2. Terimakasih

1.5K 287 50
                                    

Jaehyun keluar dari toko mainan dengan senyumnya yang mengembang hingga menampilkan lesung pipinya yang menawan.

Ia tak sabar ingin segera melihat reaksi Haechan nantinya. Haechan pasti akan sangat senang karena ia berhasil mendapatkan mainan seperti milik Mark yang diinginkannya.

Aku adalah ayah yang hebat, bukan? -batin Jaehyun bangga.

Jaehyun memandang hujan yang turun semakin deras, sungguh ia ingin segera pulang.

"Sebaiknya anda berteduh didalam. Diluar dingin."

Jaehyun terlonjak ketika si pemilik toko tiba-tiba muncul dibelakangnya.

"O-oiya, terimakasih. Tapi aku ingin segera pulang karena anakku sedang menungguku dirumah." ucap Jaehyun kepada pemilik toko.

"Apakah anda yakin ingin pulang sekarang?" tanya pemilik toko khawatir.

"Iya." jawab Jaehyun singkat.

"Baiklah, hati-hati dalam perjalanan." ucap pemilik toko.

Jaehyun mengangguk dan berlari menuju mobilnya.

Dalam perjalanannya, Jaehyun mencoba untuk memfokuskan dirinya pada jalanan yang mulai tidak terlihat dengan jelas karena terkena derasnya hujan.

Tak berlangsung lama, sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak mobil yang dikendarai Jaehyun secara tiba-tiba.

Jaehyun terkejut sehingga tidak dapat mengendalikan mobilnya hingga mobil itu menabrak pembatas jalan dan terguling.

Jaehyun terkejut sehingga tidak dapat mengendalikan mobilnya hingga mobil itu menabrak pembatas jalan dan terguling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana duka menyelimuti keluarga Jung. Nyawa Jaehyun tak dapat diselamatkan akibat pendarahan serius di kepalanya akibat benturan keras pada saat kecelakaan tersebut.

Taeyong tak henti-hentinya menangisi kepergian suaminya, bahkan ia sempat pingsan setelah mendengar kabar menyakitkan tersebut.

Mark bahkan tak henti-hentinya menjerit dan memohon agar ayahnya bisa hidup kembali.

Ia benar-benar tak menyangka bahwa ayah tercintanya pergi selamanya tepat di hari ulang tahunnya.

Pemakaman mulai sepi, hanya tinggal Mark dan Haechan saja yang masih setia menunggui makam ayahnya karena Mark menyuruh Taeyong untuk pulang terlebih dahulu.

Air mata Mark turun kembali dari mata bengkaknya. Dengan masih terisak, ia mengelus dan mencium nisan bertuliskan nama ayahnya tersebut seakan ia sedang mencium pipi ayahnya.

Haechan mengelus lembut pundak Mark, mencoba menenangkan kakaknya yang masih belum merelakan ayahnya pergi.

"Kak Mark, ayo pulang." ajak Haechan sambil memegang tangan Mark.

Mark mengangguk lalu mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi meninggalkan pemakaman.

Mark mengangguk lalu mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi meninggalkan pemakaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang