Jimin menghela napas gusar, matanya memicing. Berusaha menulikan indra pendengaran, sepasang mata elang itu mengatup rapat. Kepalanya terasa pening, saat sang ayah tiri tiada henti membahas saham dan segalanya yang menjadi sangkut pautnya.
"Kapan kau akan menikah, Jim?" sang ayah mengeluarkan argumennya lagi. Sepasang mata Jimin terbuka, tatkala pria paruh baya itu bertanya tentang suatu hal yang cukup sensitif padanya.
"Mengapa bertanya?" balas Jimin. Ia tidak langsung menjawab, melainkan balas bertanya. Sebelah alis pemuda ini menukik, saat lelaki paruh baya itu masih menyesap kopinya dengan santai.
"Hanya bertanya," jawab lelaki paruh baya itu. Sang ayah meletakkan cangkir di meja, menautkan jemari tuanya. Menatap sosok putera tirinya, yang masih mengatupkan bibir. "Kau sudah matang, Jim. Bukankah wajar, bila Ayah bertanya seperti itu? Kau sudah memiliki kekasih?" tanya sang Ayah tiri bertubi-tubi.
"Kekasih?" ulang Jimin. Pemuda ini tersenyum masam, manakala sesosok pria paruh baya itu bertanya tentang kekasih padanya. Menghela napas, ia menggeleng lemah. "Aku tidak punya waktu, untuk melakukan hal aneh seperti itu. Aku terlalu sibuk dengan tugas di Rusia, Ayah."
"Lagipula," Jimin melanjutkan. Sosok rupawan ini sedikit menjeda ucapan, membuat lelaki paruh baya itu pun mengernyit. Jimin tersenyum lagi, seraya melipat tangannya di dada. "Yoongi Hyung lebih tua dariku, tapi ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Mengapa aku harus resah, karena aku belum menikah?" ujarnya santai.
"Kau meremehkan Yoongi?" tanya sang Ayah. Jimin kembali menaikkan sebelah alis, menatap sosok pria paruh baya yang masih menunjukkan seringaian di depannya. "Jimin, Yoongi memang belum pernah dekat dengan seorang gadis manapun. Tapi sekarang, ia tengah mencoba untuk membuat gadis itu takluk."
"Masih mencoba, bukan?" tanya Jimin. Jimin menyeringai, seraya ia menatap sosok Ayah yang tersenyum lembut padanya. "Kemungkinan gadis itu jatuh cinta pada Yoongi Hyung, tidak akan sampai lima puluh persen. Aku jamin," ujarnya lagi.
"Mengapa kau bisa mendiagnosanya seperti itu, Jim?" tanya sang Ayah.
"Yoongi Hyung terlalu kaku," sahut Jimin singkat. Ia mengedikkan bahu acuh, seraya melirik arloji sekilas di tangan. Ia beranjak dari kursi, lalu ia membungkuk singkat. "Ayah, aku harus segera pergi. Sepuluh menit lagi, kolega bisnisku akan datang."
"Hati-hati!" ucap Ayahnya.
**Jimin menendang ban mobil bagian depan, tatkala ia melihat ban tersebut bocor. Ia mengetuk-ngetukkan sepatu pantofel di tepi jalanan, seraya mata elangnya tiada henti mengecek ponsel dan melihat jam secara bergantian. Mendengus kesal, pemuda tampan ini menghubungi sekretarisnya.
"Hyeri," ucap Jimin. Pemuda rupawan ini langsung memanggil lawan bicara di ujung sana, tanpa mengucapkan salam. Mengabaikan sopan santun, juga etika yang selalu dijunjung tinggi oleh keluarga Park. "Tolong gantikan aku memimpin rapat! Ban mobilku bermasalah sekarang. Aku tidak bisa datang tepat waktu," ujarnya.
"Ah, satu lagi!" ucap Jimin. Pemuda ini kembali mengatakan sesuatu, saat Hyeri akan menutup telponnya. "Tolong hubungi supir di rumahku, untuk mengantarkan motorku ke sini!"
"Terima kasih," ucapnya. Setelah ia mendapat persetujuan dari Hyeri, walau pun sosok cantik itu tiada henti mengumpatinya. Jimin tersenyum geli, membayangkan wajah cantik Hyeri sekarang. "Aku akan memberikan alamatnya melalui pesan saja, Jung Hyeri."
Tidak lama kemudian, supir yang tadi diperintahkan datang oleh Hyeri pun datang dengan membawa motor Jimin. Pemuda tampan ini tersenyum, ia segera menghampiri motornya. Tidak lupa, ia memberikan kunci mobilnya pada supir tersebut.
**Jihyun mengerucutkan bibirnya kesal, menatap kedua orang dewasa yang sibuk bersiap-siap. Matanya terus saja memperhatikan Seokjin dan Hyeon Na, yang telah bersiap-siap untuk pergi meninggalkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/145684425-288-k125516.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident [Lengkap]
Romance"Jimin," panggil Hyeon Na. Gadis ini menggigit bibir bawahnya, menatap sosok tampan itu. Matanya bergerak gelisah, terlalu takut untuk melihat ekspresi Jimin nantinya. "A-aku..." "Ya?" "Aku hamil," ujar Hyeon Na. Gadis ini kembali menggigit bibir ba...