Matahari bersinar lebih cepat pagi ini. Aku sedang mengerjakan rutinitasku di Minggu pagi. Menyiram bunga yang ditanam mama sejak setahun yang lalu adalah kebahagiaan tersendiri buatku. Aku sedang berada di pekarangan belakang rumah saat sebuah panggilan membuatku menghentikan aktivitas untuk sejenak.
Sebuah nomor tidak dikenal muncul di layar telepon. Aku men-slide tombol hijau, lalu menempelkan benda kecil tak bernyawa itu ke dekat telinga.
"Halo," sapa suara seorang cewek dari seberang telepon.
"Ya, ini siapa?"
Terdengar suara cekikikan sebentar, lalu. "Gue lupa lo belum tau nomor gue. Ini Bella," Oh, ternyata pemilik nomor tak diketahui itu adalah Bella. "Lo free gak hari ini?" lanjutnya.
Aku mengernyitkan kening, mengingat-ingat agenda hari ini. "Siang free. Kalo malem, gue mau nemenin nyokap belanja."
"Temenin gue dong. Mau gak?" Jeda. "Bentar aja kok, ntar jam 11 gue ke rumah lo. Eh lupa, gue kan nggak tau rumah lo," Bella menghela napas menyesal. Sekarang baru pukul 7.
"Emang mau kemana, sih?"
"Ehm, lo ada rekomendasi tempat buat nyari kado cowok nggak?"
Aku berpikir sejenak. "Ada. Emang kado buat siapa sih?" tanyaku penasaran.
"Buat orang paling spesial dihidup gue. Ketemuan di mcd deket sekolah ya. Jam sebelas. Gue aja yang bawa mobil. See you soon honey, muach," Sambungan diputus.
***
Pukul sebelas kurang lima menit, aku sudah bersiap dengan setelan berwarna pastel yang dibelikan mama sebagai oleh-olehku saat ia study banding ke Bangkok bulan lalu. Karena Bella tidak memperbolehkan ku membawa mobil, jadi aku diantar mama menuju mc donald yang berada di dekat sekolah ku.
Sekitar sebelas lebih lima belas menit, aku sudah sampai di tempat tujuan. Mama menghentikan mobil nya tepat di depan mcd.
"Hati-hati, Sayang. Jangan lupa nanti malam ya," ujar mama setelah aku berpamitan lalu berjalan keluar dari mobil.
Aroma ayam kentucky yang khas menyambutku ketika aku masuk ke dalam tempat berdinding kaca ini. Membuat ku lapar. Ku putuskan untuk membeli makan lebih dulu kemudian berjalan ke arah Bella yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Bella sadar akan keberadaanku ketika aku duduk tepat dihadapannya. "Gila lo ngaret berapa jam nih," Ia melirik ke arah arloji di pergelangan tangan kiri nya yang menunjukkan pukul 11.35
"Tadi lama ngantri mesen makan nya," ujar ku kemudian melahap fast food dihadapanku.
Bella tidak menghiraukan keberadaanku. Ia masih berkutat dengan laptopnya. Setelah selesai makan dan mencuci tangan hingga bersih, aku duduk kembali di tempat semula.
Bella menyodorkan laptopnya kepada ku. Ia menyuruhku melihat ke layar laptopnya. "Bagus nggak?" ternyata hal yang dilakukan Bella sejak tadi adalah membuat artwork yang didominasi dengan warna biru bertuliskan Happy 18th Birthday! tidak lupa dengan wajah seorang cowok di bagian tengahnya. Hasilnya lumayan, tidak terlalu buruk.
Aku mengangguk dan sesekali menyeruput minuman es bersoda yang masih sisa. "Lumayan."
Bella tersenyum puas. Kemudian ia mematikan laptopnya, dan menyimpannya tas laptop berwarna pink yang catchy.
Kami berjalan keluar mcd menuju tempat parkir dimana mobil Bella sudah menunggu bersama mobil-mobil lainnya.
-
"Kenalin gue ke pacar lo, dong," goda ku selama diperjalanan menuju tempat yang aku rekomendasikan tadi.
Bella mengernyitkan keningnya. "Siapa yang punya pacar, sih?? Jomblo tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen FictionAku takut. Ketakutan itu membawa ku menuju ketakutan yang lain. Ketakutan kecil yang berkembang biak menjadi besar. Aku pikir aku sudah melupakannya. Nyatanya tidak. Sedikitpun. Aku pikir semuanya sudah baik-baik saja. Nyatanya tidak. Sedikitpun. Ak...