Chapter 3

1.6K 32 3
                                    

"Weee anjeng, mana tuh si zidan, pengen gue cabik-cabik aja mukanya." teriak Divia dari luar kelas.

"Eh umpetin gue dong plis, mau diamuk sama macan betina nih aduh, tolong." ucap Zidan ke Denis.

"Ngumpet sono ditoilet."

"Ye bego sama aja gue ngelewatin tuh macan, bisa babak belur ane."

"Yaudah ngumpet dibelakang lemari ae."

"Okedahh."

"WOIII ANJIR ZIDAN KEMANA LU SETAN?!"

"DENIS MANA ZIDAN?"

"wetz santai div, kaga tau gue."

"Anjir ah."

Divia pun mencari-cari zidan sampe sudut kelas dan arah mata divia tertuju dengan lemari kelas yang berada disudut kelas

"Hahaha, mati lo, gue yakin lo disana."

"MAMPUS, KETEMU KAN LU!"

"anjir macan galak bener, bye!"

Zidan berusaha lari tapi apalah dayanya saat kerah belakang bajunya ditarik dengan kasar oleh divia.

"Gosah kemana-mana lagi lu, biar gue kasih pelajaran dulu."

"Ha? Pelajaran? Kita mau belajar? Emang ada ulangan?"

"Ye si bego kaga ada lah."

Dan berakhir dengan satu jitakan dikepala Zidan oleh Divia.

"Woi anjir sakit."

"Biarin yang penting dendam gue kebales."

"Yeu liat aja lu tambah boncel dah."

"Yeu setan lu."

Divia mulai mengucapkan sumpah serapahnya pada Zidan, dan entah anak itu sudah menghilang sekarang, dasar anak setan!

Kelas selanjutnya dimulai, kali ini Pak Udin yang memasuki kelas dengan mata pelajaran nya yang sangat membosankan dan juga bikin ngantuk, Matematika.

Divia melirik Kesha yang sudah terlelap dalam tidurnya sambil menutupi wajahnya dengan buku seolah sedang membacanya.

"Yaawloh kes, heran gue, gapunya rumah lu apa ya? Tidur mulu, lu ngapain aja kalo malem? Ngalong?, heran gue punya temen kek lo." rutuk divia terhadap Kesha yang masih asik dengan tidurnya.

"Jadi anak-anak kerjakan tugas trigonometri kalian, dikumpul saat jam istirahat, saya tunggu, jika gaada yang mengumpulkan, satu kelas nilai raport nya merah." Ujar Pak Udin lalu melenggang pergi dari kelas.

"Woi anj, ngajarin begitu doang bangsat, sekarang udah ngasih tugas aja, robot kali ah, dasar tua bangka anjing."

"Ngape sih lu dip, garang bener, berisik gue lagi tidur jadi kebangun denger ocehan gila lu." ujar Kesha yang merasa terganggu.

"Idih bacot, ini sekolah buat belajar bukan tidur anying!"

"Astaga galak bener, iye iye bawel!"

"Nih kerjain." ujar divia sambil menyodorkan buku matematika cetak.

"Ini soal apa cobaan anj, susah bener, gue bego mtk, lu lagi nanya ama gue, heran deh!"

"Punya temen bego semua, heran gue heran!"

Alhasil Divia dan Kesha menyontek tugas milik Tari dan Arum, gamau mikir ya mending nyontek lah, asal jadi hehehe.

Tiba-tiba saat Divia sedang menyalin jawaban arum, ada yang menyerobot mengambil kertas milik Arum, yaelah sapa lagi sih anj!

Zidan, ya si anak setan yang kerjaan nya ngerecokin idup gue, heran ama ni anak, idup nya gaasik kali ya kalo ga berurusan ama gue!

"Ah paansi anj, ngambil-ngambil aja seenaknya, gue duluan juga yang minjem."

"Alah berisik liat doang jugaan."

"Gamau pokoknya pergi sono."

Dan hasilnya malah Zidan duduk samping Divia dan menyerobot ngambil kertasnya lagi.

"Woi kertasnya ma-"

"Berisik, ini berdua nyonteknya, pelit bat jadi manusia, heran!"

"Iya dasar cowo bawel!"

.
.
.
.
.
.
.
Apaansi ini wkwkwk, heran gue nulis paan, gadanta kek idup gue, hehehe maapin ya, gue emang jarang nulis panjang, jadi maafkan saja.

Don't forget to leave a vomments❤

Bacot vs HumorisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang