1. Mainan untuk Haechan

2.2K 329 53
                                    

Mark adalah putra pertama dari keluarga Jung. Saat ia berumur lima tahun, ia pernah memenangkan lomba menyanyi tingkat Nasional. Kebiasaannya tampil didepan banyak orang itu membuatnya menjadi sosok anak yang pandai dalam berkomunikasi. Namun demikian, ia bercita-cita menjadi seorang penulis.

Adiknya, Haechan ternyata juga memiliki sifat yang sama seperti kakaknya. Umur Haechan lebih muda tiga tahun dari Mark, sehingga mereka sering bermain bersama.

Setiap hari mereka selalu dimanja oleh kedua orangtuanya. Sesibuk apapun mereka pasti menyempatkan waktu untuk mengajak Mark dan Haechan pergi ke taman bermain, membelikan mainan yang sama, makan di resto ternama, atau membelikan pakaian dengan motif yang sama pula.

Keluarga itu tampak bahagia dengan kehidupannya, sehingga siapapun iri melihatnya.

Keluarga itu tampak bahagia dengan kehidupannya, sehingga siapapun iri melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agustus, 2007

Terdengar suara mobil yang terparkir di garasi samping rumah, menandakan si tuan rumah telah menyelesaikan pekerjaan rutinnya di kantor.

Jaehyun membuka pintu dengan pelan kemudian berjalan menuju kamarnya. Ia melirik jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 11.35.

Taeyong yang tadinya terlelap, kini terbangun karena adanya suara Jaehyun yang kini sedang membuka kantong plastik.

"Uhm.. Jae. Sudah pulang?" tanya Taeyong yang masih mengumpulkan kesadarannya.

"Oh, maafkan aku sayang. Sepertinya aku telah mengganggu tidurmu." ucap Jaehyun.

"Itu apa?" tanya Taeyong yang kini duduk sambil mengamati kantong plastik yang dibawa oleh Jaehyun.

"Kue ulang tahun untuk Mark, sedangkan yang ini kadonya." Jaehyun menunjukkan plastik yang berisi kue dan kado yang dibelinya untuk hari ulang tahun Mark besok.

Jaehyun keluar kamar untuk memasukkan kue tersebut kedalam kulkas.

Taeyong tersenyum. Ia pikir Jaehyun akan lupa dengan hari ulang tahun anaknya karena kesibukannya, namun hal itu salah.

"Ku kira kau melupakannya." ucap Taeyong.

"Melupakan apa?" tanya Jaehyun penasaran.

"Hari ulang tahun anak kita."

"Tentu saja tidak. Mana mungkin aku melupakannya. Jangankan Mark, aku bahkan selalu mengingat kapan hari ulang tahunku sendiri."

Taeyong memukul bahu Jaehyun pelan sambil tertawa.

Taeyong yang tertawa adalah hal terindah yang pernah ia lihat. Hatinya merasa damai hanya dengan melihat tawa Taeyong, istrinya. Ia berdoa supaya bisa melihat tawa yang seperti ini selamanya.

Keduanya kini pun terlelap, dengan Taeyong yang kini telah ia peluk dengan erat.

Keduanya kini pun terlelap, dengan Taeyong yang kini telah ia peluk dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang