Bab 6

4.1K 223 1
                                    

Assalamualaikum pembaca :)
Udah nyampe part 6 ini . Ada yang nungguin gak yaa? Kalo ada Alhamdulillah :)

Makasih tuk semua yang mau baca cerita saya yang sederhana ini :) Jangan lupa vote dan komen yaa Kasih saran atau kritik gitu juga boleh :D Maklumin kalo rada ngawur gitu Hehe atau terlalu singkat ceritanya. Pemulaa :D

Selamat membaca kembali yaa :)

***

Dari pertemuan singkat hari itu, Furqon dan Aunara semakin terlihat akrab,meski Aunara terkesan selalu menjaga jarak,tidak membuat Furqon merasa terusik, dia malah semakin kagum akan sosok bidadari itu. Setiap saat Furqon selalu mencari cara agar dia bisa selalu bersama Aunara, Aunara tau itu.Namun, dia tidak terlalu memikirkannya, karna baginya menuntun kembali Furqon kejalan yang lurus lagi benar adalah hal yang utama. Dengan bantuan Sang Pencipta tentunya.

Semakin hari,segala kebaikan dan kesabaran gadis itu, membuat Furqon terenyuh akan suatu keyakinan. Furqon sadar bahwa sebenarnya Tuhan itu ada.Dia yang terlalu egois dengan meninggalkan Sang Pencipta karena merasa tak ada keadilan dalam hidupnya. Merasa dia manusia paling menderita di dunia. Merasa Tuhan tak lagi menyayanginya. Merasa Tuhan telah merampas segala kebahagian dari dirinya. Furqon tidak sadar, keadaan yang pernah dia alami dulu belum apa-apanya dibandingkan segala ni'mat yang selalu Tuhan berikan setiap saat untuknya. Kadang begitulah kita manusia, dengan cobaan yang sedikit saja sudah membuat kita beranggapan bahwa Tuhan itu tidak adil. Tanpa berpikir dulu apakah kita telah bersyukur atas segala pemberian-Nya.

Tanpa sengaja, Aunaralah yang mengajarkan dan memperkenalkan Sang Pencipta lagi kepada Furqon.Namun, Furqon masih enggan tuk mengatakan hal itu pada Aunara. Bukan karna dia takut atau apa, hanya saja Furqon sangat malu atas dirinya sendiri.

Tapi sang waktu kembali mempertemukan mereka dengan sebuah perpisahan tuk kedua kalinya. Aunara akan pergi ke negeri para khalifah, Turki untuk melanjutkan studynya.Hari ini adalah pertemuan terakhir mereka sebelum Aunara pergi meninggalkan Furqon. Lagi-lagi Tuhan menempatkan mereka dalam situasi berat ini, terkhusus untuk seorang Furqon. Dia tidak akan melihat bidadari yang selama ini mewarnai hidupnya.

Disini mereka sekarang, di sebuah bandara. Furqon ikut mengantar Aunara. Rasanya Furqon tak akan sanggup bila harus berjahuan dengan Aunara. Indonesia-Turki, jarak yang sangat jauh bagi Furqon,namun apa daya keputusan Aunara tuk melanjutkan study kesana tidak bisa Furqon halangi.

"Aunara jangan pergi..." minta Furqon dengan menahan air matanya tuk tak menetes dengan sekuat tenaga.

Aunara hanya diam tak bersuara. Aunara juga tidak ingin meninggalkan Furqon. Dia ingin selalu bersama laki-laki itu. Tak lama, Aunara memberikan Furqon kertas seperti dulu lagi. Furqon menerimanya.

Kak Furqon...
Kamu boleh mencintaiku...
Setelah kamu mampu mencintai Sang Penciptaku, Allah.
Ana Uhibbuka Fillah akhi :)

Furqon terkejut dengan mengakuan gadis itu.
Apa? Aunara mencintaiku? Karena Allah? Tuhan yang telah kutinggalkan jauh, jauh sekali. Furqon jatuh tersungkur, dadanya sesak, air mata yang dia tahannya tadi keluar juga, bahkan sangat deras. Furqon tidak peduli dengan pandangan orang-orang disekitarnya. Dia sungguh menyesal. Betapa sombongnya dia dulu. Dia enggan menyembah Sang Pencipta. Dia hanya setitik debu bahkan tak berarti apa-apa jika dihadapan Tuhan. Tapi dia begitu sombong.

"Ya Allah... maafkan dan ampuni hambamu yang sangat hina ini. Hambamu yang pernah meragukan keberadaanMu " Rintih Furqon terdengar sangat pilu dengan suara pelan.

Furqon berdiri dari keadaan yang sangat menyedihkannya tadi.Aunara hanya diam menyaksikan Furqon seperti tadi.

"Bagaimana aku mencintai Allah aunara? "

Aunara menatap Furqon dengan senyuman yang sangat manis menghiasi paras cantiknya.
"Dengan mengenal-Nya" jawab Aunara lembut.

"Bagaimana aku mengenal-Nya?"

Dengan senyuman yang masih melekat indah diwajahnya, Aunara menjawab dengan sedikit menatap lebih lembut mata Furqon.
"Kak, kita hanya mampu mengenal Allah, jangan pernah mencari-Nya, kita tak akan mampu tuk melakukan itu. Kita tak mempunyai kekuatan tuk menggapai-Nya. Allah sangat sempurna tuk kita temui. Allah sangat begitu indah tuk digambarkan. Karena dengan segala kesempurnaan dan keMaha Besaran-Nya, kita tak akan sanggup bertemu dengan-Nya. Allah akan selalu bersamamu kak. Tempatkan Dia selalu dihatimu. Maka kamu akan mengenal-Nya. Jadilah manusia yang selalu yakin. Bukankah ada pepatah mengatakan-- Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta-- Kenali Dia maka kamu akan mencintai-Nya kak, bahkan sangat mencintainya dari apapun di dunia ini"

Lekas setelah berkata seperti itu. Aunara berbalik tuk melanjutkan langkahnya menuju pesawat yang akan membawanya ke tanah Turki. Tanpa sepengetahuan Furqon, Aunara menangis dalam diam,sambil berdo'a dalam hati
"Ya Allah... Bukakan pintu hatinya. Berikan dia petunjuk dan hidayah-Mu. Hamba menyayanginya yaa Rabb. Jagalah dan bimbinglah dia untuk menggapai cinta abadi-Mu".

Furqon hanya dapat menatap kepergian Aunara. Sempat dulu Aunara mengatakan untuk tidak menunggunya. Jodoh? Tidak ada yang tau. Hanya Allah. Tapi Furqon akan tetap menunggu Aunara kembali.
"Aku akan menunggumu bidadariku. Aku akan memantaskan diri untukmu. Entah keyakinan dari mana, aku yakin kamu adalah jodohku, tulang rusukku. Bukankah laki-laki baik hanya untuk perempuan yang baik pula? Itu janji-Nya" Batin Furqon.

Dengan nuansa baru, seakan Furqon merasa dilahirkan kembali, Furqon meninggalkan bandara.Dia akan memulai segalanya dari awal. Yaa dari awal!.

***

Wassalam
#Rnih

PadangSidimpuan,29 April 2018

Ana Uhibbuka (Fillah?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang