Luka

3.9K 275 22
                                    

"Eh! Lu mau ke mana?! Jangan tinggalin gue!" teriak Theo, kekasih Jenny.

Jenny yang mendengar teriakan kekasihnya itu lantas menoleh menatap sang kekasih dan menampakkan senyum manisnya.

"Aku mau beli kebutuhan dapur, Theo. Kamu tau sendiri, 'kan kalau di kulkas udah enggak ada sayur? Aku mau pergi beli sebentar," ujar Jenny sembari melangkah menuju pintu.

Belum sampai Jenny memegang gagang pintu, Theo menarik rambut Jenny sampai gadis itu hampir terjengkang ke belakang.

"Aduh, sakit Theo. Ada apa?" tanya Jenny pelan. Ia membalikkan badannya menghadap Theo.

"Jangan lupa beliin gue bir." Theo berucap dengan nada malas.

"Aku udah bilang berapa kali ke kamu? Berhenti minum, Theo. Minuman keras itu gak baik untuk kesehatanmu!" peringat Jenny pada kekasihnya itu. Tapi sayang sekali, Theo tampak tak memedulikan kekhawatiran Jenny yang terpampang nyata.

"Ngapain peduliin kesehatan gue? Orang tua gue aja ga peduli dan pergi ninggalin gue. Hahahaha." Theo tertawa hambar.

"Aku peduli karena aku cinta kamu, Theo. Berubahlah. Demi aku," ujar Jenny yang sangat berharap Theo dapat mengubah kebiasaan buruknya.

"Alah, udah sana! Beliin gue bir cepet. Oiya, jangan pulang terlalu larut!" usir Theo sembari melepaskan cengkeramannya pada rambut Jenny dan mendorong gadis itu hingga membentur pintu.

"Gak usah kasar bisa nggak?" tanya Jenny sedikit kesal.

"Udah pergi atau gue tampar lu?!" teriak Theo dengan tangan yang sudah terangkat.

Jenny membelalakkan matanya menanggapi omongan Theo. Ia segera membalikkan badannya dan membuka pintu.

Langkah Jenny yang awalnya lebar kala keluar dari apartemen kini menjadi mengecil saat sudah jauh dari lokasi apartemennya. Sekarang gadis itu berjalan perlahan menuju supermarket terdekat.

Ketika ia akan menyebrang, Jenny melihat ada nenek-nenek yang kesusahan menyebrang jalan. Ia membantu nenek itu hingga nenek tersebut sampai di seberang jalan dengan selamat. Setelahnya, ia baru pergi ke supermarket.

Saat di supermarket, orang-orang melihat Jenny dengan tatapan aneh dan iba. Bagaimana tidak, banyak luka yang tercetak di tubuh Jenny. Jangan tanya lagi siapa penyebabnya karena sudah pasti Theo Delino pelakunya.

Lumayan banyak luka yang ditinggalkan oleh Theo di tubuh Jenny, seperti bekas cengkraman tangannya di lengan Jenny sebelah kanan, luka lebam di tangan kiri akibat dipukul kayu, pipinya yang biru akibat ditinju oleh Theo, dan masih banyak lagi.

Jenny berjalan dengan santai, mencari semua kebutuhannya. Setelah menemukan barang yang ia butuhkan, ia pergi ke kasir untuk membayarnya.

"Berapa semua?" tanya Jenny.

"Seratus lima puluh ribu," jawab petugas kasir.

Jenny merogoh sakunya, mengambil uang yang kemudian ia berikan pada kasir.

"Aku pulang!" kata Jenny sembari memasuki apartemennya.

"Lu udah balik? Mana bir gue?" tanya Theo sambil menuruni tangga dan menghampiri Jenny.

"Aku gak beli bir. Tapi sebagai gantinya, aku beli soda dan susu. Kamu mau?" tawar Jenny sembari menutup pintu.

Obsesi Pembawa Petaka (Revisi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang