tanya Furqon dengan hati-hati.

"Silahkan kak..." Jawab Aunara singkat.

"Sebenarnya... Hmm..." Furqon berhenti sesaat. Aunara masih diam meski pandangannya belum beralih dari buku yang dia pegang, namun Aunara menunggu kelanjutan kalimat Furqon.

"Sebenarnya,saya suka sama kamu Aunara. Mau kah kamu jadi teman perempuanku?". Furqon menyelesaikan kalimatnya yang terpotong tadi dan merasa lega.Dia berpikir, kalau dia tidak akan sanggup mengutarakannya,nyatanya tidak,dia mampu melakukannya.

Aunara terkejut dengan mengakuan Furqon itu,kemudian meletakkan buku yang dia baca tadi, Aunara mengangkat kepalanya dan menatap lurus kedepan.

"Apakah maksud kakak sebagai pacar? " Tanya Aunara.

"Iyaa...."

Aunara diam sejenak,kemudian bertanya lagi " Apa agamamu kak?"

Furqon terkejut dengan pertanyaan Aunara barusan.Dengan nafas berat,Furqon menjawab pelan hampir tak terdengar "Aku tidak memiliki agama Aunara" . Kemudian Furqon menunduk menunggu jawaban Aunara kembali. Tiba-tiba Aunara bangkit dari duduknya,dengan memberi secarik kertas kepada Furqon terlebih dahulu sebelum pergi entah kemana meninggalkan Furqon.

Furqon membuka kertas pemberian Aunara.

Maaf kak...
Dalam keyakinanku,pacaran itu tidak diperkenankan.
Haram hukumnya.
Apalagi aku tak mau berhubungan lebih jauh dengan seseorang yang tak menganggap Tuhan itu ada.

Bagai tersambar petir,Furqon melenggang pergi dari kelas Aunara.

"Apa salahku lagi? Apa salah bila aku tidak memiliki agama? Bukankah itu hak setiap manusia untuk memiliki agama atau tidak? " Batin Furqon dengan rasa sakit dihatinya.

Atas kejadian itu,Furqon memilih untuk menjahui Aunara,sejauh mungkin.Meski dia masih mencintai gadis itu.

Tak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Furqon telah lulus SMA dengan nilai yang lumayan bagus.Sebenarnya Furqon adalah anak yang cerdas dan berprestasi,namun hidupnya yang seperti itu membuat segala hal yang berkaitan dengannya tidak begitu penting. Semua itu karena masa lalu kelamnya.

Furqon memilih melanjutkan sekolahnya disalah satu Universitas dikotanya lagi.Dia memilih jurusan pendidikan sastra.Entah apa yang membuatnya memilih jurusan itu. Dengan mantap,dia melanjutkan hidupnya lagi. Dengan meninggalkan segala kenangan disekolah SMA itu. Kenangan dengan seorang gadis yang berhasil mengambil hatinya yang hampir mati itu.

***

Hai-hai ketemu lagi para pembaca...
Suka tidak dengan ceritanya? Yuk... dikomen yaa dan jangan lupa votenya juga :)

Selamat membaca dan Terimakasih :)

Wassalam
#Rnih

PadangSidimpuan,27 April 2018.

Ana Uhibbuka (Fillah?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang