9. Sebuah Novel

1K 206 16
                                    

Mark sedang bersantai sendirian di rumah karena Taeyonng sedang bekerja, sedangkan Haechan bersekolah.

Ia menikmati camilan berupa keripik kentang yang dibelikan Taeyong tadi malam sambil mendengarkan musik dari handphonenya.

Tok tok tok

Mendengar itu, Mark berjalan pelan dengan bantuan tongkatnya menuju sumber suara.

"Selamat siang, Mark." Sapa sang tamu. Ia tentu hafal dengan suara itu dan ia bisa menebak kalau lelaki itu-

"Lucas!" ucap Mark senang.

Ia lalu mempersilahkan Lucas untuk masuk kedalam rumahnya.

"Coldplay?" tanya Lucas yang mendengar lagu dari handphone Mark di atas meja.

"Iya, aku suka coldplay, lagunya bagus. Bagaimana denganmu?" tanya Mark penasaran.

"Aku suka Michael Jackson." jawab Lucas.

"Keduanya sangat bagus. Aku suka keduanya." lanjutnya.

"Eum.. Sebentar ya," pamit Mark sebelum meninggalkan Lucas di ruang tamu, berniat mengambilkan minuman atau camilan untuk Lucas.

Lucas memandang kasihan Mark yang berjalan sedikit kesusahan menuju dapur, bahkan ia tadi hampir menabrak rak televisi.

Mark menyiapkan jus jeruk yang telah tersedia di dalam kulkasnya dan ia teringat tadi pagi, sebelum berangkat bekerja Taeyong sempat membelikan semangka untuknya karena ia sangat menyukai buah berwarna merah tersebut.

Mark mengambil buah semangka itu lalu memotongnya dengan pelan.

"Akh-"

Walaupun sudah berhati-hati, namun pisau itu masih saja mengenai jari telunjuknya.

Ia berdiam disana sambil menahan sakit di jari telunjuknya.

"Perlu bantuan, Mark?"

Mark terkejut karena Lucas telah berada dibelakangnya.

"Oh- ya ampun Mark, kau terkena pisau? Kenapa tidak bilang?" ucap Lucas panik melihat darah yang mengucur dari jari Mark.

Lucas melihat kotak obat yang terpajang di dinding dapur Mark. Ia pun segera mengambil kapas, plaster dan juga obat merah.

Ia membawa Mark untuk duduk di kursi meja makan sedangkan Lucas berjongkok didepannya.

Mark meringis menahan perih pada jarinya. Dengan telaten dan penuh hati-hati, Lucas membersihkan lukanya kemudian memberikan obat merah lalu menutup lukanya dengan plaster.

"Selesai." ucap Lucas yang telah selesai mengobati luka Mark. Tak lupa ia meniupkan nafasnya untuk mengurangi rasa sakitnya.

Lucas berdiri dan menyelesaikan pekerjaan Mark yang sempat tertunda tadi yaitu memotong semangka.

"Kalau kau merasa kesulitan, lebih baik panggil seseorang. Jangan memaksakan sendirian."

Mark mencebik. "Iya, cerewet!"

"Kau panggil aku apa?"

"Cerewet! Lucas cerewet!"

"Panggilan sayang macam apa itu, Mark?" tanya Lucas menggoda.

Mark mendengus. "Aku benci Lucas!"

Lucas senang bisa melihat Mark seperti ini. Mark terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Akhirnya Lucas membawa jus jeruk dan beberapa potong buah semangka ke ruang tamu dengan diikuti Mark dibelakangnya.

"Oh iya Mark, aku membawakan sesuatu untukmu," ucap Lucas sambil menyerahkan sesuatu yang ia bawa ke tangan Mark.

Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang