Bab 11

4.8K 194 2
                                    

"Bismillahirrahmanirrohim... Saya terima nikah dan kawinnya Aunara Safitri Zahra binti Sulaiman dengan seperangkat alat sholat,cincin emas seharga 20 juta dibayar tunai." Furqon menyelesaikan ijab kabul dengan lancar dalam sekali tarikan nafas. Furqon merasa sangat lega dan tentunya begitu sangat-sangat bahagia.
"Alhamdulillah..." Lirih Furqon.Gugup luar biasa yang Furqon rasakan sebelum pelaksanaan ijab kabul hilang begitu saja dengan segala kebahagian yang mereka rasakan saat ini. Impian yang pernah hampir Furqon lupakan sekarang telah menjadi kenyataan. Aunara,bidadari dunia yang telah membuat Furqon sebaik ini sekarang telah sah menjadi istrinya. Semuanya karna apa? Karna Allah. Allah tau yang terbaik tuk para hamba-Nya dan Allah lah sebaik-baik perencana.

"Sah?"
"Sah.....!"

Kemudian acara do'a berlangsung. Setelah do'a, Furqon dipersilahkan tuk menjemput Aunara kekamar gadis itu. Ameera bersama ibunya Aunara. Mereka sangat bahagia atas kehadiran Ameera. Furqon dan Aunara telah menceritakan siapakah Ameera sebenarnya .

"Assalamualaikum" Furqon mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsalam kak" Sahut Aunara dari dalam. Furqon masuk setelah diperkenankan oleh Aunara.

Furqon melihat Aunara duduk dipinggiran ranjang. Aunara sungguh cantik hari ini. Furqon mendekati Aunara, istrinya.

"Dek" Panggil Furqon lembut.

"Iyaa kak? " Aunara masih saja menunduk seperti kebiasan dari dulu. Aunara sangat gugup, apalagi mereka berdua berada didalam kamar. Aunara tidak tau harus melakukan apa. Kegugupan tak dapat dia singkirkan yang membuatnya bingung harus melakukan apa sekarang.

Melihat kegugupan Aunara,Furqon tertawa. Aunara bingung. Apakah ada yang lucu dengannya hari ini? Jika iyaa. Aunara harus apa? Ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya. Huft... ingin rasanya Aunara memukul Furqon.

"Aunara. Sekarang kamu telah sah menjadi istriku. Wahai Bidadariku, Istriku. Ini adalah permintaanku yang pertama sebagai suamimu. Dek... Maukah kau memanggil suamimu ini dengan panggilan mas?" Tanya Furqon.

Aunara mengangguk sambil tersipu malu. Itu adalah permintaan sederhana dari Furqon, bahkan sangat sederhana. Namun, bagi Aunara itu sangat berpengaruh hebat pada dirinya. Kemudian Furqon menyentuh ubun-ubun Aunara, dengan lembut Furqon mencium kening Aunara,sang istri dengan penuh cinta. Furqon pun memanjatkan sebuah do'a, tepat diatas ubun-ubun Aunara setelah Furqon mencium kening Aunara.

"Ya Allah... Sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Aamiin"

Kemudian Furqon mencium ubun-ubun Aunara cukup lama.

"Dek... Ana Uhibbuka Fillah" bisik Furqon ditelinga Aunara. Tanpa permisi, Furqon membawa Aunara dalam pelukannya.

"Ya Allah... Terimakasih atas segala nikmat-Mu. Kau telah memberi hamba seorang bidadari yang telah membuat hamba mengenal-Mu yaa Rabb... bahkan mencintai-Mu. Berkahilah pernikahan kami, jadikan cinta kami semakin dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu. Ya Allah... hamba akan berusaha menjadi suami dan ayah yang terbaik untuk Aunara dan anak-anak kami kelak, termasuk Ameera. Bantu hamba yaa Rabb memberikan seperangkat kunci syurga untuknya. Hari ini hamba menikahinya. Sekarang hamba akan melamarnya kembali kepada-Mu. Wahai Tuhanku... seperti dulu hamba selalu memperjuangkannya dalam do'a hamba, hamba memintanya kepada-Mu yaa Rabb. Saat ini, hamba akan memintanya lagi kepada-Mu. Jadikan dia jodoh hamba tidak hanya didunia ini saja, tapi diakhirat juga nantinya. Yaaa Rabb... jadikan dia ratu hamba di syurga-Mu kelak.Aamiin yaa Rabb..."

Furqon melepas pelukannya. Aunara menangis.

"Dek... jangan menangis lagi yaa... Tersenyumlah seindah matahari wahai bidadariku. Perbaiki riasan wajahmu sayangku. Kita harus turun kebawah menemui para tamu undangan. Apakah kamu mau membuat mereka menunggu lebih lama lagi dek?"

Aunara menggeleng. Kemudian tersenyum tulus dengan sangat cantik bagi Furqon. Aunara pergi kemeja riasnya. Tuk memperbaiki riasan wajahnya yang sedikit rusak akibat menangis bahagia.

Yaa.... mereka bahagia. Bahkan sangat bahagia, ini adalah awal perjalanan mereka, yang tentunya akan penuh ujian dan cobaan yang telah menunggu didepan sana. Dan ini adalah buah dari kesabaran dan perjuangan mereka selama ini terutama Furqon Al-Fatih.

                     .....End.....

***

Assalamualaikum man teman :)
Kembali lagi dengan Furqon dan Aunara... Dan telah sampai pada part ending... :D Alhamdulillah... :) Maaf kalo ada typo dan Mohon maaf karna lama updatenya... :(
Masih ada yang nungguin gak yaa? Kalo ada Alhamdulillah... :)

Terimakasih telah setia membaca cerita sederhana saya... :) Sampai jumpa lagi dicerita selanjutnya... (mudah-mudahan kalo masih ada niat nulis lagi... :V)

Jangan lupa vote dan komennya yaa... Yg buanyakkk... :D

Wassalam
#Rnih

PadangSidimpuan,19 Mei 2018

Ana Uhibbuka (Fillah?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang