Setelah mengalami banyak hal yang membuat Jenny dan Julian bersama, mereka berdua tampak semakin dekat dan akrab. Bahkan tak jarang Jenny dan Julian makan bersama serta pergi menonton film di bioskop berdua. Hal ini membuat Airin maupun Sagara menjadi senang, sebab akhirnya ia dapat melihat Jenny ceria kembali setelah sebelumnya gadis itu terlihat seolah kosong tak memiliki tujuan. Mereka sangat berharap jika Julian dapat menemani Jenny atau mungkin dapat menjadi pasangan Jenny untuk selamanya. Mereka akan sangat menyetujui hubungan Jenny dan Julian jika itu benar-benar terjadi.
Contoh kedekatan yang terjalin antara Julian dan Jenny, seperti saat ini, mereka berdua tengah jalan-jalan dan sedang mampir di sebuah mall besar di Jakarta. Baik Jenny maupun Julian tampak nyaman mengobrol mengenai banyak hal di sekitar mereka.
"Kakakmu suka apa?" Tanya Julian pada Jenny yang tengah melihat-lihat baju tidur yang berjejer rapi di gantungan.
"Dia suka apapun yang berwarna peach."
"Tunggu, Jen. Kenapa kamu mencari baju tidur? Bukankah semua baju bisa dipakai untuk tidur?"
Mendengar perkataan Julian membuat Jenny mendengus kesal. "Jika semua bisa dipakai tidur, maka sudah dari dulu pabrik baju tidur akan gulung tikar."
"Serius, deh. Bagaimana kalau hadiah sepatu?" saran Julian.
Jenny menatap Julian tak percaya. "Ide bagus!"
Gadis itu langsung menarik Julian untuk pergi ke arah toko sepatu di sana dan segera mencari yang cocok dipakai oleh Jisa. Julian yang diajak oleh Jenny, memutuskan untuk menunggu Jenny selesai memilih. Ia melakukan itu bukan tanpa sebab. Jenny sudah memutari rak sepatu lebih dari dua kali. Tentu saja Julian pusing dibuatnya. Jadi, ia memutuskan untuk menunggu Jenny selesai memilih terlebih dahulu.
"Kamu tahu ukuran kaki Yohan?" tanya Jenny pada Julian yang dijawab gelengan oleh pemuda itu."Yah. Sayang sekali. Kalau begitu beli kemeja saja untuk dia," ujar Jenny bermonolog.
Baru saja Julian hendak menanggapi Jenny, seseorang memanggil Jenny sembari melambaikan tangannya.
"Hey! Jen!" Panggil orang tersebut.
Jenny menoleh ke sumber suara. Ketika mengetahui siapa yang memanggilnya, Jenny langsung beringsut mendekati Julian dan menggandeng pemuda itu dengan erat.
"Chandra? Lo ngapain di sini?" Tanya Julian pada sosok tersebut.
Jenny menatap Julian dan Chandra bergantian. Ia tak menyangka jika Julian dan Chandra saling kenal.
"Ya bebas dong, bukan mall punya lo juga, 'kan?" Tanya Chandra bergurau.
"Kalian saling kenal?" Tanya Jenny pelan.
Chandra menganggukkan kepalanya. "Iya. Dia temen kuliahku."
"Kok kamu kenal Chandra, Jen?" Tanya Julian gantian pada Jenny.
"Dia sahabat masa kecilku."
Setelah Jenny dan Julian selesai membeli kado untuk Jisa dan juga Yohan, mereka berdua pergi ke rumah orang tua Jenny. Di sana, terlihat Airin dan Sagara tengah menunggu kehadiran Jenny dan Julian."Cepet ganti baju habis itu ke salon bareng Mama." Titah Airin pada putri bungsnga, Jenny.
Jenny langsung menuruti Mamanya, sedangkan Julian duduk di teras bersama dengan Airin dan Sagara. Mereka bertiga tampak akrab membicarakan banyak hal, termasuk membicarakan Jenny. Baik Airin maupun Sagara, mereka dapat merasakan jika Julian benar-benar menyukai Jenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Pembawa Petaka (Revisi) ✔
Fanfiction[Rombak Total!] JUDUL SEBELUMNYA : LOVE STORY JENKOOK Jika kamu diberikan dua pilihan : 1. Menemani seorang yang sangat kita cintai namun ia sangat berbahaya bahkan untuk nyawa kita sendiri. Atau 2. Dipaksa untuk menikahi sosok yang sifatnya...