park siyeon menghela nafasnya sambil menatap sebuah rumah yang cukup besar di hadapannya.
waktu sudah menunjukkan pukul tujuh, tapi dia tidak peduli meskipun hari ini adalah hari sekolah.
"udah neng?"
samar-samar suara tersebut terdengar oleh park siyeon.
"oh ya, udah mas" siyeon ingat, dia harus pindah ke tempat tinggal barunya.
"ini barang-barangnya segini aja?"
"iya mas segitu aja, ke jalan wee woo nomor 10 ya pak"
"iya siap neng"
perempuan tersebut kemudian masuk ke dalam mobil grab dan berelaksi di jok mobil. baru kali ini dia bisa beristirahat di mobil dengan tenang, meskipun itu di dalam mobil grab. untuk beberapa hari ini perempuan tersebut tidak bisa merebahkan badannya karena pikirannya yang terlalu menghantui.
melewati beberapa gedung dan rumah-rumah, serta jalan tol, tak lama siyeon pun sampai ke tempat tujuannya.
tempat tujuannya tersebut memang memerlukan waktu kurang lebih setengah jam untuk sampai ke sekolah. sekarang sudah pukul setengah delapan pagi dan siyeon masih berada di sebuah tempat tinggal yang tak asing.
"Panti Asuhan We Like"
—bacanya
siyeon menatap rumah yang agak sedikit mewah tersebut dan tersenyum kecil.
"park siyeon, lo harus bisa tinggal disini" gumamnya sambil menatapi bangunan yang terbentuk ala-ala modern jaman sekarang. beda dengan panti asuhan lainnya.
"neng ini barangnya, semua jadi 40 ribu"
siyeon terlihat tak fokus lagi.
"oh iya mas bentar saya ambil dulu duitnya di dompet" siyeon pun mengambil sejumlah uang untuk diberikan kepada supir grab tersebut.
"makasih ya neng, diberkahi di tempat ini"
"eh hahaha mas nya bisa aja, makasih ya mas"
"iya neng jangan lupa bintang lima nya"
"oke mas siap" ucap siyeon sambil mengacungkan jari jempolnya dengan semangat.
"makasih neng"
"sama-sama mas"
kemudian mobil itu perlahan pergi menjauh, menjauh, dan tak terlihat.
siyeon kembali melihat rumah yang agak mewah tersebut.
"ini sih kayak rumah paman gue yang di jakarta"
perempuan itu tak banyak bacot lagi dengan langsungnya memencet bel rumah tersebut. tak lama ada seseorang yang keluar dari panti asuhan we like itu.
siyeon harus menutupi kesedihannya dengan gembira hari ini, begitu juga dengan pertama kalinya ia menyapa seseorang yang tampaknya adalah pemilik panti asuhan tersebut.
"hey, kamu siyeon ya?"
"iya nih.. mm.." siyeon bingung mau manggil nya pakai apa.
"kamu boleh panggil saya tante kok, bunda juga boleh. atau bunda aja biar lebih nyaman" ucapnya.
"o-oke bu-bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) the story | jeno, siyeon ✔
Fanfiction; yang pertama, jeno mengirim siyeon cinta.