- Chapter 3✨

103 23 4
                                    

Selamat membaca kehidupan anak-anak dharmawangsa🥳

Selamat membaca kehidupan anak-anak dharmawangsa🥳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Rasel menginjakkan kaki ke kelas dengan wajah yang sangat cemberut. Ia masih kesal terhadap Althan yang kemarin memaksanya untuk pulang bersama. Seharusnya, ia bersama Saka. Namun, karena Althan, semuanya hancur berantakan.

"Kenapa lo pagi-pagi udah kusut aja tuh muka," ujar Nancy kepada Rasel yang baru saja duduk di kursinya.

"Lo berdua tau gak sih?" tanya Rasel seraya melihat ke kanan dan kiri, takut jika ada yang mendengar selain Nancy dan Leora.

"Nggak," balas Leora yang langsung mendapat pukulan di bahu dari Nancy.

"Sabar dulu, dodol!" Nancy menatap Leora kesal, sedangkan yang ditatap hanya menampilkan wajah seperti tidak ada dosa.

"Kemarin gue mau balik bareng Saka," kata Rasel dengan wajah tidak senang.

"HAH?!" sahut Leora histeris.

"Tapi gak jadi," ucap Rasel. "gara-gara Althan maksa gue buat balik bareng dia," lanjut Rasel.

"HAH?!" kali ini bukan Leora saja yang histeris, namun Nancy juga ikut histeris.

"Seriusan? Pantes aja kemarin Distra bilang kalo Althan gak ngadain rapat sama anak-anak basket. Padahal, ada lomba bulan depan," kata Nancy.

"Tunggu-tunggu, kok lo bisa kenal sama Althan?" tanya Leora penasaran.

Rasel menghembuskan nafasnya kasar. Ia akhirnya menceritakan kejadian kemarin yang hendak mengambil buku-buku olimpiade, namun sialnya ia menabrak Althan. Althan membantunya membawa buku-buku olimpiade dan setelah selesai, mereka berkenalan.

"Gue rasa dia jatuh cinta pandangan pertama sama lo, Sel," kata Nancy yang dihadiahi anggukan kepala dari Leora, tanda setuju dengan ucapan Nancy.

"Gak mungkin ah!" Rasel menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Serius deh, Sel. Coba nih ya pikir. Kenapa Althan tiba-tiba nungguin lo gitu di depan ruang olimpiade? Di gedung IPA lagi!" ucap Leora yang membuat Rasel mengerutkan dahinya, bingung.

Rasel berpikir. Ada benarnya juga. Namun, ia cepat-cepat menepis pikirannya. Mana mungkin Althan menyukai dirinya. Kalau dari yang Rasel tangkap, sepertinya cowok modelan Althan, tipe gadisnya ialah yang jauh dari Rasel. Anak hits, gaya hidup mewah, dan bukan anak olimpiade.

"Gak mungkin gue tipe dia," tukas Rasel cepat.

"Bisa jadi tau! Secara kan lo cantik banget, Sel," kata Nancy tersenyum lebar.

"NGGAK! Udah deh gak usah bahas dia!" kata Rasel sebal.

Nancy dan Leora tertawa pelan, sedangkan Rasel mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal dengan kedua sahabatnya. Tak lama, datanglah bu Ningsih, yang merupakan guru Biologi kelas sebelas, untuk mengajar di kelas XI MIPA 1.

KOMPLIZIERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang