3. Kenapa?

1.4K 310 47
                                    

Mark menjalani hari-harinya dengan penuh semangat, apalagi dengan pekerjaan barunya -yang ia jalani sekitar 3 mingguan ini meskipun ia masih tetap bekerja di cafe milik Doyoung.

Semenjak ia muncul di televisi, banyak orang mulai mengenalnya. Ketika ia sedang berada di tempat umum, orang-orang pasti akan memandangnya takjub.

"Wah, itu bukankah Mark yang biasa kita lihat di televisi?"

"Itu Mark kan? Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya."

"Dia orang yang muncul di televisi, sekarang berada tak jauh dariku."

"Lihatlah senyumnya! Dia tampan sekali!"

Bahkan ia juga sering dimintai tandatangan oleh para fansnya seakan dia adalah seorang artis yang sedang naik daun.

Mark merenggangkan otot-ototnya setelah keluar dari gedung besar tempatnya bekerja tersebut.

Ia melirik jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 23.34. Jalanan terlihat sepi karena waktu hampir menunjukkan tengah malam, namun sesekali masih terlihat mobil yang melintas.

Ia merasa lapar karena tadi tak sempat makan malam, jadi ia melewatkan makan malamnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke restoran yang buka 24-jam yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sepasang kekasih didalam satu mobil sedang beradu mulut satu sama lain, seakan menandakan bahwa hubungan mereka sedang tidak baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kekasih didalam satu mobil sedang beradu mulut satu sama lain, seakan menandakan bahwa hubungan mereka sedang tidak baik.

"Aku kan sudah bilang kalau aku sibuk! Kau tahu sendiri kan, aku bekerja dimana? Perusahaan besar milik Tuan Kim. Perusahaan ayahku bahkan lebih besar dari perusahaan milik ayahmu!" ucap lelaki itu dengan menekankan suaranya.

"Iya aku tahu. Tapi tak bisakah kau meluangkan waktumu sedikit saja untukku? Bahkan di perayaan dua tahun hubungan kita minggu lalu, kita tidak merayakannya. Kau bahkan tak ada kabar sama sekali." ucap lelaki satunya yang terlihat sedang menahan amarah.

"Merayakan anniversary maksudmu? Hilangkan rasa  kekanakanmu itu. Sadar, kau itu hampir lulus kuliah. Tapi pemikiranmu masih saja seperti remaja labil yang apa-apa harus dirayakan. Bersifatlah sedikit lebih dewasa!"

"Hey! Umur kita hanya berjarak satu tahun. Jadi jangan pernah kau katakan itu lagi!"

"Kenapa? Kau tersinggung? Rasanya aku sudah tak sanggup memiliki kekasih egois dan kekanakan sepertimu"

"Kita jarang bertemu, dan kita baru saja bertemu. Dan kau hanya membuatku ingin marah!"

"Silakan marah, aku takkan melarangmu karena sebentar lagi aku bukanlah siapa-siapamu!".

Mendengar itu, Lucas langsung melajukan mobilnya dengan kencang yang membuat Jungwoo ketakutan dan memejamkan matanya.

"Lucas! Kau gila! Hentikan mobilmu!"

Lucas tak menghiraukan perkataan Jungwoo dan menambah kecepatan pada mobil tersebut.

"Kau ingin kita mati hah?" teriak Jungwoo.

Jungwoo berfikir bahwa Lucas kini benar-benar telah kehilangan akal sehatnya.

"Daripada kita terus menjalin hubungan seperti ini. Lebih baik kita mati bersama. Itu lebih baik."

Jungwoo merinding mendengar apa yang baru saja Lucas ucapkan. Ia sungguh belum ingin mati sekarang.

"Aku tidak ingin mati ditanganmu, sialan!"

Jungwoo menangis ketakukan. Bahkan sebutan 'sayang' yang dulu ia gunakan untuk memanggil Lucas, kini telah berubah menjadi sebuah umpatan.

 Bahkan sebutan 'sayang' yang dulu ia gunakan untuk memanggil Lucas, kini telah berubah menjadi sebuah umpatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark keluar dari restoran tersebut. Ia berjalan sambil berharap ada sebuah taksi yang akan membawanya pulang. Sesungguhnya ia sudah rindu dengan kamarnya dan ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur empuknya.

Ia mengeluarkan headset dari dalam tasnya lalu mendengarkan musik untuk menghilangkan kesunyian.

Didalam pikiran Lucas, ia ingin membuat Jungwoo ketakutan dan meminta maaf atas segala ucapannya tadi yang sungguh menyakiti hatinya.

Ia sangat mencintai Jungwoo, namun apa yang kekasihnya perbuat selama beberapa bulan belakangan ini sangat membuatnya ingin marah karena kesibukan Jungwoo membuat mereka tak ada waktu untuk bertemu bahkan hanya untuk sekedar memberi kabar.

Ia berfikir Jungwoo lah yang egois karena ia hanya mementingkan pekerjaannya dan dirinya sendiri. Atau jangan-jangan, Jungwoo sudah memiliki kekasih lain.

Ia benar-benar frustasi. Ia ingin bersama Jungwoo selamanya, atau ia akan mati berdua dengan kekasihnya setelah ini.

"Lucas, awas!" teriakan Jungwoo menyadarkan Lucas yang sedang kalut dengan fikirannya.

Menyadari ada seseorang didepan, Lucas segera menginjak pedal remnya dengan kasar dan menekan klaksonnya berkali-kali. Namun karena jarak yang terlalu dekat dengan orang itu, mobil Lucas belum sempat terhenti dan akhirnya menabrak seseorang yang sedang menyebrang jalan itu.

Belum berhenti disitu saja, mobil milik Lucas akhirnya menabrak sebuah pohon yang tak jauh dari sana.

Mark berjalan santai, menikmati lagunya yang sengaja ia naikkan volumenya supaya suasana malam ini tidak menakutkan. Sebenarnya ia sedikit takut berjalan sendirian ditengah malam seperti ini, bukan karena takut akan bertemu hantu, tapi ia takut jika ada orang yang akan berbuat kejahatan padanya.

Handphone miliknya bergetar, sebuah pesan masuk dari Haechan yang ternyata menanyakan dirinya yang sekarang belum pulang. Ia memfokuskan matanya pada layar handphonenya dan membalas pesan dari adiknya tersebut agar ia tak khawatir.

Karena merasa jalanan sepi, ia menyebrang jalan dengan pelan sambil mengetik pesan. Namun belum sempat pesan itu terkirim, ia dikejutkan oleh mobil yang tiba-tiba melaju kencang ke arahnya.

Ia ingin menghindar namun tubuhnya terasa kaku karena terlalu terkejut.

Tabrakan pun terjadi. Tubuhnya terpental, handphone di genggamannya pun terlempar dan kepalanya membentur aspal yang amat keras tersebut.

Mark mencoba untuk bangkit namun tak bisa karena tubuhnya yang tiba-tiba lemas dan kepalanya terasa sangat berat. Ia juga mencium sesuatu berbau anyir mengalir dari kepalanya.

Mark masih mencoba untuk memfokuskan pandangannya yang sedikit kabur, ia ingin melihat apa yang baru saja terjadi sambil menahan sakit di kepalanya yang berdenyut sangat hebat.

Pandangan Mark berubah menjadi gelap padahal ia yakin masih dalam keadaan sadar. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali namun masih saja gelap.

Tak lama setelah itu ia kehilangan kesadarannya.














Jangan lupa klik ikon bintang dibawah ya~ sekali klik aja udah cukup^^
Thank you~

Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang